1,7 Juta Dosis Vaksin Astrazeneca Kembali Tiba di Indonesia

Kedatangan vaksin ini mempercepat dan memperluasan program vaksinasi.

REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Vaksin Covid-19 AstraZeneca (ilustrasi). Sebanyak 1,7 juta dosis vaksin AstraZeneca kembali tiba di Indonesia.
Rep: Dian Fath Risalah Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia kedatangan vaksin dalam tahap ke-138 sebanyak 1.712.300 dosis vaksin AstraZeneca. Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kemenkominfo Usman Kansong mengatakan, Pemerintah Indonesia secara konsisten dan bertahap terus menambah stok vaksin, termasuk dengan kedatangan 1,7 juta dosis vaksin AstraZeneca kali ini.

Usman menuturkan, vaksinasi telah berlangsung hampir setahun. Hingga saat ini, lebih dari 138 juta penduduk telah divaksinasi, dengan 94 jutaan di antaranya telah lengkap divaksinasi sebanyak dua dosis.

Banyaknya jumlah penduduk Indonesia membuat target sasaran untuk mencapai herd immunity juga tinggi, yaitu sekitar 208 juta penduduk. Menurutnya, dengan lancarnya kedatangan vaksin, membuat upaya percepatan dan perluasan program vaksinasi jadi lebih optimal.

Hal ini juga seiring langkah pemerintah meningkatkan capaian vaksinasi di daerah-daerah. Sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo, Usman menambahkan, setiap vaksin jadi yang telah datang, akan langsung secepatnya didistribusikan ke berbagai daerah di Indonesia, agar program penyuntikan vaksin berjalan lancar dan lebih cepat.

Dia juga mendorong agar vaksinasi lansia terus ditingkatkan. Menurutnya, berdasarkan data dari Satgas Covid-19 kelompok ini yang paling berisiko tinggi atau sekitar 46 persen kematian dari kelompok lansia.

"Karena itu, pemerintah terus menggencarkan program vaksinasi nasional di seluruh penjuru negeri," kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa (30/11).

Selain jaminan ketersediaan stok vaksin dan upaya percepatan vaksinasi, lanjutnya, pemerintah juga terus memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya bagi yang masih ragu dan enggan untuk divaksinasi. Dia menegaskan, vaksinasi menjadi pelindung terhadap ancaman virus Covid-19 yang telah bermutasi beberapa kali ini.

"Jangan ambil risiko dengan menganggap pandai telah berakhir. Di samping tetap menjaga dan menjalankan protokol kesehatan," tegasnya.

Baca Juga

 

 
Berita Terpopuler