9 Mahasiswa UBSI Lolos Program Transfer Kredit Internasional

Program transfer kredit internasional bertujuan meningkatkan wawasan kebangsaan

UBSI
Sebanyak 9 Mahasiswa dari program studi (prodi) Sastra Inggris (S1) Universitas BSI (Bina Sarana Informatika), berhasil lolos seleksi program transfer kredit Internasional. Program besutan kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) ini, masih terkait dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 9 Mahasiswa dari program studi (prodi) Sastra Inggris (S1) Universitas BSI (Bina Sarana Informatika), berhasil lolos seleksi program transfer kredit Internasional. Program besutan kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) ini, masih terkait dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). 

Transfer Kredit Internasional juga merupakan program transfer kredit dimana proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa, berada di luar program studinya dari perguruan tinggi asal maupun di perguruan tinggi lain baik dalam maupun luar negeri.

Menurut Agus Priadi, ketua prodi Sastra Inggris, Universitas BSI menuturkan, program transfer kredit internasional ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan kebangsaan, integritas, dan kapabilitas mahasiswa sebagai warga masyarakat yang mencintai tanah air, negara kesatuan Republik Indonesia (RI).

“Adanya program transfer kredit internasional ini, dapat mengembangkan karakter mahasiswa yang memiliki softskill, kemampuan berkolaborasi dan adaptif dalam pergaulan di masyarakat,” ungkapnya pada media, Kamis (25/11).

Selain itu, katanya juga, untuk memperkaya pengalaman, mahasiswa saat belajar di perguruan tinggi lain yang memiliki atmosfer akademik berbeda dengan perguruan tinggi asal, dalam hal ini Universitas BSI. "Mahasiswa yang ikut program transfer kredit internasional ini, memiliki beban belajar setara dengan 20 SKS hingga 40 SKS," katanya.

Lalu, ia menyebutkan 9 Mahasiswa prodi Sastra Inggris, Universitas BSI yang telah lolos program transfer kredit internasional ini yakni Artista Fitri Aprilia, Chaterine Muliawati, Fini Nurwalidaina Pane, Fizianissya Amandarizki, Khoirum Marzuqoh, Lutfiyah Aulia Agustin, Rafly Firhan Fachrezi, Vanya Riskiana, Yasina Maulida Nurhasanah. 9 Mahasiswa/i ini melanjutkan studi di Management and Science University (MSU), Malaysia. Dan perkuliahan dimulai sejak 13 September 2021 hingga 17 Januari 2022.

“Selama program berlangsung, seluruh mahasiswa diberikan biaya hidup dari Kemendikbudristek RI, melalui Dirjen Belmawa (Direktorat Jenderal Pembelajaran Mahasiswa) sebesar Rp 700 ribu per bulan, biaya perkuliahan dan pendaftaran seluruhnya dijamin oleh Kemendikbudristek termasuk uang buku,” tandasnya. 

Pelaksanaan perkuliahan, imbuhnya berlangsung secara online. Sedangkan untuk mata kuliah yang ditempuh adalah Semantic and Pragmatic, Media Literacy, Research Methods dan English Language Testing and Evaluating. 

“Pembelajaran mengenai Semantic and Pragmatic, Media Literacy, Research Methods dan English Language Testing and Evaluating, dimana mata kuliah tersebut lebih terfokus pada Linguistic dan Teaching,” paparnya. 

 

Sementara itu, Jimmi, kepala Lembaga Bahasa (LB) Universitas BSI menyampaikan, mahasiswa yang mengikuti program transfer kredit ini sudah melalui proses seleksi yang cukup ketat. Dimana saat wawancara pun harus menggunakan bahasa Inggris dan memiliki score TOEFL dengan nilai minimun 450.

“Seleksi mahasiswa yang mengikuti program transfer kredit internasional ini cukup ketat, harus punya etika sopan santun yang baik, nilai indeks prestasi komulatif (IPK) 3,00 dan nilai TOEFL minimal 450,” jelasnya.

Selanjutnya, Vanya Riskiana, salah satu mahasiswa yang lolos program transfer kredit internasional mengungkapkan banyak hal baru yang diperoleh antara lain media yang digunakan untuk belajar menggunakan padlet untuk materi perkuliahan.

“Sedangkan untuk kelas, menggunakan zoom ataupun google meet. Perkuliahan biasanya dimulai dari pukul 09.00 hingga 22.00 waktu Kuala Lumpur dan kuliah dimulai dari hari Selasa hingga Jum’at. Sesuai dengan jadwal yang sudah diberikan,” ungkapnya.

Ketika kuliah berlangsung, lanjutnya, kami diwajibkan untuk selalu mengikuti kelas dan diharuskan dan wajib selalu mengaktifkan kamera juga lebih interaktif lagi selama kelas berlangsung. 

“Selama di MSU, tugas yang kami kerjakan adalah dalam bentuk paper atau laporan dalam bentuk soft copy dengan beberapa peraturan penulisan yang berbeda sesuai dengan dosen pengajar,” ujarnya.

Pengalaman yang didapatkan dari ikut program ini, salah satunya bisa berjumpa dengan teman-teman baru selama program transfer kredit internasional berlangsung.

 

“Dapat teman baru dari Malaysia, mendapat pengalaman baru dengan dosen yang baru dijumpai dan cara mengajar yang berbeda dari Indonesia. Adanya program ini menambah informasi bagaimana cara mahasiswa perguruan tinggi MSU dalam belajar, mengerjakan tugas dan bertukar pikiran juga mengetahui beberapa culture yang hanya ada di Malaysia,” tutupnya.

 
Berita Terpopuler