Presidensi G20, Tunjukkan Kepercayaan pada Indonesia

Indonesia mendapatkan kehormatan dan kepercayaan untuk menjadi Presidensi G20

Kemenko Perekonomian
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso (Kemenko Perekonomian).
Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan, Presidensi G20 Indonesia merupakan sebuah kepercayaan dari anggota G20 dan juga suatu penghormatan bagi Indonesia untuk memimpin G20. Utamanya hal ini terjadi di masa pandemi.

"Dengan harapan Indonesia bisa memberikan andil yang sangat besar terutama exit policy dari pandemi Covid-19 yang akan berperan besar dalam menentukan arah kebijakan ke depan," kata Susiwijono di Jakarta, Jumat (3/12).

Ia memaparkan, Indonesia patut berbangga pada saat seperti ini Indonesia mendapatkan kehormatan dan kepercayaan untuk menjadi Presidensi G20.

Sesuai tema besar yang diusung adalah Recover Together, Recover Stronger, artinya Indonesia ingin pulih bersama-sama dengan seluruh negara di dunia, di berbagai sektor. Dengan tema tersebut Indonesia ingin mewujudkan pemulihan ekonomi global menjadi lebih kuat dan berkelanjutan. Jadi, ini tema besarnya," ujar Susiwijono, seperti dalam siaran persnya, Jumat (3/12).

Ditambahkannya, Presidensi G20 Indonesia merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk berkontribusi lebih besar bagi pemulihan ekonomi global. Dengan partisipasi aktif membangun tata kelola dunia yang lebih sehat, lebih adil, dan berlanjutan berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Presidensi G20 Indonesia diharapkan dapat memberikan semangat baru untuk mewujudkan tatanan dunia yang bukan hanya memberikan kesejahteraan dan kemakmuran, namun juga menjamin keberlanjutan kehidupan di masa depan.

Presidensi G20 Indonesia akan fokus untuk membawa tiga isu pembahasan strategis yaitu penanganan kesehatan yang inklusif, transformasi ekonomi berbasis digital, dan transisi menuju energi berkelanjutan. Presidensi G20 Indonesia menjadi momentum untuk meningkatkan diplomasi ekonomi melalui upaya menciptakan arsitektur ekonomi dan kesehatan global pascakrisis.

"Jadi tiga isu ini nanti akan mengerucut bahwa kita semua negara-negara di dunia ingin pulih bersama-sama," kata Susiwijono.

Baca Juga

Pendapat senada disampaikan Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Prof Mayling Oey. Ia mengatakan bahwa dengan kepemimpinan Indonesia di G20, Indonesia akan turut menentukan arah pembangunan perekonomian dunia.

"Dengan demikian Indonesia akan diuntungkan. Indonesia bisa membangun perekonomian dunia. Dengan tiga isu yang diangkat itu, tentunya akan membuat Indonesia bisa menjadi motor pemulihan global," kata Prof Mayling.

Menurut Prof. Mayling, Indonesia sangat berpengalaman dalam tiga isu yang diangkat pada pertemuan G20 hingga 2022 mendatang.

"Misalnya, dalam penanganan kesehatan, tentunya dalam masa pandemi yang dipulihkan kesehatannya dulu atau ekonominya. Indonesia memutuskan bahwa kesehatan yang harus diutamakan sambil beriringan dengan pemulihan ekonominya. Di sini terlihat bahwa Indonesia memiliki pengalaman yang baik," ujarnya.

 
Berita Terpopuler