Antara Kepindahan Ronaldo, Juve, dan MU yang Masih Buntung

Juve ataupun Ronaldo tak mendapatkan keuntungan dari kepindahan sang bintang ke MU.

AP/Frank Augstein
Penyerang Manchester United, Cristiano Ronaldo.
Rep: Reja Irfa Widodo Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, TURIN -- Tidak perlu waktu lama buat Cristiano Ronaldo untuk memberikan kontribusi maksimal buat Manchester United (MU). Dalam debut keduanya bersama Man United, bintang asal Portugal itu langsung mencetak dua gol kala Iblis Merah membungkam Newcastle United, 4-2, awal September 2021 lalu.

Laga itu hanya berselang kurang dari dua pekan sejak Man United secara resmi mencapai kesepakatan dengan Juventus terkait kepindahan pemilik lima trofi Ballon d'Or tersebut. Kontribusi Ronaldo berlanjut di laga berikutnya, kala MU melawat ke kandang West Ham United pada pekan kelima Liga Primer Inggris. Ronaldo menyumbang satu gol dalam kemenangan, 2-1, Man United tersebut.

Namun, Ronaldo kemudian mengalami paceklik gol di pentas Liga Primer Inggris. Di empat laga berikutnya, mantan bintang Real Madrid itu tidak pernah sekalipun mencetak gol. Man United pun gagal memetik kemenangan di sepanjang periode tersebut, termasuk saat dicukur Liverpool, 0-5. Padahal, kepindahan ke MU diharapkan dapat menjadi titik balik karier Ronaldo, yang saat ini sudah menginjak usia 36 tahun.

Harus diakui, Ronaldo kini bukanlah pemain yang sama saat menggila bersama Real Madrid pada rentang waktu 2009 hingga 2018 atau kala mulai menjejakkan kakinya sebagai pesepak bola papan atas pada kesempatan pertama memperkuat Man United. Terlepas dari ketajamannya di depan mulut gawang, Ronaldo kerap dikritik lantaran tidak banyak membantu saat tim yang diperkuatnya tengah diserang tim lawan.

Eks winger Sporting Lisbon itu cenderung menunggu di bidang lapangan lawan sembari berharap mendapatkan sodoran umpan untuk menginisiasi serangan balik cepat. Tidak hanya itu, setelah tiga musim penuh memperkuat Juventus, Ronaldo sepertinya sudah merasa waktunya untuk berganti suasana dan merasakan tantangan baru.

Kejumudan Ronaldo bersama I Bianconeri akhirnya direspons Man United. Pilihan untuk memperkuat klub yang membesarkan namanya itu menjadi masuk akal buat Ronaldo pada awal musim ini.

Namun, Ronaldo menghadapi situasi yang sama seperti saat masih memperkuat Juventus. Dalam sejumlah aspek, baik Juventus dan Manchester United sebenarnya berada dalam fase yang sama. Kedua klub tengah berada di persimpangan jalan.

Baca Juga

Man United belum menemukan stabilitas menyusul perginya Sir Alex Ferguson pada 2013. Pergantian pelatih mewarnai perjalanan Iblis Merah sejak saat itu. Sementara Juventus berniat memulai siklus kesuksesan baru dengan mencoba mengubah gaya permainan setelah sembilan musim mendominasi Serie A Liga Italia.

Mengakhiri kerja sama dengan Massimiliano Allegri, Juventus menunjuk Maurizio Sarri. Si Nyonya Tua akhirnya kembali menunjuk Allegri setelah kegagalan Andrea Pirlo yang menggantikan Sarri mempertahankan titel scudetto Serie A. Pada musim ini, Juventus dan Manchester United sama-sama tengah terdampar di peringkat kedelapan klasemen sementara liga.

Situasi Juventus sedikit lebih baik lantaran hanya terpaut empat poin dari zona Liga Champions, sementara Man United tertinggal enam poin dari peringkat keempat. Rentetan hasil minor MU itu berujung pada pemecatan Ole Gunnar Solskjaer sebagai pelatih. Ronaldo kembali merasakan pergantian pelatih dalam empat tahun terakhir.

Lantas apakah kepindahan Ronaldo ke Man United ini merupakan solusi buat megabintang asal Portugal tersebut? Pundit Serie A di Max Sports, Vilizar Yakimov, dalam kolom opininya di Football Italia, Kamis (25/11) menjawab pertanyaan ini dengan begitu lugas.

''Cukup adil untuk menyebut, tidak ada pemenang dalam kepindahan Ronaldo ke Manchester United. Baik Juventus ataupun Ronaldo tidak mendapatkan keuntungan dari kepindahan itu,'' tulis Yakimov.

Buat Juventus, kehilangan Ronaldo tentu memberikan dampak. I Bianconeri kehilangan pencetak gol andalannya dalam tiga musim terakhir. Dari 97 penampilan di Serie A dalam tiga musim terakhir, Ronaldo berhasil mengemas 81 gol. Pada musim ini, Juventus total hanya bisa mengemas 18 gol dari 13 laga awal Serie A.

Ini merupakan catatan terendah produktivitas I Bianconeri di rentang waktu yang sama dalam enam tahun terakhir. Kondisinya kian sulit buat Juventus lantaran Ronaldo memutuskan hijrah saat kompetisi liga telah dimulai.

Tentu akan sangat sulit buat manajemen Juventus untuk mencari pengganti pemain sekaliber Ronaldo dalam waktu yang relatif singkat. Pemilihan waktu kepergian Ronaldo ini sempat disesalkan oleh bek tengah sekaligus kapten Juventus, Giorgio Chiellini.

''Akan lebih baik buat kami apabila dia hijrah jauh-jauh hari. Kami cukup terkejut dengan kepergiannya dan hal itu mengganggu tim ini. Jika dia hijrah jauh-jauh hari, maka kami akan memiliki lebih banyak waktu untuk mempersiapkan diri,'' jelas Chiellini, beberapa waktu lalu.

 
Berita Terpopuler