Jubir Jelaskan Pengaruh Vaksin Terhadap Omicron

Semakin banyak orang divaksin, benteng kekebalan bersama juga akan terbentuk.

Dok Kemenkes
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi.
Rep: Dian Fath Risalah Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA - Pandemi Covid-19 di Indonesia yang melandai menjadi momentum  emas mempercepat capaian vaksinasi di berbagai wilayah. Akselerasi vaksinasi juga sangat penting  untuk meminimalisasi dampak penyebaran varian baru virus Covid-19 yang sewaktu-waktu bisa datang ke Indonesia.

Baca Juga

Kondisi pandemi yang terkendali saat ini, dianggap menjadikan masyarakat cenderung menunda vaksinasi. Terkait hal ini, Juru Bicara Vaksinasi CovidD-19 Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi menyebutkan, di beberapa daerah dalam 2-3 minggu ini terjadi penurunan jumlah penyuntikan vaksin per harinya. 

“Kondisi penularan yang membaik, membuat masyarakat tidak buru-buru divaksin, mereka menunggu-nunggu dan memilih vaksin merek tertentu,” ujar Nadia dalam Dialog Produktif Media  Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN dikutip Kamis (2/12). 

Sekali lagi, ia menekankan, semua merek vaksin yang beredar di Indonesia aman dan berkhasiat. Sehingga, masyarakat diminta segera melakukan vaksinasi dengan merek yang tersedia. 

"Semua vaksin sama baiknya, efek samping itu biasa sebagai reaksi tubuh kita saat dilatih vaksin untuk menstimulasi sistem kekebalan tubuh,” papar Nadia.

 

 

Mengenai pengaruh vaksin pada varian baru, Nadia mengemukakan, vaksin bisa mencegah dari sakit parah terhadap varian baru tersebut. Walaupun masih banyak yang harus diteliti terkait efikasi, namun efek proteksi vaksin tetap banyak dan manfaatnya lebih besar.

Selain itu, ujarnya, dengan semakin banyak orang divaksin, benteng kekebalan bersama juga akan terbentuk untuk melindungi kita melawan varian baru tersebut.

Saat ini capaian vaksinasi nasional adalah sekitar 67% untuk dosis pertama dan sekitar 46% untuk dosis kedua. 

Sementara vaksinasi lansia masih perlu terus digenjot, karena baru mencakup sekitar 53% untuk dosis pertama. Guna percepatan vaksinasi lansia ini, dilakukan upaya mendekatkan vaksinasi kepada masyarakat, seperti sistem door to door dan Posyandu lansia. 

Selain itu, Nadia menekankan pentingnya terus melakukan sosialisasi dan edukasi agar para lansia bersedia divaksin, dengan menggandeng tokoh masyarakat, agama, media, juga memastikan tenaga kesehatan menyampaikan informasi yang benar. Tak kalah penting adalah perlunya inovasi dan pendekatan spesifik lokal sesuai kebutuhan, yang dapat dijalankan tiap daerah. 

 

 

 

 

Nadia juga meluruskan persepsi keliru, bahwa lansia yang memiliki banyak penyakit penyerta maka tubuhnya lemah untuk divaksin. Justru sebaliknya, lansia dikatakannya harus dibantu imunitasnya melalui vaksinasi. 

 

Bahkan vaksin COVID-19 justru didesain untuk kaum lansia dan penderita komorbid, sehingga vaksin tersebut akan memberikan perlindungan yang diharapkan. 

 
Berita Terpopuler