Epidemiolog: Vaksin dan Prokes Upaya Cegah Varian Covid-19

Vaksin memberikan perlindungan saat seseorang terpapar virus.

Prayogi/Republika.
Pejalan kaki melintas didekat mural bertema covid-19 dikawasan Lapangan Bhayangkara, Jakarta, Rabu (1/12). Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan perkembangan situasi pandemi Covid-19 di Indonesia hingga saat ini masih terkendali.Prayogi/Republika.
Rep: Dian Fath Risalah Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga, Windhu Purnomo menegaskan apapun varian virus Covid-19, masyarakat diharapkan menerapkan 100 persen protokol kesehatan (prokes) dan melengkapi vaksinasi sebagai upaya pencegahan. Saat ini, pemerintah terus memantau virus COVID-19 varian baru omicron. 

Baca Juga

Berbagai upaya dan kebijakan diambil guna mencegah virus tersebut masuk ke Indonesia. Munculnya  varian ini menjadi bukti, Covid-19 tetap harus diwaspadai. Windhu menjelaskan, omicron memunculkan gejala yang kurang lebih sama, yakni seperti influenza pada umumnya, yang membedakan adalah tempat mutasinya. 

Cara penularan juga tidak jauh berbeda, yaitu melalui droplet dan bisa sebagai airborne (penyakit yang menyebar lewat udara) di tempat tertutup. Selama masih terjadi penularan, ujarnya, maka mutasi akan selalu dapat terjadi.

“Jadi prokes tetap nomor satu untuk mencegah tertular atau menulari orang lain, dan mencegah terjadinya mutasi baru,” kata Windhu, Selasa (7/12).“Kalau ingin mencegah mutasi, jangan sampai terjadi transmisi,” lanjutnya.

Terkait percepatan vaksinasi, ia meminta masyarakat tidak pilih-pilih vaksin atau bahkan menolak vaksin. Sebab, ujarnya, vaksin memberikan perlindungan ketika kita terpapar virus, agar tidak sakit berat bahkan risiko yang lebih buruk lainnya.“Kalau bisa 100 persen vaksinasi dosis lengkap, kita akan lebih aman,” kata Windhu.

Apabila upaya-upaya tersebut dapat berlangsung baik, Windhu mengatakan cukup optimistis dengan situasi pandemi saat ini, di mana Indonesia sedang dalam proses. “Endemi adalah sasaran antara, goal kita adalah terkendalinya COVID-19 sehingga nyaris nol (kasus),” ujar dia.

Pemerintah terus memantau virus Covid-19 varian baru omicron. Berbagai upaya dan kebijakan diambil guna mencegah virus tersebut masuk ke Indonesia. Munculnya varian ini menjadi bukti bahwa Covid-19 tetap harus diwaspadai. Karena itu, meski pandemi dalam situasi landai di Indonesia, pemerintah meminta masyarakat terus menjaga protokol kesehatan dan segera melengkapi vaksinasi.

World Health Organization atau WHO menyatakan varian B.1.1.529 atau omicron pertama kali ditemukan di Benua Afrika pada 24 November 2021. Hanya dua hari sesudahnya, varian ini telah dikategorikan sebagai variant of concern. 

 

Omicron disebut sebagai salah satu yang sangat cepat dalam penularan dan di berbagai negara, penelitian terus dilakukan untuk mempelajari varian baru  ini. Juru Bicara  Vaksinasi COVID-19 Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi menggarisbawahi bahwa penyebaran Omicron sangat cepat. 

"Jumlah negara yang melaporkan sudah hampir 45 negara, jadi sangat cepat penyebarannya,” ujar Nadia dalam diskusi daring, Selasa.

Ia juga menjelaskan bahwa di beberapa negara tersebut, terdapat kasus di mana orang yang terinfeksi tidak memiliki riwayat perjalanan luar negeri. Karena itu Nadia mengingatkan, bahwa sejalan dengan pengetatan pintu masuk, masyarakat di dalam negeri juga harus tetap waspada.

Sedangkan terkait situasi di tanah air, Nadia menyebutkan, meski laju penularan rendah, namun varian Delta yang mendominasi virus COVID-19 di Indonesia masih terus bermutasi. Setidaknya 23 varian turunan telah teridentifikasi. 

Artinya, kata Nadia, upaya pengendalian seperti disiplin prokes, vaksinasi dan deteksi dini adalah keharusan. “Kalau prokes dilakukan, dapat mencegah virus menemukan inang baru untuk berkembang,” tuturnya. 

Sedangkan vaksinasi, dikatakannya, selain mencegah sakit parah, juga akan menekan jumlah populasi virus. “Bila semua sudah divaksinasi, kita akan punya benteng kekebalan yang bisa menjaga kita dari varian baru dari luar negeri maupun munculnya varian baru di dalam negeri,” papar Nadia.

 

 
Berita Terpopuler