Muslimah Inggris Selalu Jadi Target Islamofobia

Islamofobia memang ada dan terjadi setiap hari.

in-islam.com
Muslimah Inggris
Rep: Meilida Laveda, Ratna Ajeng Tedjomukti Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, Oleh: Meilida Laveda, Ratna Ajeng Tedjomukti

Baca Juga

CARDIFF -- Data terbaru dari UK Home Office, hampir setengah dari semua korban kejahatan kebencian di Inggris dan Wales pada Maret 2021 adalah Muslim.

Hingga 45 persen dari 6.377 kejahatan kebencian agama yang tercatat selama periode tersebut dilakukan terhadap Muslim dibandingkan dengan 22 persen terhadap orang-orang Yahudi, kelompok agama kedua yang paling ditargetkan. 

Samia Egeh, Muslimah yang tinggal di Cardiff, Inggris harus menerima perlakuan Islamofobia dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun Cardiff dikenal sebagai rumah bagi salah satu komunitas Etnis Kulit Hitam, Asia, dan Minoritas (BAME) tertua di Inggris, ia tetap menerima diskriminasi.

“Islamofobia memang ada dan terjadi setiap hari,” kata Samia. 

Infografis Konflik Israel Palestina Tingkatkan Islamofobia - (Republika)

“Kemanapun saya pergi, orang tidak bisa menyebut nama saya, tidak ada usaha untuk menyebut nama saya. Orang akan bertanya sudah berapa lama saya di sini?” ujar dia.

Bulan November telah diperingati sebagai Bulan Kesadaran Islamofobia. Para juru kampanye di Wales mengatakan ada jalan panjang yang harus ditempuh untuk memperbaiki dampak diskriminasi terhadap Muslim selama beberapa generasi. Dewan Muslim Wales Abdul Azim mengatakan Muslim adalah kelompok minoritas yang paling menerima perlakuan diskriminasi saat melamar pekerjaan.

“Sesuatu seperti itu memiliki dampak pada generasi. Ini berdampak pada mata pencaharian orang, keluarga, anak-anak, dan itu dapat memiliki efek lanjutan selama bertahun-tahun,” ucap dia.

Azim menjelaskan ada beragam dampak yang dirasakan Muslim. Misal, ketakutan dan kecemasan hingga membuat komunitas masuk dalam lingkaran ketidakberuntungan dan kemiskinan.

Dilansir ITV News, Sabtu (20/11), Anggota BAME Natasha Asghar percaya mendidik anak-anak bisa mengatasi diskriminasi antar generasi. “Untuk mengatasi segala bentuk kebencian, sangat penting bagi pemerintah bekerja sama dengan polisi, badan amal setempat, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan sekolah,” kata dia.

Menurut dia, pendidikan memang penting tetapi yang lebih penting adalah anak-anak karena masa depan ada di tangan mereka. “Sangat penting bahwa keragaman, inklusi dan hidup dalam masyarakat yang harmonis diajarkan kepada anak-anak,” tambahnya.

Kepala Masjid Finsbury Park, London, Mohammed Kozbar, mengaku adanya peningkatan serangan kebencian terhadap wanita Muslim di Inggris. Kozbar telah meminta pemerintah untuk mengakui Islamofobia itu ada di masyarakat.

Serangan itu terjadi sangat serius dan membekas sehingga beberapa wanita berhenti keluar sendiri. Mereka cukup ketakutan karena berpikir serangan bisa terjadi kapan pun.

Beberapa serangan Islamofobia juga terjadi di masjid. Serangan terbaru adalah panggilan prank. Ini tidak separah pada tahun 2015 di mana masjid berusaha dibakar oleh oknum tidak bertanggung jawab. Namun, upaya itu berhasil gagal karena hujan deras mengguyuri London.

“Ada berbagai jenis Islamofobia dan cara menyerang yang berbeda. Inilah mengapa Bulan Peduli Islamofobia menjadi penting. Ini tentang kesadaran, ini tentang mendidik masyarakat dan komunitas tentang apa yang terjadi,” ujar dia.

Kozbar meminta pemerintah untuk mengakui bahwa Islamofobia ada di tengah masyarakat. “Mereka harus menghadapinya seolah-olah itu adalah bentuk rasialisme lainnya, seperti anti-semitisme pada umumnya. Sampai sekarang, kami belum melihat adanya tindakan nyata untuk melawannya,” tambahnya.

 

 

 

Dilansir Islington Tribune, Ahad (7/11), pada 26 November nanti, masjid akan menyelenggarakan acara peningkatan kesadaran Islamofobia dengan menghadirkan beberapa pembicara dan tur masjid. Pihak masjid juga bekerja dengan dewan dan polisi untuk menghubungi sekolah dan mengadakan pertemuan tentang kesadaran Islamofobia.

 

Ketua Komunitas Islington Una O\'Halloran mengatakan pihaknya menyadari setiap orang memiliki peran dalam menyerukan diskriminasi dan ketidakadilan. “Tidak ada tempat untuk kebencian di sini. Kami bangga menjadi wilayah yang ramah dan inklusif yang merayakan keragaman, memperjuangkan inklusi, dan menantang ketidaksetaraan,” kata dia.

 
Berita Terpopuler