Menag: Siswa Butuh Guru Thinking Out of The Box

Guru harus membuat siswa ketagihan belajar dan sadar literasi.

SPA
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengunjungi Kompleks Percetakan Alquran Raja Fahd di Madinah, Selasa (23/11).
Rep: Fuji Eka Permana Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID,  JAKARTA -- Setiap 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional (HGN). Peringatan HGN tahun  2021 mengusung tema "Guru Peduli Cerdaskan Anak Negeri." Tema yang menegaskan dan mengingatkan semua mengenai salah satu tujuan kemerdekaan bangsa Indonesia, yakni untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Baca Juga

Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kementerian Agama (Kemenag), Muhammad Ali Ramdhani membacakan sambutan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas pada Upacara Bendera HGN 2021 di Halaman Kemenag, Jakarta, Kamis (25/11).

Menag mengatakan, tugas utama guru adalah mendidik dan membentuk karakter (akhlak) baik siswa. Guru harus membuat siswa ketagihan belajar dan sadar literasi. Literasi dalam artian luas, yakni baca-tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi sosial-budaya, literasi digital, dan literasi moderasi beragama.

"Guru dan termasuk kita semua harus meningkatkan kapasitas diri kita masing-masing. Kita harus familiar dengan budaya digital dan lainnya. Tantangan kita semakin kompleks dan rumit, peserta didik kita adalah generasi Z milenial yang friendly dengan gadget. Kita harus bekerja extra ordinary," kata Menag melalui pesan tertulis kepada Republika, Kamis (25/11).

Menag menegaskan, siswa juga membutuhkan guru kreatif yang thinking out of the box. Guru yang bisa dan biasa berpikir berbeda dan di luar kotak. Guru hebat yang memiliki passion dan empathy. Guru inspiratif yang mengajar dengan cinta.

"Sebab, di mana pun kita hanya bisa belajar dari orang yang kita cintai. Apalagi pada proses pemulihan pembelajaran (learning recovery), kita membutuhkan guru dan tenaga kependidikan yang profesional sekaligus peduli," ujar Menag.

 

 

Menag mengatakan, Kemenag terus peduli terhadap para guru demi pendidikan dan masa depan anak negeri. Di antaranya fokus pada program afirmasi untuk guru madrasah dan pendidikan agama. Kemenag terus berupaya meningkatkan kesejahteraan dan kompetensi guru.

Sejumlah program afirmasi yang dilakukan sepanjang 2021. Menurutnya, Kemenag sudah mencairkan Tunjangan Profesi Guru (TPG), baik bagi Guru Madrasah maupun Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) pada sekolah dengan anggaran mencapai Rp 9,9 triliun untuk 307.380 guru PNS dan non PNS.

Kemenag juga telah memberikan bantuan insentif kepada 273 ribu guru dengan anggaran sebesar 647 M. Sekitar Rp 1,7 triliun juga telah disalurkan tahun ini untuk menyelesaikan pembayaran selisih tunjangan kinerja (tukin) guru madrasah yang terhutang sejak 2015-2018. 

Tercatat ada 85.820 guru madrasah yang menerima manfaat dari afirmasi ini. Demikian juga dengan pembayaran tukin terhutang guru PAI dengan anggaran mencapai Rp158 miliar.

"Kemenag juga memberikan bantuan tunjangan khusus untuk 4.700 guru di wilayah 3T, dengan anggaran sebesar Rp 76,1 miliar," jelas Menag.

 

 

Dalam hal upaya peningkatan kompetensi, lanjut Menag, Kemenag telah dan sedang mengupayakan penguatan program sertifikasi guru melalui jalur PPG (pendidikan profesi guru), pelaksanaan Asesmen Kompetensi Guru (AKG), Asesmen Kompetensi Pengawas, Asesmen Kompetensi Kepala Madrasah, serta sejumlah kegiatan penyelenggaraan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).

Menurut Ramdhani, tema “Guru Peduli Cerdaskan Anak Negeri” sengaja dipilih, karena pada proses pemulihan pembelajaran, dibutuhkan guru yang profesional sekaligus peduli. Guru peduli adalah guru yang memiliki welas asih, yang memiliki compassionate dan mengajar dengan hati.

"Guru peduli memiliki empati dan simpati kepada siswanya, karena tugas guru adalah mentransformasikan ilmu pengetahuan dan sekaligus membentuk karakter baik siswanya," ujarnya.

 

 

 

 
Berita Terpopuler