Masyarakat Harus Belajar dari Kenaikan Kasus Usai Liburan

Indonesia selalu mengalami tren kenaikan kasus pada masa libur panjang.

Antara/Raisan Al Farisi
Aktivitas warga di Kampung Ciburial, Desa Cibogo, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Sabtu (5/6/2021). Pemerintah Desa Cibogo melakukan karantina wilayah mandiri di Kampung Ciburial setelah 31 warga dinyatakan positif usai Lebaran dan libur panjang Idul Fitri 2021.
Rep: Dessy Suciati Saputri, Zainur Mashir Ramadhan, Arie Lukihardianti, Dadang Kurnia Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, Oleh: Dessy Suciati Saputri, Zainur Mashir Ramadhan, Arie Lukihardianti, Dadang Kurnia

Baca Juga

JAKARTA  --  Masyarakat diingatkan agar belajar dari peningkatan kasus selama periode libur panjang. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan Satgas Covid-19, Indonesia selalu mengalami tren kenaikan kasus pada masa libur panjang.

Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut kenaikan kasus ini terjadi sebanyak tiga kali yaitu pada libur Idulfitri 2020, libur kolektif Maulid Nabi dan Natal 2020, serta libur Idulfitri 2021.

“Maka dari itu, seluruh elemen masyarakat harus bekerja ekstra keras dan berkolaborasi untuk mencegah kejadian serupa,” ujar Wiku saat konferensi pers, dikutip pada Jumat (12/11).

Wiku mengatakan, tren kenaikan kasus pada periode libur panjang ini cukup kompleks karena disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, yakni peningkatan mobilitas selama periode libur yang tidak dibarengi dengan upaya testing yang cukup. 

Tips memakan bekal di sekolah saat pandemi Covid-19. - (Republika.co.id)

“Pemberlakukan kewajiban testing ini merupakan hal yang sangat penting sebagai langkah preventif untuk memastikan pelaku perjalanan dalam kondisi sehat sehingga tidak menularkan virus ke daerah tujuannya,”kata dia. 

Kedua, kenaikan kasus disebabkan oleh sikap tak patuh terhadap prokes selama perjalanan maupun aktivitas saat liburan. 

Ketiga, adanya tradisi berkumpul, makan bersama, maupun tradisi keagamaan yang dapat meningkatkan peluang penularan kasus karena kerumunan. 

Keempat karena peningkatan aktivitas di pusat belanja, tempat rekreasi, dan fasilitas publik yang tidak disertai dengan pengawasan prokes.

 

Analisis Data

Wiku  menjelaskan kenaikan kasus ini tidak hanya terjadi pada kenaikan kasus harian, namun juga pada kenaikan kasus mingguan yang bertahan lama. Pada libur Idulfitri 2020, Satgas mencatat terjadi penambahan antara 413-559 kasus harian baru atau sebesar 68-93 persen. Kenaikan ini juga terjadi pada kasus mingguan di mana penambahan berada pada kisaran 2.889 hingga 3.917 kasus.

Kemudian pada periode libur kolektif Maulid Nabi dan Natal 2020, terjadi penambahan sebanyak 1.157 hingga 5.477 kasus harian atau sebesar 37-95 persen. Sementara untuk data mingguan, penambahan kasus mingguan berkisar antara 8.096 hingga 38.340 kasus baru.

Kenaikan kasus signifikan juga terjadi pada masa libur Idul Fitri 2021 yang juga diperparah dengan adanya varian Delta yang lebih mudah menular. Pada periode ini terjadi kenaikan kasus harian antara 1.972 hingga 46.297 atau 53-1.237 persen.

“Dapat pula dikatakan, kasus harian meningkat hingga lebih dari 12 kali lipat pascalibur Idulfitri 2021. Kenaikan tajam juga tampak pada analisis data mingguan di mana terjadi penambahan kasus mingguan pada rentang 13.931 hingga 324.207 kasus,” jelas dia.

Jaga Prokes

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengingatkan warga Jakarta tetap menerapkan protokol kesehatan.  “Tentu kita boleh euforia, tapi jangan kendor dan lupa. Tetap waspada apalagi kita sedang menghadapi akhir dan awal tahun yang berpotensi ada peningkatan (kasus)” kata Riza saat ditemui di Balai Kota DKI, Jumat (11/11).

Riza mengungkap, Jakarta saat ini masuk dalam Top 50 kota dengan respon penanganan Covid-19 terbaik versi lembaga analitik asal London, Inggris, Deep Knowledge Analytics (DKA). Menurut dia, peringkat DKI di posisi ke-47, di atas Ankara, Turki, merupakan anggapan sukses penanganan Covid-19 di dunia

Prestasi tersebut, diakuinya merupakan kerjasama dari banyak pihak. Khususnya, dari TNI-Polri, Ormas, hingga para tokoh agama.“Kami bersyukur, ini adalah wujud nyata Jakarta sebagai kota kolaborasi. Dan berhasil bisa mengurangi Covid-19 dengan baik,” tuturnya.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves), Luhut Binsar Pandjaitan memberikan beberapa catatan mengenai penanganan Covid-19.

Luhut yang juga Koordinator pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro darurat untuk Pulau Jawa dan Bali ini mengingatkan ada lima kota/kabupaten di Jawa Barat yang mengalami kenaikan kasus covid-19.

Kemudian, menurut Ridwan Kamil, hal lain yang disoroti adalah kasus Covid-19 di sekolah yang menggelar pembelajaran tatap muka. Namun, Ridwan Kamil memastikan semua masih dalam kendali.

“Walaupun naiknya tidak mengkahwatirkan. Masih dalam batas (terkendali). Ada di Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Sumedang, kota Cirebon dan kota sukabumi. Itu akan kita cermati,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Kamis (11/11)

“Kasus di sekolah. Tidak banyak sih. Tapi kalau pakai ukuran positvity rate yang lima persen ada satu dua sekolah yang di atas lima persen,” katanya.

Menurutnya, dari sisi tracking kontak erat dengan orang yang terkonfirmasi positif Covid-19, ia sebut sudah baik. Meski ada catatan yang diberikan Luhut, yakni pengetesan harus maksimal.

“Kita belum normal. (Masyarakat) harus tetap aturan,” katanya.

 

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat menjadikan momentum peringan Hari Kesehatan Nasional untuk membiasakan diri menerapkan pola hidup sehat dalam kesehariannya. Yakni dengan memakan makanan bergizi, olahraga teratur, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, tidur cukup, memelihara kebersamaan, serta interaksi sosial.

‘’Pola hidup sehat merupakan wujud nyata mencintai diri sendiri,’’ kata Khofifah di Surabaya, Jumat (12/11).

"Kesehatan menjadi indikator yang sangat penting dalam proses pembangunan. Itu bisa dilihat ketika tren pandemi Covid-19 meningkat. Pembatasan diberlakukan, sehingga laju ekonomi menjadi terdampak," ujarnya.

Khofifah menyampaikan pesan Presiden RI Joko Widodo bahwa pemerintah harus pandai dalam menjaga rem dan gas. Pemerintah harus tepat dalam menentukan kebijakan kapan waktunya mendorong peningkatan ekonomi, dan kapan saatnya lebih mementingkan kesehatan masyarakat.

'’Ketika masyarakat sehat, pemerintah bisa menginjak gas untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi, baik skala lokal, regional, nasional, maupun internasional,’’ kata dia.

 

 

 

 
Berita Terpopuler