Urutan Booster Vaksin Terbaik untuk Tangkal Omicron

JCVI sebut vaksin merek tertentu lebih andal sebagai booster dalam tangkal omicron.

ANSA
Gambar pertama varian omicron vs delta dirilis oleh pakar dari ANSA, Italia. JVCI mengungkapkan urutan vaksin yang cocok untuk digunakan sebagai booster dalam menghadapi varian omicron.
Rep: Puti Almas Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan infeksi penyakit Covid-19 telah memunculkan berbagai varian sejak menjadi pandemi. Ada sejumlah varian yang menjadi kekhawatiran di seluruh dunia karena tingkat penularan tinggi.

Di antara varian terbaru yang dikategorikan sebagai varian yang menjadi perhatian oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah omicron. Varian baru itu pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan.

Menurut penelitian, omicron mengandung mutasi yang mungkin menghindari sejumlah respons imun dari vaksin Covid-19 saat ini. Karena itu, pemberian dosis penguat vaksin (booster) menjadi salah satu program yang diperluas oleh banyak negara di dunia.

Secara khusus, pemberian dosis penguat ditujukan bagi orang-orang yang berusia 18 tahun ke atas. Data yang tersedia saat ini belum menunjukkan tentang seberapa manjur vaksin Covid-19 terhadap omicron.

Menurut Wei Shen Lim, Ketua Komite Bersama untuk Vaksinasi dan Imunisasi di Inggris (JCVI), vaksin yang digunakan di negara itu dan secara global telah dirancang untuk melawan jenis liar virus corona dan tidak direkayasa untuk varian baru. Lim mengatakan bahwa semakin besar ketidakcocokan antara vaksin dan varian baru akan meningkatkan kemungkinan lolosnya kekebalan.

Pemberian booster diyakini meningkatkan respons kekebalan tubuh, sehingga dapat menawarkan ‘senjata’ terbaik dalam melawan varian baru. Lebih lanjut, Lim mengatakan bahwa ada tiga vaksin utama yang digunakan di Inggris untuk meningkatkan respons kekebalan, guna menghindari penularan omicron.

Vaksin Pfizer dan Moderna disebut memberi lebih banyak perlindungan dalam hal produk booster dibandingkan AstraZeneca. Meski demikian, AstraZeneca masih memberikan perlindungan yang substansial terhadap berbagai varian Covid-19, meski tidak menyamai dua produk lainnya.

Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) mengatakan bahwa vaksin Pfizer harus diberikan sebagai booster, terlepas dari jenis vaksin yang diterima oleh orang-orang di negara itu untuk dosis pertama dan kedua. JCVI juga mengeluarkan saran bahwa program booster harus didapatkan sesuai usia dan orang-orang dengan kelompok risiko kesehatan tertentu.

Mereka yang mengalami gangguan kekebalan tubuh juga diminta untuk mendapatkan dosis ketiga, bahkan sekalipun sudah menerima tiga dosis sebelumnya. Menurut apoteker di Pharmacy2U Inggris bernama Phil Day, masyarakat harus mendapatkan booster tidak lebih awal dari enam bulan setelah Anda menerima dosis kedua vaksin Covid-19.

Baca juga : Gejala Varian Omicron, Vaksin, dan Langkah Pencegahannya

Mutasi yang mengkhawatirkan

Varian omicron diketahui memiliki banyak mutasi pada bagian spike protein-nya. Ahli menilai, mutasi membuat varian ini lebih mudah menginfeksi orang yang sudah divaksinasi dan berpotensi menurunkan proteksi vaksin hingga 40 persen.

Baca Juga

Varian omicron merupakan varian yang paling berkembang dengan total 50 mutasi. Sebanyak 32 mutasi di antaranya dinilai mengkhawatirkan.

Beberapa ahli membandingkan varian omicron dengan varian beta yang ditemukan pertama kali di Afrika Selatan pada akhir 2020. Varian beta diketahui dapat menurunkan efikasi vaksin Covid-19 sebanyak 30-40 persen.

Sementara itu, varian delta yang dikhawatirkan dapat menghindari vaksin dengan tingkat penularan yang tinggi, ternyata tidak demikian. Diharapkan bahwa omicron juga demikian.

"Bisa jadi kita tidak perlu memperbarui vaksinasi," jelas David Kennedy, yang mempelajari evolusi penyakit menular di Penn State University, AS.

Di sisi lain, Direktur Rosalind Franklin Institute, Prof James Naismith, menilai omicron hampir pasti akan membuat vaksin menjadi kurang efektif. Alasannya, varian ini tampak mirip dengan varian lain bernama B.1.1.

"Tampaknya varian ini menyebar lebih cepat, tapi kita belum mengetahui itu," jelas Prof Naismith.

Baca juga : Cegah Infeksi Omicron, Perlukah Vaksin Dosis Ketiga?

 
Berita Terpopuler