Bisnis Halal Diprediksi Meningkat Hingga Lima Tahun Lagi

Industri halal di Indonesia diprediksi akan terus menunjukkan peningkatan.

ANTARA / Irwansyah Putra
Petugas Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh melihat hasil Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) produk makanan abon ikan yang proses produksi secara bersih dan halal di Banda Aceh, Aceh, Kamis (14/10/2021). Pemerintah telah menargetkan tiga sektor prioritas sebagai fokus industri halal yakni makanan dan minuman, fashion serta farmasi dan kosmetik sebagai upaya membangkitkan kembali sektor perindustrian dan UMKM yang terpuruk akibat pandemi COVID-19.
Rep: Muhyiddin Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Industri halal di Indonesia diprediksi akan terus menunjukkan peningkatan walaupun di tengah masa pandemi Covid-19. Direktur Indonesia Halal Training & Education Center (IHATEC), Evrin Lutfika mengatakan, bisnis produk halal bahkan akan terus mengalami peningkatan hingga lima tahun mendatang.

Baca Juga

“Banyak sekali pihak-pihak yang mengeluarkan riset bahwa bisnis produk halal selalu meningkat setiap tahunnya. Bahkan, diprediksi lima tahun dari sekarang pun masih meningkat,” ujar Evrin dalam kegiatan “IHATEC Xcelerate: Discovering New Halal Training Experience” yang digelar secara daring, Kamis (25/11).

Dalam pengantarnya, Ervin juga mengungkapkan pentingnya halal dalam industri makanan, minuman, kosmetik, obat-obatan dan barang gunaan lainnya. Menurut dia, setidaknya ada tiga hal yang membuat halal menjadi penting. 

Pertama, karena di Indonesia saat ini sudah Undang-Undang yang mewajibkan sertifikasi halal. Kedua, kesadaran masyarakat akan kehalalan suatu produk saat ini semakin meningkat. Sedangkan yang ketiga, karena halal saat ini telah menjadi isu global

Karena halal telah menjadi isu penting, lanjut Evrin, maka diperlukan sumber daya manusia yang handal di bidang halal. Baik produsen, lembaga pemeriksa halal, pemerintah, maupun akademisi.

“Kami hadir memberi solusi penyediaan SDM di bidang halal. Kami juga bertekad menjadi knowledge center halal, baik Indonesia maupun dunia,” kata dia.

 

 

Sebagai lembaga pelatihan, edukasi dan konsultasi di bidang Halal secara luas, yang meliputi kehalalan produk, jasa, dan aspek kehalalan lainnya, IHATEC telah berdiri sejak 2017 lalu. Kehadiran lembaga ini berawal dari kebutuhan pelatihan halal bagi perusahaan yang akan mensertifikasi halal produknya.

Evrin mengatakan, sebagai lembaga pelatihan halal terbesar dan terdepan, IHATEC setidaknya memiliki tiga keunggulan, yaitu berpengalaman dan teruji, profesional dan kompeten, serta tepat menyeluruh.

“IHATEC memiliki trainer dan konsultan yang kompeten serta berpengalaman di bidangnya serta tersertifikasi oleh BNSP RI,” jelas Evrin.

Ia menambahkan, IHATEC juga telah memenuhi syarat-syarat dalam regulasi. Di antaranya telah terdaftar sebagai lembaga pelatihan kerja (LPK) di Kementerian Ketenagakerjaan RI dengan nomor lisensi 560/18 – LATTAS tahun 2020 dan nomor VIN 2003327102, serta telah terakreditasi oleh Lembaga Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja (LA-LPK) dengan nomor sertifikat III/LA-LPK/XII/2020.

Kemudian, IHATEC juga telah bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama dengan telah ditandatanganinya Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerja Sama terkait sosialisasi dan edukasi halal pada 21 September 2021 lalu.

 

 

IHATEC menyadari bahwa banyak klien mereka yang ternyata tidak hanya membutuhkan pelatihan, tapi juga konsultasi. Karena, ada banyak tantangan yang dihadapi perusahaan dalam melakukan proses sertifikasi halal. Karena itu, pihaknya juga membuka IHATEC Consulting Service. 

“Selama 2017 hingga 2021 ini, sudah 220 klien terselesaikan,” ujar Evrin.

 

Selain Evrin, dua narasumber lain yang hadir secara daring dalam kegiatan tersebut adalah Kepala Pusat Kerja Sama dan Standardisasi Halal BPJPH Kemenag, Siti Aminah dan Guru Besar IPB University dan Peneliti SEAFAST Center, Purwiyatno Hariyadi. 

 
Berita Terpopuler