Rendahnya Literasi Halal Indonesia

Meningkatnya literasi halal di masyarakat merupakan salah satu indikator penting.

Dok. BPMI/Setwapres
Wakil Presiden Ma
Rep: Fauziah Mursid, Lida Puspaningtyas, Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, Oleh: Fauziah Mursid, Lida Puspaningtyas

Wakil Presiden Maruf Amin menyoroti rendahnya literasi halal Indonesia. Wapres juga mengungkap peran pusat halal perguruan tinggi dalam meningkatkan literasi halal Indonesia masih tergolong rendah. 

“Sebagai pusat pendidikan, universitas harus berperan secara aktif mendorong literasi dan edukasi ekonomi dan keuangan syariah,” kata Ketua Harian Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah tersebut.

Menurut Wapres, berdasarkan hasil survei Bank Indonesia, literasi ekonomi dan keuangan syariah nasional tahun 2021 meningkat menjadi 20,1 persen dari tahun sebelumnya sebesar 16,3 persen. Angka ini dinilai rendah bagi Indonesia sebagai negara dengan populasi penduduk muslim terbesar di dunia, sehingga dibutuhkan upaya yang lebih maksimal lagi.

Strategi Akselerasi Pengembangan Kawasan Industri Halal - (ANTARA/Republika.co.id)

Belum lama ini, Pelaksana Tugas Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Mastuki menilai buku saku halal merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan literasi halal. 

"Dalam buku saku halal tersebut membahas sejumlah topik penting tentang halal dan JPH. Mulai dari konsep halal dalam Islam dan sains, urgensi mengonsumsi produk halal, regulasi tentang sertifikasi halal, dukungan pemerintah terhadap sertifikasi halal, halal sebagai global lifestyle, hingga tata cara mendeteksi atau memastikan produk halal,"kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (8/9).

Menurutnya peningkatan literasi halal akan mendorong terwujudnya sadar halal di tengah masyarakat yang berimplikasi pada menguatnya ekosistem halal di Indonesia.

"Terlebih, halal saat ini tidak lagi soal fiqih dalam konteks halal versus haram saja. Namun secara konsep halal telah mengalami perkembangan pesat baik itu terkait syariah compliance atau kepatuhan syariah, maupun terkait berbagai bidang ilmu pengetahuan atau sains, juga dunia industri yang begitu dinamis," ujar Mastuki.

Ia berharap ke depannya akan terus lahir berbagai karya-karya literasi halal yang semakin memperkaya khazanah literasi halal di tengah masyarakat dalam upaya mewujudkan halal sebagai gaya hidup.

"Meningkatnya literasi halal di masyarakat merupakan salah satu indikator penting sekaligus menjadi modal suksesnya penyelenggaraan jaminan produk halal di Indonesia. Terlebih, cita-cita untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat produsen produk halal dunia telah menjadi komitmen bersama," kata dia.

Direktur PPM-PIN IAIN Surakarta Abdullah Halim menuturkan, literasi halal adalah kebutuhan masyarakat Indonesia yang notebene merupakan masyarakat berpenduduk Muslim terbesar di dunia.

“Tentu ini menjadi peluang sekaligus tantangan,”kata dia saat  peluncuran buku saku halal hal kerja sama Pusat Pengkajian Masyarakat dan Pendidikan Islam Nusantara (PPM-PIN) UIN Raden Mas Said Surakarta bekerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).

Konsep Halal

Pengamat Ekonomi Syariah IPB University, Irfan Syauqi Beik menilai, perlu dilakukan sosialisasi dan edukasi yang masif terkait konsep halal itu sendiri.

"Karena sebenarnya konsep halal ini kompleks, orang pahami hanya daging babinya saja. Padahal turunannya banyak hingga ke kapsul. Lalu, ayam halal, padahal tidak selalu," kata Irfan kepada Republika, Rabu (23/6).

Maka dari itu, kesadaran halal perlu ditingkatkan oleh berbagai pihak, termasuk organisasi masyarakat dan perguruan tinggi. Irfan mengatakan, perlu disiapkan metode untuk melakukan edukasinya secara masif. Maka dari itu semua pihak berkepentingan harus duduk bersama.

Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) harus mengajak mitra dan pemangku kepentingan terkait. Misalnya, Ikatan Ahli Ekonomi Islam yang punya jaringan 350 kampus dan akses ke forum rektor. "Menurut saya, kita harus dorong agar komunikasi dan koordinasi antara pemerintah dengan perguruan tinggi ini diperkuat," kata dia.

4 Cara Bawa Produk Halal Indonesia ke Pasar Global - (Republika.co.id)

Apalagi perguruan tinggi dilibatkan lebih besar untuk menjadi tim pendamping UMK dalam verifikasi dan validasi pernyataan halal. Sehingga sangat potensial sebagai ujung tombak untuk melakukan edukasi. Ditambah dengan sumber daya mahasiswa yang bisa dikerahkan.

Sarana edukasi dan sosialisasi pun sangat beragam sekarang. Jadi yang diperlukan adalah duduk bersama merancang grand design, termasuk dengan jaringan ormas Islam agar kegiatan lebih terukur dan terintegrasi.

Pemahaman dan standar antara ormas Islam dan perguruan tinggi pun harus seragam dalam hal ini. Untuk menyukseskan sertifikasi halal, perlu upaya dan dorongan yang lebih kuat agar koordinasi dan kerja sama bisa terus dikembangkan.

"Saya berharap bahwa BPJPH juga bisa merangkul sebanyak-banyaknya pemangku kepentingan terkait dan pihak supaya mereka bisa ikut memberikan masukan," kata Irfan.

 

 

 

 
Berita Terpopuler