Polsek Penjaringan Selidiki Dugaan Keracunan Makanan Hajatan

Sebanyak 16 warga Penjaringan mengalami gejala keracunan makanan hajatan.

Republika/Reiny Dwinanda
Nasi kuning (Ilustrasi). Sebanyak 16 warga Penjaringan, Jakarta Utara mengalami gejala keracunan setelah menyantap hidangan nasi kuning di hajatan ulang tahun, Ahad (14/11).
Rep: Ali Mansur Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian Sektor (Polsek) Metro Penjaringan menyelidiki dugaan keracunan makanan massal saat hajatan ulang tahun di kawasan Muara Baru, Jakarta Utara pada Ahad (14/11). Kepala Polsek Metro Penjaringan Komisaris Polisi Rinaldo Aser mengatakan, anggotanya masih memeriksa penyelenggara dan pembuat makanan hajatan tersebut.

Baca Juga

"Kami sudah memeriksa pemilik hajatan dan pembuat makanan, sampai saat ini prosesnya masih berjalan terus," kata Rinaldo kepada wartawan di Jakarta Utara, Senin.

Rinaldo menyebut, memang ada dugaan bahwa makanan yang dimasak oleh penyelenggara hajatan itu penyebab keracunan massal tersebut. Untuk membuktikan dugaan itu, polisi pun mengambil sampel makanan tersebut untuk diperiksa lebih lanjut di Laboratorium Forensik (Labfor) Polri.

"Sudah kami ambil sampelnya dan akan kami periksa ke Labfor," ungkap Rinaldo.

Saat ini belum diketahui penyebab pasti warga mengalami gejala keracunan tersebut. Namun, menurut Rinaldo, saat ini sudah tidak ada korban keracunan yang menjalani rawat inap.

"Jadi setelah tadi malam mendapatkan perawatan di klinik, langsung pulang, dan tidak ada yang diopname," ucap Rinaldo.

Menurut keterangan pengurus Rukun Tetangga (RT) setempat, terdapat 16 orang yang merasakan dampak dari menyantap makanan berupa nasi kuning dengan irisan telur dadar, mi goreng, dan ayam yang dimasak sendiri oleh pengundang. Sejumlah warga mengalami lemas, mual, muntah, jantung berdebar, hingga diare setelah mengonsumsi hidangan tersebut.

"Menurut pengaduan masyarakat, ada warga yang sedang berulang tahun kemudian mengundang teman-temannya dan anak kecil, kemudian mengonsumsi hidangan yang disediakan oleh pemilik hajat ternyata dampaknya waktu pulang pada muntah-muntah, diare, panas," tutur Ketua RT 019/ RW 017 Kelurahan Penjaringan, Tarso.

Menurut pengakuan warga RT019, Nurhasanah, makanan yang disantap tidak langsung menimbulkan gejala. Ada jeda beberapa waktu sebelum terjadinya mual dan muntah-muntah tersebut.

"Saya makan sehabis Maghrib, nasi yang dari orang yang ulang tahun itu, terus pukul 22.00 WIB-nya saya muntah-muntah. Terus saya keluar, kata orang-orang bilang banyak yang pada keracunan makanan," ungkap Nurhasanah.

 
Berita Terpopuler