KESDM: 23 Persen EBT Bersumber dari Bahan Bakar Nabati

Dalam 20 tahun terakhir pertumbuhan penggunaan BBN dunia meningkat 10 kali lipat.

olipresses.net
Biodiesel (ilustrasi)
Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Direktur Bioenergi, Dirjen Energi Baru Terbarukan (EBT) dan Konservasi Energi, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Andriyah Feby Misnah mengatakan seperempat dari porsi EBT yang menjadi target pemerintah pada 2025 bersumber dari bahan bakar nabati (BBN).

Baca Juga

"Indonesia menargetkan bauran EBT sebesar 23 persen pada 2025 yang setara dengan 92,2 milliontonnens of oil equivalent (MTOE), seperempatnya dicanangkan dari BBN," kata Andriyah pada lokakarya yang digelar Mongabay Indonesia dan Yayasan Madani secara virtual di Jakarta, Selasa (16/1).

Dia mengatakan, saat ini BBN masih dominan berbasis minyak sawit atau biodiesel sawit. Kendati diakui, Indonesia memiliki kekayaan sumber EBT yang melimpah seperti energi surya, air, angin, termasuk BBN.

Berkaitan dengan upaya menggali potensi BBN, lanjut dia, perlu ada peta jalan pengembangan BBN dalam pemenuhan bauran energi, sekaligus penurunan emisi gas karbonsioksida di Indonesia. Hal tersebut dinilai penting, mengingat dalam 20 tahun terakhir pertumbuhan penggunaan BBN dunia meningkat 10 kali lipat.

Sementara produksi biodiesel di Asia Pasifik besar yang didukung oleh produksi CPO Indonesia. Hal itu puncaknya pada 2006, Indonesia tercatat sebagai penghasil sawit terbesar di dunia.

Adapun program BBN ini akan berdampak pada tiga hal yakni ketahanan dan kedaulatan energi, pengentasan kemiskinan, termasuk menyangkut lingkungan hidup. 

 

 
Berita Terpopuler