Persis: Jelang Libur Nataru, Utamakan Keselamatan

Ancaman Covid-19 bisa merebak kembali apabila masyarakat abai protokol kesehatan.

Antara/Aditya Pradana Putra
Persis: Jelang Libur Nataru, Utamakan Keselamatan
Rep: Mabruroh/Kiki Sakinah Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Mabruroh, Kiki Sakinah

Baca Juga

JAKARTA -- Libur panjang selalu menjadi momen yang paling ditunggu-tunggu bagi semua orang. Banyak dari mereka telah merencanakan liburannya dari jauh-jauh hari, apakah berwisata atau hanya untuk pulang ke kampung halaman.

Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (Persis) Jeje Zaenudin tidak menampik hal tersebut. Menurutnya, libur panjang akhir tahun memang menjadi salah satu momentum untuk berlibur, menyegarkan pikiran, berkunjung ke kampung halaman, dan membahagiakan keluarga.

Namun, di masa pandemi Covid-19 ini, Ustadz Jeje meminta masyarakat mengurungkan niat mereka berlibur. Jeje berharap masyarakat dapat mengedepankan keselamatan dan kesehatan diri dan keluarga di atas segalanya.

"Kami mengharap dan mengimbau masyarakat agar tetap mengedepankan keselamatan dan kesehatan di atas hasrat  dan keinginan berlibur Natal maupun tahun baru," kata dia, Selasa (23/11).

Ustadz Jeje mengatakan ancaman pandemi Covid-19 masih berada di tengah masyarakat. Ancaman itu bisa saja merebak kembali apabila masyarakat longgar dan abai dalam menerapkan protokol kesehatan. 

Saat anak terpaksa ikut keluar rumah, pastikan mereka juga menerapkan protokol kesehatan. - (Republika)

Seperti halnya yang terjadi saat libur natal dan tahun baru (Nataru) sebelumnya, di mana lonjakan kasus begitu menggila pascalibur panjang. Karena itu, untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus Covid-19, penting untuk bersikap antisipatif dengan menahan keinginan bepergian.

"Maka sikap antisipatif dengan menjaga dan memelihara kesehatan dan keselamatan diri, keluarga, dan lingkungan sekitar harus lebih diutamakan daripada mengobati dan menangani bencana," kata Ustadz Jeje.

Muhammadiyah mengimbau seluruh masyarakat tetap waspada memasuki libur Natal dan tahun baru (Nataru) meski jumlah kasus Covid-19 mengalami penurunan.

Masyarakat diimbau tidak bepergian ke tempat-tempat ramai demi mencegah terjadinya lonjakan kasus Covid-19. "Masyarakat mesti menahan diri tidak mudik, tidak bikin kegiatan-kegiatan atau pertemuan-pertemuan luring, rekreasi, dan sejenisnya yang masih bisa ditunda dan tidak menjadi kebutuhan utama," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Haedar Nasir dalam pesan tertulis, Selasa (23/11).

Haedar mengingatkan pandemi Covid-19 belum berakhir meski kasus di Indonesia menurun dan landai. Karenanya Muhammadiyah tidak bosan-bosan terus mengingatkan semua pihak untuk tetap waspada dan seksama. 

Infografis Bila Harus Liburan di Tengah Pandemi - (republika.co.id)

Apalagi menjelang Nataru ini, Haedar berharap masyarakat tidak terbawa suasana dan tetap mematuhi kebijakan Nataru yang telah dibuat oleh pemerintah. Pemerintah menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 untuk seluruh wilayah di Indonesia.

Tidak terkecuali aparat maupun para birokrat, Haedar berharap semuanya mematuhi aturan selama Nataru tersebut. "Taati PPKM dan ketentuan nataru yang ditentukan pemerintah secara konsisten baik oleh aparat dan para birokrat maupun oleh warga negara, jangan ada kekecualian dan pelonggaran," ujarnya.

Dia mengatakan kunci mencegah lonjakan kasus adalah dengan menerapkan 5 M, yakni mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilisasi dan interaksi.

"Warga dan para elite harus menjadi teladan dalam menjaga prokes 5 M dan segala hal yang positif untuk semakin menekan kasus Covid-19. Atur ulang segala kegiatan offline di masyarakat yang potensial menjadi rantai penularan kembali, lebih-lebih untuk mengantisipasi varian baru," kata dia.

Mitos dan fakta terbaru seputar Covid-19. - (Republika.co.id)

 
Berita Terpopuler