Uni Eropa akan Seragamkan Masa Berlaku Sertifikat Vaksinasi

Uni Eropa menanggap penting penyeragaman masa berlaku sertifikat vaksinasi.

EPA-EFE/YVES HERMAN
Komisaris Kesehatan Eropa Stella Kyriakides mengingatkan pentingnya penyeragaman masa berlaku sertifikat vaksin Covid-19.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Eropa berencana menyeragamkan masa berlaku sertifikat vaksinasi Covid-19. Hal itu disampaikan Komisaris Kesehatan Stella Kyriakides pada Senin (22/11), di tengah rekor kasus Covid-19 di sejumlah negara Uni Eropa.

"Saya sangat setuju dengan urgensi tersebut, dan inilah sebabnya Komisi Eropa bekerja dengan sangat mendesak untuk mempererat koordinasi mobilitas leluasa, seperti masa berlaku dan peran (vaksin) booster dalam gerakan vaksinasi," katanya di hadapan para anggota parlemen Eropa di Strasbourg.

Austria pada Senin menjadi negara pertama di Eropa barat yang melanjutkan lockdown sejak peluncuran vaksin Covid-19. Negara itu menutup pertokoan nonesensial, bar, dan kafe saat lonjakan kasus memunculkan bayangan mengerikan tentang musim dingin ekstrem kedua berturut-turut di benua tersebut.

Kyriakides menuturkan bahwa pembahasan sertifikat vaksinasi Covid-19 dengan negara anggota Uni Eropa masih berlangsung. Pimpinan Komisi Eropa bermaksud mengajukan usulan tersebut pekan ini.

"Kami bertekad untuk menaklukkan gelombang saat ini... dan kami juga menyadari bahwa kami harus memberikan pesan yang jelas dan koheren kepada masyarakat," ucapnya.

Episentrum Covid-19

Eropa kembali menjadi pusat pandemi Covid-19. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), infeksi virus corona tipe baru (SARS-CoV-2) di seluruh Eropa meningkat sebesar tujuh persen dan kematian naik sebesar 10 persen selama seminggu terakhir, Ahad (14/11) lalu.

Baca Juga

Fakta tersebut menjadikan Eropa sebagai satu-satunya wilayah di dunia yang mencatat kenaikan kasus dan kematian secara terus-menerus. WHO mengatakan, hampir dua pertiga atau sekitar 1,9 juta kasus baru Covid-19 global berada di Eropa.

Jumlah kasus baru di Eropa meningkat selama enam pekan berturut-turut. Hal ini menandakan bahwa penyebaran virus telah meningkat di hampir seluruh benua Eropa, bahkan beberapa negara mengalami gelombang keempat atau kelima.  

Para ahli menyepakati bahwa kenaikan jumlah kasus Covid-19 secara kontinu disebabkan oleh berbagai faktor di antaranya penyerapan vaksin yang rendah dan berkurangnya kekebalan di antara orang-orang yang menerima vaksinasi lebih awal.

Selain itu, warga mulai abai dengan protokol kesehatan. Mereka tidak mengenakan masker dan berkerumun, terutama ketika pemerintah melonggarkan pembatasan selama musim panas. Negara yang melonggarkan sebagian besar pembatasan selama musim panas, mencatat rata-rata 609 kasus per satu juta penduduk setiap hari dalam tujuh hari berturut-turut.

“Pesannya adalah lakukan semuanya. Vaksin mencegah bentuk penyakit yang parah, dan terutama kematian. Mereka (vaksin) adalah aset yang paling kuat jika digunakan bersamaan dengan tindakan pencegahan," ujar Direktur Regional WHO untuk Eropa, Hans Kluge.

 
Berita Terpopuler