Vaksin PCV Bantu Cegah Kematian Balita Akibat Pneumonia

Cegah pneumonia, pemberian vaksin campak dan DPT juga diselaraskan dengan PCV.

ANTARA/M Ibnu Chazar
Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) kepada seorang balita saat imunisasi pneumonia gratis di Karawang, Jawa Barat, Kamis (16/9/2021). Imunisasi PCV di Indonesia menyasar bayi usia dua hingga tiga bulan dan seluruh anak usia 12 bulan.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan RI mengungkap, Indonesia adalah satu dari 10 negara dengan jumlah kematian balita tertinggi pada tahun 2015. Sebanyak 14 persen kematian balita di Indonesia terjadi karena pneumonia.

Baca Juga

"Kementerian Kesehatan menjadikan imunisasi pneumococcal conjugate vaccine (PCV) sebagai salah satu strategi dalam menanggulangi laju kematian balita di Tanah Air akibat pneumonia," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondunuwu dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IX yang diikuti dari Youtube DPR RI di Jakarta, Senin siang.

Mengutip laporan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Maxi mengungkapkan, pneumonia mengakibatkan dua hingga tiga balita meninggal setiap jam. Penyakit ini dipicu virus Pneumokokus penyebab radang paru.

Berdasarkan hasil penelitian sejumlah pakar, imunisasi PCV dapat mengendalikan angka kasus kematian balita akibat pneumonia. Di samping itu, balita perlu mendapatkan air susu ibu (ASI), asupan gizi seimbang, sanitasi sehat, dan perilaku hidup bersih dan sehat.

Maxi mengatakan, hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) memperlihatkan adanya peningkatan prevalensi pneumonia di Indonesia, yakni dari 1,6 persen pada 2013 menjadi dua persen pada 2018. Kemenkes juga menyelaraskan imunisasi campak dan DPT dengan PCV sebab penanganan yang terlambat pada penyakit campak dan DPT dapat berujung pneumonia.

Maxi mengatakan, Indonesia masuk dalam 77 persen negara di dunia yang sudah memulai pelaksanaan imunisasi PCV berdasarkan izin edar vaksin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI. Imunisasi PCV di Indonesia menyasar bayi usia dua hingga tiga bulan dan seluruh anak usia 12 bulan.

Pelaksanaan vaksinasi dapat dilakukan di Posyandu, Puskesmas, Puskesmas pembantu, rumah sakit pemerintah, maupun rumah sakit swasta. Orang tua juga dapat menemukan vaksin PCV di klinik, praktik mandiri dokter, praktik mandiri bidan, dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang memberikan layanan imunisasi.

"Indonesia mengawali imunisasi PCV di Lombok Barat dan Lombok Timur pada 2017, berlanjut pada 2018 di Bangka, Bangka Tengah, Kota Pangkal Pinang, Lombok, dan Kota Mataram, dan pada 2019 di seluruh kabupaten/kota Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Bangka Belitung," kata Maxi.

Program tersebut juga diperluas menuju enam kabupaten/kota di Jawa Barat dan delapan kabupaten/kota di Jawa Timur pada 2021. Rencananya, pada 2022, vaksinasi PCV akan mencakup nasional.

Maxi mengatakan, cakupan imunisasi PCV di Indonesia masih relatif sedikit, sebab baru dimulai pada 2017. Namun, jumlahnya menurun pada 2019 dan 2020 akibat pendemi Covid-19 dan karena kekosongan vaksin.

"Sekali pun baru dimulai, evaluasi imunisasi PCV di Lombok ada penurunan kasus pneumonia," katanya.

 
Berita Terpopuler