Malaysia: Biaya Operator Telekomunikasi 5G Lebih Murah

Malaysia janjikan biaya operator telekomunikasi untuk 5G lebih murah.

REUTERS/Dado Ruvic /Illustration
Ilustrasi jaringan 5G. Aturan harga untuk biaya 5G di Malaysia masih menunggu persetujuan dari regulator untuk memastikan biaya yang berkeadilan dan tidak mengincar keuntungan.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan milik negara Malaysia, Digital Nasional Berhad, menyatakan bahwa biaya yang dikeluarkan operator telekomunikasi untuk jaringan 5G akan lebih sedikit dibandingkan untuk 4G. Menteri Keuangan Malaysia Zafrul Abdul Aziz menyatakan setiap operator seluler akan membayar kepada DNB antara 300 juta hingga 400 juta ringgit per tahun untuk 5G.

Baca Juga

Sementara itu, belanja modal operator telekomunikasi di Malaysia untuk 4G seiap tahun sebesar 1 miliar ringgit. DNB merupakan badan yang berada di bawah Kementerian Keuangan Malaysia.

Badan tersebut yang mengeluarkan izin spektrum 5G di Malaysia. Aturan harga untuk biaya 5G di Malaysia masih menunggu persetujuan dari regulator untuk memastikan biaya yang berkeadilan dan tidak mengincar keuntungan.

"Saya yakin perusahaan telekomunikasi akan menyambut harga tersebut ketika mereka sudah mendapatkan informasi," kata Zafrul, dikutip dari Reuters, Jumat.

Tentang usulan biaya untuk 5G, operator telekomunikasi di Malaysia menilai mereka bisa mengeluarkan uang lebih banyak jika menggelar jaringan 5G sendiri. Sebab, masih biaya lain yang dikeluarkan, misalnya termasuk biaya kontigensi dan antisipasi volume trafik.

Sementara itu, pada Kamis (25/11), Komite Komunikasi dan Multimedia Malaysia (MCMC) mengingatkan pengguna telepon seluler 3G di Malaysia agar segera beralih ke 4G. Sebab, jaringan internet 3G di Malaysia dihentikan sepenuhnya pada 31 Desember 2021.

"Ini supaya layanan telekomunikasi mereka tidak terdampak yang akan menyebabkan mereka ketinggalan dalam gelombang digital," ujar pernyataan pers MCMC di Putrajaya, Kamis.

Pengguna yang masih memiliki kartu SIM yang hanya mendukung jaringan 3G disarankan segera menghubungi penyedia layanan terdekat untuk meningkatkannya ke 4G agar terhindar dari kesulitan penggunaan.

Pernyataan itu menyebutkan bahwa penghentian jaringan 3G dilakukan seiring dengan usaha pemerintah untuk meningkatkan layanan jalur lebar (broadband) yang lebih menyeluruh dan berkualitas tinggi di bawah inisiatif Infrastruktur Program Jalinan Digital Negara (JENDELA).

"Ini bertujuan agar pengguna spektrum yang ada bisa menguatkan jaringan 4G serta memudahkan penyedia jaringan meningkatkan ketersambungan digital dan memberikan pengalaman 4G yang lebih baik dan menarik kepada pelanggan," katanya.

Peningkatan kualitas itu diharapkan akan menghasilkan kecepatan data yang lebih tinggi dan kestabilan jaringan. Menurut MCMC, pPelanggan akan dapat melayari internet, video streaming, dan menikmati lain-lain layanan dengan lebih baik dan lancar di jaringan 4G.

Hingga 30 September 2021, sebanyak 94,03 persen kawasan berpenduduk mempunyai akses 4G, dengan layanan jalur lebar seluler pada kecepatan 31,34 megabit. Para penyedia layanan, yakni Celcom xiata Berhad, Digi Telecommunications Sdn Bhd, Maxis Berhad, Telekom Malaysia Berhad, dan U Mobile Sdn Bhd, telah berhasil melakukan migrasi 1,2 juta pelanggan ke 4G.

MCMC meminta masyarakat dan perusahaan-perusahaan memanfaatkan inisiatif pemerintah dalam membantu peralihan ke jaringan 4G sebaik mungkin. Itu akan membuat mereka dapat menikmati keterhubungan jalur lebar yang lebih baik dan lancar.

 
Berita Terpopuler