Keharmonisan Kota Hamtramck yang Dipimpin oleh Muslim

Susunan pemerintahan yang baru mencerminkan perubahan demografi di Hamtramck.

VOA
Salah satu sudut kota Hamtramck
Rep: Meiliza Laveda Red: Esthi Maharani

IHRAM.CO.ID, HAMTRAMCK – Kehidupan kota Hamtramck, Amerika Serikat (AS) terlihat harmonis. Toko sosis Polandia dan toko roti Eropa Timur berada di samping toko serba ada Yaman. Lonceng gereja berbunyi beriringan dengan bunyi adzan.

Bulan ini, penduduk Hamtramck telah membuat sejarah baru. Untuk pertama kalinya, mereka memilih pemimpin Muslim. Setelah dihadapkan dengan diskriminasi, penduduk Muslim telah menjadi bagian dari kota multikultural ini. Hamtramck adalah kota mayoritas Muslim pertama di Amerika. Deretan toko terlihat menggunakan bahasa Arab dan Bengali. Di depan salah satu tokoh, terlihat Muslim mengantre untuk memberli paczki, donat Polandia yang diisi puding.

“Bukan hal aneh melihat orang dengan rok mini dan burqo berjalan di jalan yang sama. Ini semua tentang kita,” kata imigran Bosnia dan pemilik kafe di kota Hamtramck, Zlatan Sadikovic.

Selama abad ke-20, kota ini dikenal sebagai “Warsawa Kecil” karena banyaknya imigran Polandia yang bekerja sebagai buruh. Pada tahun 1970, sebanyak 90 persen penduduk kota berasal dari Polandia. Selama 30 tahun terakhir, Hamtramck kembali bertransformasi. Imigran Arab dan Asia, terutama yang berasal dari Yaman dan Bangladesh berdatangan. Saat ini, 42 persen penduduk kota lahir di luar negeri dan lebih dari setengahnya beragama Islam.

Susunan pemerintahan yang baru mencerminkan perubahan demografi di Hamtramck. Dewan kota akan mencakup dua orang Bengali Amerika, tiga orang Yaman Amerika, dan seorang Polandia-Amerika yang masuk Islam. Amer Ghalib (41 tahun) akan menjadi wali kota Yaman-Amerika pertama yang memenangkan 68 persen suara. “Saya merasa terhormat dan bangga, tetapi saya tahu ini adalah tanggung jawab besar,” kata Ghalib.

Lahir di desa Yaman, ia pindah ke AS saat berusia 17 tahun. Dia pertama kali bekerja di pabrik pembuatan suku cadang mobil plastik di dekat Hamtramck. Kemudian ia belajar bahasa Inggris dan menerima pelatihan medis. Sekarang Ghalib bekerja sebagai profesional kesehatan.

Namun, Hamtramck tak terlepas dari perselisihan antara Muslim dan warga lokal. Ini pertama muncul pada tahun 2004 setelah pemungutan suara untuk menyiarkan adzan di depan umum. Beberapa orang berpendapat larangan bar dekat masjid akan melumpuhkan ekonomi lokal.

Enam tahun lalu, ketika menjadi kota Amerika pertama yang memilih pemerintahan mayoritas Muslim, pers dari seluruh dunia menyoroti Hamtramck. Beberapa laporan media pada saat itu melukiskan gambaran kota yang tegang dengan masuknya umat Islam. Bahkan ada spekulasi dari beberapa orang bahwa dewan kota yang dikontrol Muslim mungkin akan memberlakukan hukum syariah.

Dilansir BBC, Selasa (16/11), Biro Sensus AS tidak mengumpulkan informasi tentang agama, tetapi wadah pemikir Pew Research Center memperkirakan ada sekitar 3,85 juta Muslim yang tinggal di AS pada tahun 2020 atau sekitar 1,1 persen dari total populasi. Pada tahun 2040, umat Islam diramalkan menjadi kelompok agama terbesar kedua setelah Kristen.


Baca Juga

Meskipun kehadiran Muslim berkembang, mereka sering menjadi sasaran prasangka. Dua puluh tahun setelah serangan 9/11, Islamofobia masih menghantui Muslim dan Arab Amerika lainnya. Hampir setengah dari orang dewasa Muslim-Amerika mengatakan kepada Pew pada tahun 2016, mereka telah mengalami beberapa bentuk diskriminasi. Para peneliti juga menemukan di antara semua kelompok agama, Muslim masih menghadapi pandangan paling negatif dari publik Amerika.

Diskriminasi dan Islamofobia membawa pengaruh besar terhadap Muslim yang akan mencalondkan dirinya sebagai anggota dewan kota. Shahab Ahmed harus berjuang berat menjadi anggota dewan kota tak lama setelah serangan 9/11. Fitnah sudah menjadi hal biasa yang ia terima.

Setelah kalah dalam pemilihan tahun 2001, ia kembali bangkit dan berhasil menjadi pejabat kota Muslim pertama di Hamtramck dua tahun kemudian. Sejak itu, dukungan untuk komunitas Muslim mulai tumbuh.

Pada malam pemilihan, wali kota terpilih Ghalib, dikelilingi oleh kerumunan Yaman-Amerika dalam pesta pasca pemilihan yang menyajikan baklava dan kebab. Lebih dari 100 pendukung ada hadir dan semuanya laki-laki. “Perempuan berpartisipasi dalam kampanye saya tetapi pemisahan jenis kelamin tetap ada,” ujar dia.

Selain itu, Hamtramck juga menghadapi tantangan yang sama dengan kota-kota Rust Belt. Mulai dari infrastruktur yang rusak hingga peluang ekonomi yang terbatas. Hampir setengah penduduk kota berada di bawah garis kemiskinan. Ini hanyalah beberapa dari masalah mendesak yang harus dihadapi oleh pemimpin kota baru.

"Seperti apa demokrasi di kota berpenduduk mayoritas Muslim? Seperti di tempat lain, berantakan dan rumit. Jadi, ketika hal-hal baru memudar, pekerjaan perlu dilakukan,” kata Pembuat Film Dokumenter Mr Jafri.

 
Berita Terpopuler