Jauhilah Tujuh Perkara, Apa Saja?

Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan.

Antara/Retno Esnir
Umat Islam melaksanakan shalat (ilustrasi).
Rep: Ali Yusuf Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW mengingatkan umatnya tidak menyekutukan Allah SWT. Peringatan itu disampaikan Rasulullah dalam  hadits yang diriwayat Abu Hurairah ra bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda. 

Baca Juga

"Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan. Yakni membinasakan agama, kita berlindung kepada Allah. Mereka bertanya. Apakah tujuh perkara itu, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, menyekutukan Allah."

"Inilah yang paling berbahaya di antara perkara-perkara yang membinasakan tersebut. Yakni engkau menyekutukan Allah, padahal Dia telah menciptakanmu dan memberimu nikmat saat engkau di perut ibumu, setelah dilahirkan dan pada masa kecilmu." 

"Intinya, Dia telah melimpahkan nikmat yang sangat banyak kepadamu, lantas engkau menyekutukan-Nya, kita berlindung kepada Allah. Menyekutukan Allah merupakan tindakan zhalim yang paling kejam," demikian kata Nabi seperti ditulis dalam buku 'Ensiklopedi Halal Haram Dalam Islam" karangan Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin.

Nabi menegaskan, bahwa perbuatan zhalim itu  yang paling bengis. Bahwa engkau membuat tandingan bagi Allah, padahal Dia telah menciptakanmu. Inilah yang paling dahsyat di antara perkara-perkara yang membinasakan, yakni menyekutukan Allah. 

Menyekutukan Allah itu bermacam-macam bentuknya, di antaranya:

 

 

Pertama, seseorang mengagungkan makhluk seperti ia mengagungkan Sang Khaliq. Perilaku ini biasanya dilakukan oleh orang bawahan yang statusnya sebagai budak maupun merdeka. Anda mendapatinya lebih mengagungkan tuan, raja, dan menterinya daripada pengagungannya kepada Allah. 

Untuk itu, kata Nabi Muhammad kita mesti memohon perlindungan kepada Allah dari perbuatan seperti ini karena merupakan kesyirikan yang besar. Yakni, Anda mengagungkan makhluk tidak berbeda dengan Anda lebih besar ketimbang pengagungan kepada Allah. 

Indikator Pengagungan yang melebihi pengagungan terhadap Allah ini bahwa bila pimpinan, menteri, raja atau tuannya mengatakan lakukan tugas ini pada waktu shalat, ia lebih memilih meninggalkan shalat dan menjalankan perintah tersebut walaupun seandainya waktu shalat habis, ia tidak peduli.

Sikap ini berarti ia memberikan pengagungan kepada makhluklebih besar dibanding pengagungan kepada Sang Khaliq, Allah.

Kedua, cinta. Yakni mencintai seseorang seperti kecintaan kepada Allah atau lebih besar lagi. 

"Anda akan melihatnya memuji-muji orang yang dicintai ini dan lebih mengharapkan cintanya daripada cinta Allah,"  katanya.

Perilaku ini kita berlindung kepada Allah- bisanya dilakukan oleh orang-orang yang sedang kasmaran. Orang yang sedang dimabuk cinta, baik kepada wanita dewasa maupun gadis, Anda akan melihat hatinyadipenuhi oleh perasaan cinta kepada selain Allah yang lebih besar daripada cinta kepada Allah. Allah telah berfirman :

"Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapan orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah..." (Al-Baqarah ayat 165).

 

 

Ketiga, dan ini sesuatu yang tidak tampak, adalah riya' (pamer). Riya' tergolong perbuatan menyekutukan Allah. Contohnya, seseorang sholat dan menunaikannya dengan bagus karena si Fulan melihat dan menyaksikannya. Ia puasa agar disebut orang yang senang beribadah puasa. 

Ia bersedekah supaya dikenal sebagai orang yang dermawan. Tindakan ini disebut riya.  

Keempat, adalah bila dunia menguasai pikiran dan akal seseorang. Anda mendapati akal, pikiran, dan tubuh orang seperti ini saat tidur dan terjaganya, semuanya tercurah kepada dunia, apa yang telah diperoleh hari ini dan apa yang belum diwujudkan. 

Oleh sebab itu, untuk mendapatkan keuntungan duniawi, orang ini melakukan manuver- manuveryang halal maupun haram, dusta dan menipu para penguasa. Ia tidak memedulikan usaha-usaha haram tersebut, sebab dunia telah memperbudak dirinya, kita memohon perlindungan kepada Allah. 

Dalil perbuatan syirik jenis ini adalah sabda Nabi SAW, "Celakalah hamba dinar."

Apakah kalian menganggap orang ini sujud kepada dinar? Tidak seperti itu. Tetapi dinar (materi) telah menguasai hatinya. "Celakalah hamba dinar, celakalah hamba dirham, celakalah hamba kain bermotif.."

Maksudnya adalah pakaian. "...Celaknlah hamba kain beludru."

Maksudnya, Permadani dan karpet. Jadi obsesinya hanya mempercantik busananya dan memperindah kasur, karpet dan sebagainya. Bagi dirinya, hal ini lebih penting daripada shalat dan ibadah-ibadah yang lain. 

"Jika diberi ia ridha dan jika tidak diberi ia murka." Yakni bila Allah menganugerahkan nikmat kepadanya, ia berkata, "Ini Rabb Yang Maha Dermawan, Maha Agung, Maha Mulia yang berhak segalanya." Namun bila tidak diberi, orang ini murka, -kita berlindung kepada Allah--. Allah berfirman.

"Dan di antara msnusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi; maka jika memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang, Rugilah ia di dunia dan di akhirat..." (Al-Hajj ayat 11). 

 
Berita Terpopuler