Newcastle, Dana Besar, Performa Ambyar

Newcastle belum mencicipi kemenangan dalam 14 laga Liga Primer Inggris musim ini.

Mike Egerton/PA via AP
Pemain Newcastle United Ciaran Clark dikeluarkan dari lapangan saat pertandingan sepak bola Liga Primer Inggris antara Newcastle United dan Norwich City di St James' Park, Inggris, Rabu (1/12) dini hari WIB. Newcastle ditahan imbang 1-1 Norwich.
Rep: Muhammad Ikhwanuddin Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, NEWCASTLE -- Liga Primer Inggris musim 2021/2022 sudah hampir berjalan setengah musim. Namun Newcastle United belum juga mencicipi kemenangan.

Catatan tujuh hasil imbang dan tujuh kekalahan dari 14 pertandingan bukanlah hal yang menyenangkan bagi Pangeran Arab, Mohammad Bin Salman Al Saud, yang baru mengakuisisi kepemilikan the Magpies.

Usaha merebut tiga poin pun kembali gagal ketika menghadapi Norwich City, Rabu (1/12) dini hari WIB. Kemalangan langsung menimpa Newcastle ketika salah satu pemainnya, Ciaran Clark diusir wasit dengan kartu merah saat pertandingan baru berjalan sembilan menit.

Clark dianggap melakukan pelanggaran berat karena menarik tangan striker Norwich, Teemu Pukki, yang berusaha membangun serangan menuju zona pertahanan Newcastle. Wasit beranggapan Clark secara sengaja menjatuhkan lawan dalam situasi peluang besar Norwich mencetak gol.

Tuan rumah Newcastle sejatinya bisa saja keluar sebagai pemenang setelah Callum Wilson mencetak gol dari titik putih pada menit ke-61. Namun sayangnya, tim tamu berhasil menyeimbangkan kedudukan melalui sontekan Teemu Pukki saat laga tersisa 12 menit.

Hasil 1-1 membuat Newcastle terpaksa menerima kenyataan belum bisa 'pecah telur'. Tim yang baru dilatih oleh Eddie Howe itu pun masih terjerembab di dasar klasemen sementara Liga Primer Inggris dengan mengemas tujuh poin.

Fakta ini tentu berbuah tanda tanya mengingat Newcastle sudah berpindah tangan ke pihak yang jauh lebih kaya. Pangeran Arab melalui konsorsium bernama Public Investment Fund (PIF) memiliki 80 persen saham Newcastle seharga 300 juta poundsterling. Otomatis, ada peningkatan signifikan dalam anggaran belanja tim di masa kini.

Laman The Guardian mengeklaim bahwa pemilik Newcastle memberikan uang belanja mencapai 150 juta poundsterling atau setara dengan Rp 2,1 triliun untuk membeli pemain baru. Meski terlihat kecil dibandingkan klub lain, kenyataannya biaya tersebut bisa dibilang besar untuk tim sekelas Newcastle.

Pembelian pertama Newcastle adalah merekrut pelatih baru. Pilihan pun jatuh ke tangan eks juru taktik Bournemouth, Eddie Howe. Akan tetapi, Howe belum bisa menghadirkan perubahan yang berarti untuk kemajuan tim sejauh ini.

Baca Juga

Baca juga : Pemain Muslim Ini Jadi Target Transfer Utama Rangnick

Sudah tiga pertandingan Howe meracik strategi untuk tim yang keluar masuk ke kasta yang lebih rendah tersebut. Meski begitu, Howe menyatakan tidak akan menyerah sampai timnya merebut kemenangan.

"Tantangan ke depan masih sangat besar. Kami sama sekali tidak berkhayal tentang rintangan yang akan kami hadapi karena kami harus meraih kemenangan. Hasil imbang tidak akan cukup," kata Howe dilansir dari BBC Sport, Rabu (1/12).

Pelatih Newcastle Eddie Howe meninggalkan lapangan setelah pertandingan sepak bola Liga Primer Inggris. - (AP/Kirsty Wigglesworth)

 

 


Pernyataan Howe berkaitan dengan sederet tim-tim besar yang akan menanti selama bulan Desember. Setelah menghadapi Burnley akhir pekan nanti, Newcastle akan menantang Leicester City, Liverpool, Manchester City, Manchester United, dan Everton.

"Kami harus menularkan semangat kepada seluruh pemain agar bisa meraih yang kami rencanakan. Saya melihat ada perkembangan, itulah yang menjadi kunci kami," tegas Howe.

Di satu sisi, Howe mengaku tidak mengumbar banyak janji kepada petinggi klub ketika menerima tawaran kerja sebagai pelatih Newcastle. Juru taktik usia 44 tahun ini menegaskan, hanya akan berusaha maksimal untuk mempertahankan tim agar tetap di Liga Primer Inggris.

"Sangat sulit berjanji bahwa kami akan memakai uang untuk belanja pemain. Saya hanya bisa berjanji kepada pemilik klub untuk selalu mencoba meraih kebutuhan tim," ucap Howe.

Sebagai awal dari usaha perbaikan tim, Howe memulai perubahan di pola latihan dengan merapikan susunan pertahanan. Ia tetap mempertahankan pola empat bek dengan menginstruksikan pemain berdiri lebih rapat ketika sedang diserang.

 
Berita Terpopuler