Tingkatkan Kewaspadaan Jelang Libur Nataru

Pemerintah memastikan mobilitas tidak meningkat tajam untuk tekan kasus covid-19.

Dok. BPMI/Setwapres
Wakil Presiden Ma
Rep: Fauziah Mursid/Dian Fath Risalah Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, Fauziah Mursid, Dian Fath Risalah

Baca Juga

BANDA ACEH -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta seluruh masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan Covid-19 menjelang libur Hari Raya Natal dan Tahun Baru. Ini karena, belajar pengalaman sebelumnya, lonjakan kasus terjadi akibat pergerakan masyarakat yang tinggi di beberapa waktu, salah satunya akhir tahun.

"Pertama tentu vaksinasi, yang kedua penerapan protokol kesehatan masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan yang ketiganya itu penerapan PeduliLindungi di semua tempat mobilitas, tempat wisata, tempat belanja, di lingkungan sekolah, maupun di mana terjadi pergerakan-pergerakan, itu kemudian kita terapkan," ujar Wapres di sela meninjau vaksinasi Covid-19 di Pesantren Mahyal Ulum Al Aziziyah, Selasa (16/11).

Wapres mengatakan, jika hal ini tidak diwaspadai maka berpotensi meningkatkan kasus, termasuk kemungkinan gelombang ketiga Covid-19. Karena itu, pemerintah akan melakukan berbagai pengetatan menjelang libur Natal dan Tahun Baru.

"Apalagi menjelang tahun baru ini di mana memang pergerakan dan mungkin ada beberapa pembatasan di sekitar Natal dan Tahun Baru itu untuk menghindari lonjakan seperti tahun-tahun yang lalu," ujar Wapres.

Wapres pun meminta agar vaksinasi Covid-19 terus ditingkatkan di setiap daerah, termasuk di Aceh. Sebab, Aceh menjadi salah satu daerah yang capaian vaksinasinya masih rendah di Indonesia.

Hal itu juga yang disinggung Wapres saat rapat koordinasi dengan kepala daerah kabupaten dan wali kota di Aceh "Memang ini harus didorong betul. Nanti saya akan mencoba dalam rapat kabinet terakhir saya memang mendorong supaya daerah-daerah yang tingkat vaksinasinya masih rendah supaya diprioritaskan untuk memperoleh vaksin, termasuk Aceh, nanti akan saya monitor," ujarnya.

Apalagi saat ini berbagai negara mulai mengalami lonjakan kasus Covid-19. Selain itu, varian baru Covid-19, Delta AY.4.2 saat ini juga sudah masuk ke Malaysia dan Singapura.

"Walaupun kita sudah landai penularan kita, tapi di Eropa, di luar negeri dengan adanya varian baru bahkan sudah sampai ke Malaysia, Singapura. Jadi ini sudah dekat dengan Aceh, Karena itu ini harus diwaspadai, salah satunya penerapan prokes dan melakukan vaksinasi secaracmasif, ini bagian daripada upaya pengendalian kita," katanya.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmidzi mengatakan saat ini, pemerintah terus berupaya untuk mempertahankan kasus positif Covid-19 serendah mungkin dengan penurunan kasus yang konsisten. “Upaya ini akan efektif jika masyarakat patuh, taat dan disiplin terapkan protokol kesehatan termasuk mengurangi mobilitas (saat libur Nataru) dan berpartisipasi dalam vaksinasi Covid-19.” tegas Nadia.

Upaya-upaya penanggulangan pandemi di Indonesia dikelompokkan ke dalam lima pilar utama. Pertama, deteksi, dilakukan melalui penguatan testing, tracing, karantina/isolasi. Deteksi juga dilakukan melalui surveilans untuk Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dan surveilans genomic untuk mengawasi varian baru serta pengawasan di pintu masuk negara.

Kedua, manajemen klinis, dilakukan tatalaksana kasus sesuai perkembangan ilmu pengetahuan termasuk potensi obat baru dan persiapan kapasitas rumah sakit dan fasyankes lain. Ketiga, perubahan perilaku, dilakukan melalui penguatan protokol kesehatan berbasis teknologi informasi PeduliLindungi.

Keempat, peningkatan cakupan vaksinasi dan kelima penguatan sistem kesehatan untuk menjaga keberlangsungan pelayanan kesehatan esensial dan memenuhi standar protokol kesehatan

“Situasi (pandemi) yang sudah membaik ini harus kita pertahankan. Laju kasus harus terus kita tekan," ujar Nadia.

Selain itu, juga memastikan mobilitas tidak meningkat secara tajam agar laju penularan juga tidak meningkat. Tes dan tracing juga harus terus ditingkatkan dan diperkuat agar secara cepat kita temukan kasus positif.

Karena, semakin disiplin terapkan protokol kesehatan dan terus meningkatkan cakupan vaksinasi. "Kita harus pastikan setelah libur Nataru tidak terjadi lonjakan kasus,” tegas Nadia lagi.

Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama juga menekankan pentingnya bagi Indonesia untuk terus waspada mengingat umur Covid-19 yang baru dua tahun sehingga masih banyak hal yang tak terduga dari virus ini. Menurutnya, penyebab kenaikan kasus positif di banyak negara saat ini harus menjadi pelajaran bagi Indonesia.

Ia menjelaskan ada beberapa penyebab kenaikan kasus di beberapa negara antara lain karena sekelompok masyarakat yang belum divaksinasi, efikasi vaksin menurun, dan pelonggaran mobilitas yang berkorelasi dengan naik turunnya kasus. "Kita bersyukur kasus positif kita menurun sangat tajam dan bertahan lama. Tetapi kita juga harus tetap belajar dari negara-negara lain. Kita mesti tetap waspada dari sekarang," tegasnya.

Vaksinasi, lanjutnya, memang menjadi salah satu pilar penting untuk mencegah terjadinya gelombang baru. Sementara Dubes RI untuk Singapura Suryopratomo mengungkapkan terjadinya lonjakan kasus di Singapura Sejak pertengahan Juli 2021 lalu selain kemunculan varian delta, pelanggaran protokol kesehatan, juga disebabkan masih banyaknya orang yang tidak mau divaksinasi. Terdapat sekitar 60 ribu sampai 100 ribu lansia tidak mau divaksinasi di Singapura. Padahal mereka termasuk dalam kelompok yang paling rentan.

“Ketika delta masuk, mereka (lansia) yang paling rentan. Kematian paling banyak lansia dan punya komorbid. Pemerintah Singapura mulai memberlakukan kebijakan baru yaitu orang (warganya) dipaksa divaksinasisi. Orang yang tidak divaksinasi, kalau sakit harus bayar sendiri,” terangnya.

 

 
Berita Terpopuler