Kapolda Papua Klaim Bentrok Kopassus-Brimob Sudah Selesai

Insiden Kopassus dengan Brimob diduga karena salah paham soal jual beli rokok.

Dok Polri
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri.
Rep: Bambang Noroyono Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA — Polda Papua memastikan, tak akan ada bentrokan lanjutan antara personel kepolisian, dengan satuan militer di Tembagapura, Timika. Kapolda Papua Inspektur Jenderla (Irjen) Mathius Fakhiri mengatakan, insiden salah paham, dan baku hantam antara satuan Korps Brimob Polri, versus Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Tentara Nasional Indonesia (TNI) sudah diselesaikan di level pemimpin masing-masing satuan, untuk mengakhiri perselisihan.

Baca Juga

“Tidak. Tidak ada bentrok. Itu cuma salah paham saja. Dan itu sudah diselesaikan. Sudah tidak ada masalah,” kata Irjen Mathius, saat dihubungi RepJabar, dari Jakarta, Senin (29/11).

Mathius mengatakan, dua satuan yang sebelumnya saling salah paham itu, sama-sama bertugas sebagai personel Operasi Nemangkawi. Dari Kopassus, kata dia, adalah satuan tugas (Satgas) Nanggala. Sedangkan, dari Brimob adalah Satgas Amole. “Mereka itu sama-sama Operasi Nemangkawi. Sama itu,” kata Mathius.

Karena dalam operasi yang sama, kata Mathius, penyelesaian selisih paham lebih gampang diselesaikan, dan mudah diantisipasi. Sebab kata Mathius, para personel Operasi Nemangkawi, berada dibawah kendalinya. “Mereka itu (Operasi Nemangkawi) di bawah Kapolda. Sudah diselesaikan langsung,” ujar Mathius.

Jenderal polisi bintang dua itu, pun memastikan, tak akan ada lagi keributan antara personel keamanan, baik dari Polri, maupun TNI di Papua. “Tidak akan lagi. Sudah aman-aman saja,” ujar dia.

Sebelumnya dikabarkan, bentrokan terjadi antara Korps Brimob dengan Kopassus, di Tembagapura, Timika, pada Sabtu (27/11). Kabid Humas Polda Papua, Komisaris Besar (Kombes) Ahmad Mustofa Kamal mengatakan, bentrokan tersebut, terjadi di Mess Hall, Ridge Camp Pos RCTU Mile-72. Ia menerangkan, bentrokan itu berawal dari enam personel Satgas Amole Kompi-3 dari Satuan Brimob Polri, yang berada di lokasi kejadian berjualan rokok.

“Selanjutnya, tiba-tiba datang personel Nanggala dari Kopassus sebanyak 20 orang,” ujar Kamal, dalam siaran pers resmi yang diterima di Jakarta, Senin (29/11).

Para personel baret merah Angkatan Darat (AD) itu, membeli rokok yang dijual oleh anggota Brimob. Namun, harga rokok yang ditawarkan anggota kepolisian, membuat para satuan militer naik pitam karena kemahalan. “Personel Nanggala itu, komplain harga rokok yang dijual personel Amole,” terang Kamal. Komplain kemahalan itu, kata Kamal, berujung pada pemukulan.

“Karena komplain, personel Satgas Nanggala ada yang memukul personel Amole dengan menggunakan benda tumpul, dan tajam,” ujar Kamal. Atas aksi pemukulan tersebut, enam anggota Satgas Amole mengalami luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit. Atas insiden tersebut, kata Kamal, personel Satgas Amole dari Brimob lainnya, melakukan perlawanan, dan mendatangi para personel Satgas Nenggala Kopassus. Sehingga kesalahpahaman tersebut, berujung pada bentrokan antar satuan keamanan.

Akan tetapi, dikatakan Kamal, bentrokan tersebut cepat diredam. Kata dia, laporan dari lokasi kejadian, melaporkan insiden tersebut kepada komandan satuan masing-masing. “Sampai di level pimpinan, masalah sudah diselesaikan semua. Jadi itu cuma salah paham dan sudah diselesaikan dengan cara damai,” ujar Kamal.

Pascabentrokan tersebut, pun kata dia, tak membawa situasi signifikan. “Sudah aman. Di Tembagapura, Timika, Mimika, dalam situasi yang aman,” ujar Kamal. Selanjutnya, sebagai respons disiplin atas keributan antarpersonel tersebut, kata Kamal, masing-masing komandan satuan akan mengevaluasi para personelnya.

Komunikasi antar komandan satuan, pun masih terus dilakukan untuk memastikan tak ada lagi peristiwa serupa. “Tindakan disiplin harus tetap dilakukan,” kata Kamal. “Mereka yang terlibat perkelahian, akan tetap dikenakan sanksi disiplin,” tegas Kamal.

Hal tersebut, pun dibenarkan oleh Mabes Polri. Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Mabes Polri, Brigadir Jenderal (Brigjen) Rusdi Hartono mengatakan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sudah mendapat laporan dari insiden bentrokan yang melibatkan Brimob itu. Kata Rusdi, Kapolri memerintahkan agar seluruh satuan kepolisian yang bertugas di Papua dan Papua Barat tetap menjaga kerjasama dengan TNI dalam memastikan keamanan di Bumi Cenderawasih.

“Kapolri sudah memerintahkan, agar kepolisian menjaga sinergisitas, dan soliditas dengan TNI. Dan itu sudah dilaksanakan,” kata Rusdi di Mabes Polri, Jakarta, Senin (29/11). Terkait insiden bentrokan tersebut, Rusdi pun tak mau bicara banyak. Karena persoalan tersebut, kata dia, sudah diselesaikan di level komandan, baik dari Polri maupun TNI.

“Itu hanya permasalahan kecil saja. Yang jelas, pimpinan-pimpinan, baik dari Polri, maupun dari TNI sudah menyelesaikan masalah itu. Dan sudah selesai,” kata Rusdi.

 
Berita Terpopuler