Ambisi Xavi Kembalikan Elemen Dasar Permainan Barcelona

Tantangan terbesar Xavi adalah membuat Barcelona kembali kompetitif.

EPA-EFE/Alejandro Garcia
Pelatih baru Barcelona Xavi Hernandez.
Rep: Anggoro Pramudya Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Sebagai salah satu gelandang kreatif dunia, Xavi Hernandez, mungkin diklaim bisa menunjukkan permainan fantastis dari sepak bola yang menghibur. Sejak menggantikan posisi Ronald Koeman sebagai pelatih Barcelona awal bulan ini, Xavi benar-benar melakukan berbagai perubahan dalam aturan tim.

Termasuk aturan di luar lapangan, yang mencakup segala hal, mulai dari rutinitas tempat latihan sehari-hari baik waktu istirahat, pola makan, dan penggunaan sosial media. Tujuannya tentu saja bahwa kebiasaan itu akan menuntut para pemain fokus di atas lapangan. Sebelum pertandingan melawan Benfica di Liga Champions, Xavi yakin tindakan yang ia perbuat untuk timnya akan sangat diperlukan.

Pertandingan nanti juga menjadi ajang balas dendam Barca melawan Benfica, kesebelasan asal Portugal. Sebab, pada pertemuan pertama, Barca menelan kekalahan 0-3 di markas lawan pada 30 September 2021 lalu.

Kekalahan itu bukanlah hal yang baru atau mengejutkan. Itu hanyalah kekalahan terakhir dari deretan panjang kekalahan berat yang dialami La Blaugrana sejak 2017 di Liga Champions.

Saat itu Barca dipermalukan 0-4 dan 1-4 atas Paris Saint-Germain (PSG). Pun, dibuat menyerah 0-3 dari Juventus dua kali, 0-3 melawan AS Roma, 0-4 dari Liverpool, pun 2-8 dan 0-3 saat berjumpa Bayern Muenchen.

Sudah terlalu lama Barcelona menderita kekalahan memalukan dari para pesaing di kompetisi Benua Biru tersebut. Blaugrana secara rutin tidak dapat menemukan bentuk terbaik dan permainan yang kompak seperti era sepak bola tiki-taka.

Dilansir BBC Sports, Selasa (23/11), praktis ini bukan tugas kecil. Bahkan untuk sang legenda klub, Xavi, yang memenangkan 25 trofi dalam 17 tahun sebagai pemain di Nou Camp.

Barcelona saat ini berada di urutan keenam klasemen La Liga Spanyol 2021/2022, belum memenangkan gelar Eropa sejak 2015, sedang berjuang untuk lolos ke babak sistem gugur Liga Champions, dan sangat dibatasi oleh kurangnya keuangan.

Alhasil tantangan terbesar Xavi adalah membuat timnya kembali kompetitif dalam arti fisik. Pun, dirinya mengetahui bahwa disiplin di lapangan dimulai dengan disiplin di luar lapangan. Sebuah elemen yang sangat kurang terlihat di ruang ganti Barca selama beberapa tahun terakhir.

Baca Juga

Di sisi lain, Xavi memiliki rencana besar untuk mengedepankan para bakat muda terbaik. Nama-nama pemain senior seperti Gerard Pique, Jordi Alba, dan Sergio Busquets harus tunduk dalam keputusan pelatih, yang dinilai bakal terus melakukan rotasi.

Ketiga pemain di atas memang memulai pertandingan pertama Xavi saat mengalahkan Espanyol dan mungkin akan kembali dimainkan ketika bersua Benfica, mengingat pertandingan krusial yang harus dimenangkan.

Pelatih kepala Barcelona Xavi Hernandez bereaksi pada pertandingan sepak bola La Liga Spanyol antara FC Barcelona dan RCD Espanyol yang diadakan di Stadion Camp Nou di Barcelona, Spanyol, Ahad (21/11) dini hari WIB. - (EPA-EFE/Quique Garcia)


Tetapi dalam jangka menengah tempat ketiganya jauh dari jaminan tim utama. Xavi diprediksi akan membentuk tim yang lebih mobile dan dinamis.

Masalah lain yang harus diatasi Xavi dan Barca adalah di departemen medis. Barca diganggu oleh cedera sepanjang musim dan akan kehilangan enam pemain saat bentrok versus Benfica. Ia pun akan mengubah staf medis klub dan membawa serta orang-orangnya sendiri dari Al-Sadd ke Camp Nou.

Sekali lagi, ini adalah bagian dari upaya Xavi untuk membawa pendekatan yang lebih serius dan terfokus pada segala hal tentang skuad dan lingkungan sekitarnya di semua bidang aktivitas, baik di dalam maupun di luar lapangan.

Setelah mengatakan semua itu, para penggemar seharusnya tidak mengharapkan Xavi menjadi pelatih yang berpikiran negatif dan defensif. Bos Barca yang baru ini memiliki prinsip sepak bola yang kuat langsung dari sekolah Johan Cruyff yang serupa seperti Pep Guardiola.

Akan tetapi, patut digarisbawahi apabila permainan yang berbasis kepemilikan bola penuh itu menuntut banyak pekerjaan mendasar, baik secara mental maupun fisik, untuk menutup ruang lawan dan mengejar bola dari setiap lawan.

Xavi mungkin dikenang sebagai pengumpan terbaik pada era sebelumnya. Tetapi, sejatinya permainan itu dibangun dengan berlari tanpa henti baik dengan dan terutama tanpa bola.

Filosofi pun elemen dasar itu yang diklaim telah hilang dari Barca sepeninggalan  Guardiola ataupun Luis Enrique. Alhasil, Xavi ada di sini untuk menghentikan penurunan, dan pesannya kepada para pemain adalah kerja keras dimulai sekarang.

 
Berita Terpopuler