Komisi Sastra Saudi Adakan Konferensi Filsafat Pertama di Kerajaan

Saudi mengumumkan akan mengadakan konferensi filsafat.

Eurosport
Bendera Arab Saudi.
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Esthi Maharani

IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Komisi Sastra, Penerbitan dan Penerjemahan Kementerian Kebudayaan Saudi mengumumkan akan mengadakan konferensi filsafat. Konferensi pertama di Arab Saudi ini akan berlangsung di Perpustakaan Nasional Raja Fahad di Riyadh.

Selama tiga hari ini, para pemikir internasional, regional dan Saudi akan bersatu untuk membahas debat filosofis kontemporer yang paling mendesak. Tak hanya itu, mereka juga akan mengeksplorasi relevansi filsafat di dunia saat ini, dengan tema 'Ketidakpastian' atau 'Unpredictability'.

Dilansir di Al-Riyadh Daily, Rabu (8/12), beberapa filsuf internasional telah diundang untuk menjadi pembicara kegiatan ini. Termasuk di antaranya adalah penyiar terkemuka pada filsafat publik Michael Sandel dari Universitas Harvard, serta Presiden Federasi Internasional Masyarakat Filsafat Luca Maria Scarantino.

Sementara, beberapa filsuf terkemuka dari Arab Saudi yang akan ikut bergabung dan berbicara adalah, pendiri Konsultasi Pendidikan Baseera Dalia Toonsi. Ia akan menyelenggarakan Ruang Filsafat Anak-anak selama kegiatan konferensi ini berlangsung.

Tokoh lain yang hadir adalah Profesor Kritik dan Teori dari Universitas King Saud, Abdullah Al-Ghathami, yang akan membantu membuka konferensi. Asisten Profesor Filsafat dan Ketua Pusat Filsafat Saudi di Universitas Taibah, Hassan Alsharif, akan membahas bagaimana secara etis memberikan respons terhadap pandemi global.

Alwaleed Adel Alsaggaf dari Ludwig-Maximilians-Universität di Munich dan Dr. Abdullah Almutairi, presiden Saudi Philosophy Society juga disebut akan memberikan pandangannya selama kegiatan ini. Program selama tiga hari penuh ini tersedia di situs web konferensi.

CEO Komisi Sastra, Penerbitan, dan Penerjemahan, Dr. Mohammed Hassan Alwan, mengatakan Konferensi Filsafat Riyadh dilaksanakan di tengah kondisi yang penting, baik bagi dunia maupun Kerajaan Arab Saudi. Bagi dunia, kondisi pandemi telah menunjukkan bahwa ketidakpastian, sesuai tema konferensi, berdampak pada seluruh aspek kehidupan.

"Hal ini mengungkapkan kerentanan, tetapi juga menunjukkan bagaimana kemanusiaan bersama sangat penting dalam menyelesaikan tantangan. Sudah saatnya konferensi ini mengeksplorasi beberapa pertanyaan terbesar umat manusia melalui lensa yang tidak dapat diprediksi, dan menunjukkan relevansi filsafat bagi kita semua, tidak peduli usia kita, atau kebangsaan kita," ujar dia.

Adapun beragam sesi pembicaraan yang digelar akan mencakup berbagai tema dan perspektif. Di antaranya, mengangkat tema 'Yang Tak Terduga dan Batas Akal Manusia', 'Homo Detritus dan Luasnya Waktu', 'Masa Lalu yang Tak Dapat Diprediksi: Memikirkan Kembali Sejarah', ' Bagaimana Yang Tak Terduga Dapat Menumbuhkan Paradigma Ilmiah Baru' dan 'Tantangan Pemeriksaan'.


Institusi akademik terkemuka lainnya yang akademisinya ambil bagian dalam kegiatan tersebut adalah Universitas New York, Université Paris Diderot - Paris VII, Universitas London, Boğaziçi niversitesi, Universitas Harvard, Universitas Alfaisal, Universitas Qassim Arab Saudi, Universitas Cape Town, Universidad Nacional del Nordeste, Bolivia, Universitas Amerika di Kairo, Universitas Kairo, Universitas Pretoria, Universitas Buenos Aires dan Universitas Toronto.

"Konferensi ini merupakan momen penting bagi Arab Saudi. Kami menikmati periode transformasi yang menggembirakan saat kami mengejar tujuan ambisius Visi 2030, terutama di ruang budaya," ujar Hassan Alwan.

Ia menambahkan, Konferensi Filsafat Riyadh adalah lambang dari transformasi tersebut. Dengan memperkuat minat pada filsafat dan pemikiran kritis, khususnya di kalangan anak muda, konferensi ini diharap dapat membantu menyediakan alat intelektual bagi Saudi dalam membangun masa depan yang lebih sejahtera.

Lebih lanjut, kegiatan ini disebut akan menampilkan pembicaraan pleno, panel, ruang anak-anak, instalasi interaktif berteknologi tinggi yang menghidupkan filosofi seperti 'pohon filosofi', serta berbagai kegiatan yang dijalankan oleh mitra lokal. Salah satunya adalah keberadaan lokakarya untuk anak-anak yang dijalankan oleh konsultan pendidikan Saudi, Baseera.

Saudi Philosophical Society akan membuka stan Philosophical Café untuk sesi networking. Klub Filsafat Mekal nantinya akan menampilkan buku-buku filsafat langka, sementara stan Majalah Hekmah akan menampilkan hasil wawancara, video dan publikasi. Platform budaya Mana nantinya menjadi tuan rumah 'Desa Baca', dan 'Platform Mana' dari percakapan global dengan para filsuf.

"Kami dengan senang hati menyambut para pemikir terkemuka dan pusat pembelajaran terkemuka dari seluruh dunia, dalam semangat kemitraan yang saling menguntungkan. Kami yakin, akan ada warisan abadi dari dialog lintas budaya dan persahabatan, yang memiliki efek riak positif di dalam dan luar negeri," lanjutnya.

 
Berita Terpopuler