Bersabar, Resep Bagi yang Tertimpa Musibah

Buah kesabaran adalah keberhasilan.

Bersabar, Resep Bagi yang Tertimpa Musibah
Rep: Ali Yusuf Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap orang pernah tertimpa musibah selama hidupnya sebagai batu uji kesabarannya. Menurut Aidh bin Abdullah al-Qarni, musibah di dunia terbagi menjadi dua bagian.

Baca Juga

"Satu bagian ada jalan keluarnya, maka cara mengobatinya adalah dengan berusaha mengatasinya, dan bagian yang lain tidak ada jalan untuk menyelesaikannya, maka obatnya adalah bersabar," kata Aidh bin Abdullah al-Qarni dalam bukunya La Tahzan, Jangan Bersedih.

Dahulu, kata Aidh, ada seorang yang bijak mengatakan untuk menyelesaikan suatu masalah yang tidak ada jalan keluarnya adalah dengan bersabar. Barangsiapa yang selalu sabar pasti akan mendapatkan keberhasilan. 

Salah satu peribahasa mengatakan: "Sabar adalah kunci keberhasilan. Barangsiapa yang sabar, maka akan mampu mengatasi permasalahan. Buah kesabaran adalah keberhasilan, saat musibah memuncak, pasti akan datang kebahagiaan," katanya.

Aidh menyarankan waspadalah terhadap bahaya yang muncul dari celah-celah kesenangan dan harapkanlah memperoleh manfaat dari adanya larangan. Inginkanlah kehidupan dengan memohon kematian, karena sering terjadi usia panjang penyebabnya karena memohon kematian dan sering terjadi kematian penyebabnya karena lebih memilih usia panjang. 

"Keamanan itu kebanyakan datang dari arah yang menakutkan," katanya.

 

 

Orang-orang Arab mengatakan sesungguhnya suatu musibah merupakan pilihan terbaik. Al-Ashmu'i mengatakank yang maknanya bahwak sebagian musibah itu lebih ringan daripada sebagian yang lain. 

Abu Ubaidah mengatakan yang maknanya sebagai berikut:

"Apabila Anda tertimpa suatu musibah ketahuilah sesungguhnya masih ada yang lebih berat daripada musibah yang menimpa Anda sehingga anda rasakan musibah yang menimpa diri Anda menjadi ringan."

Salah seorang yang bijak mengatakan semua urusan itu sama-sama tidak diketahui kesudahannya, maka adakalanya hal yang disukai itu terdapat pada hal yang dibenci. Dan adakalanya hal yang dibenci terdapat hal yang disukai.

 

Berapa banyak orang yang bergelimang dengan kesenangan, padahal kesenangan itu justru menjadi sumber penyakitnya, dan berapa banyak orang yang dikasihani karena penyakit yang dideritanya, padahal justru penyakit itu sendiri membawa kesembuhan belinya. Banyak kebaikan berasal dari keburukan dan hal yang bermanfaat berasal dari hal yang berbahaya.

 
Berita Terpopuler