IHSG Menguat di Tengah Kenaikan Imbal Hasil Obligasi

Di Asia, investor pagi ini menantikan keputusan suku bunga acuan Selandia Baru.

Antara/Galih Pradipta
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona positif pada perdagangan hari ini, Rabu (24/11).
Rep: Retno Wulandhari Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona positif pada perdagangan hari ini, Rabu (24/11). IHSG dibuka menguat ke level 6.697,42 setelah pada perdagangan hari kemarin ditutup koreksi sebesar 0,68 persen.

Baca Juga

Phillip Sekuritas Indonesia memperkirakan, IHSG cenderung menguat pada hari ini. Di Asia, investor pagi ini menantikan keputusan suku bunga acuan oleh bank sentral Selandia Baru (RBNZ) dengan ekspektasi kenaikan suku bunga masih berlanjut.

"Hal ini memberi sinyal di mulainya siklus pengetatan moneter yang agresif untuk menahan tekanan inflasi," kata Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Rabu (24/11).

Sementara itu, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury note) bertenor 10 tahun naik 5,4 bps menjadi 1,67 persen. Menurut riset, investor mempunyai ekspektasi bank the Fed akan semakin agresif dalam memerangi tekanan inflasi.

Di sisi lain, indeks saham di Asia pagi ini dibuka variatif mengikuti pergerakan indeks saham utama di Wall Street. Kenaikan imbal hasil obligasi telah mendorong investor melakukan aksi jual dan rotasi keluar dari saham-saham di sektor Teknologi dan membeli saham-saham yang secara valuasi masih lebih murah.

Selain itu, hari ini investor juga akan mencerna rilis sejumlah data ekonomi AS. Data yang akan di rilis meliputi estimasi kedua pertumbuhan ekonomi (PDB) kuartal III 2021, Durable Goods Order bulan Oktober dan New Home Sales bulan Oktober.

 

Indikator utama pasar saham China, Indeks Komposit Shanghai dibuka sedikit menguat 0,03 persen menjadi diperdagangkan di 3.590,02 poin. Sedangkan Indeks Komponen Shenzhen yang melacak saham-saham di bursa kedua China juga dibuka 0,03 persen lebih tinggi menjadi diperdagangkan di 14.908,98 poin. 

Sementara itu, Indeks ChiNext yang melacak saham perusahaan-perusahaan sedang berkembang atau perusahaan rintisan (start-up) di papan perdagangan bergaya Nasdaq China, dibuka melemah 0,13 persen menjadi diperdagangkan pada 3.488,38 poin.

Indeks acuan S&P/ASX 200 di Bursa Efek Australia merosot 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 7.395,10 poin pada pukul 00.39 GMT. Indeks acuan ditutup naik 0,8 persen pada Selasa (23/11).

 

Saham-saham terkait emas jatuh 1,7 persen setelah harga aset safe-haven itu turun ke level terendah hampir tiga minggu karena pencalonan kembali Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell memicu spekulasi kenaikan suku bunga yang lebih cepat.

 
Berita Terpopuler