Giovanni Simeone: Mengilap di Verona, tak Mau Tiru Ayah

Giovanni Simeone tak mau bermain 'nakal' seperti ayahnya Diego Simeone.

EPA-EFE/EMANUELE PENNACCHIO
Penyerang Hellas Verona Giovanni Simeone.
Rep: Frederikus Bata Red: Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Giovanni Simeone belakangan menjadi buah bibir. Itu berkat penampilan impresifnya bersama Hellas Verona sepanjang musim 2021/22 bergulir. Ia mencetak empat gol ke gawang Lazio, akhir bulan lalu. Timnya unggul 4-1. Usai pertandingan, sosok yang dipinjam Verona dari Cagliari itu mendapat ucapan selamat dari ayahnya, Diego Simeone.

Baca Juga

 "Dia menuliskan pesan kepada saya, bahwa saya memainkan permainan terbaik dalam karier saya," kata Giovanni kepada Gazzetta, dikutip dari Daily Mail, Senin (8/11). 

Sang ayah yang tak mudah terkesan kini dibuat terpesona. Giovanni dinilai menampilkan performa mendekati sempurna. Selain mencetak gol, Giovanni juga aktif membantu rekan setim.

Tak berlebihan apa yang dikatakan pelatih Atletico Madrid itu. Anaknya baru saja menunjukkan penampilan terhebat dalam 90 menit sepanjang meniti karier di lapangan hijau.

Selama ini, Giovanni seolah hanya menjadi bayang-bayang sang ayah. Semasa bermain, Diego merupakan gelandang jempolan. Ia langganan timnas Argentina sejak 1988 sampai 2002. Diego juga andalan di Sevilla, Atletico Madrid, Inter Milan, dan Lazio.

Sementara Giovanni kesulitan menembus timnas Argentina karena hanya membela tim semenjana. Pada 2018 ia pernah dipanggil membela Albiceleste dalam lima pertandingan, tapi masuk kategori laga ecek-ecek. Namanya tak masuk dalam skuad Tim Tango dalam event resmi.

Memulai karier di River Plate pada 2013, Giovanni kemudian dipinjamkan ke Banfield pada musim 2015/2016. Setelahnya, ia dijual ke Genoa. Hanya semusim di kota pelabuhan, ia merapat ke Fiorentina. Namun pada musim 2019/2020, Fiorentina kemudian meminjamkannya ke Cagliari.

Pada 2020 Cagliari mempermanenkannya. Namun kisah lama berulang, setelah ia dipermanenkan, Cagliari justru meminjamkannya ke Verona pada musim ini. Tak berlebihan karena sepanjang musim lalu, Giovanni hanya mencetak enam gol dari 34 pertandingan.

Back-and-forth: 🔵⚪ - 🟡🔵 ends 1️⃣-1️⃣🔚#NapoliVerona #SerieA💎 #WeAreCalcio pic.twitter.com/HktVvKAVAP

— Lega Serie A (@SerieA_EN) November 7, 2021

 

 

Lembaran baru di Kota Verona

Giovanni tiba di Verona pada usia 26 tahun. Ia datang untuk membuktikan sesuatu setelah kerap tak bertahan lama di tim. Tampaknya peruntungannya ada di Kota Verona. Di sina, ia seperti menemukan ketajaman yang selama ini dicari, setidaknya hingga 12 laga Serie A Liga Italia berjalan. Giovanni telah mengoleksi sembilan gol dan dua assist dari 10 penampilan, tujuh di antaranya bermain sebagai starter. Empat gol disarangkan ke gawang Lazio saat Verona menang 4-1 dan dua ke jala Juventus.

Teranyar, sang penyerang membobol gawang Napoli pada giornata ke-12 Serie A. I Mastini menahan imbang Napoli 1-1 di Stadion Diego Armando Maradona, Naples, Senin (8/11) dini hari WIB. Giovanni kini hanya terpaut satu gol dari striker Lazio Ciro Immobile dalam daftar pencetak gol terbanyak Serie A.

Dengan kehadiran Giovanni, Verona termasuk dalam barisan tim dengan koleksi gol banyak di pentas Serie A (25). Skuad polesan Igor Tudor hanya berada di belakang AC Milan dan Inter Milan soal produktivitas gol dan sejajar dengan Lazio.

Tak mau main kotor

Giovanni berperan penting menaikkan pamor klubnya. Secara individual ia trengginas. Ketika dua kali menjebol gawang Juventus, ia kembali mendapat sanjungan dari sang ayah. Diego menilai anaknya sangat kuat dan agresif, tapi perlu lebih 'nakal' lagi saat berkreasi.

Untuk poin tersebut Giovanni, tak sepakat dengan ayahnya. Ia menolak menjadi sosok yang disarankan Diego. "Saya tidak seperti itu. Saya bertarung dengan kejujuran dan rasa hormat dan saya dihormati. Saya tidak tertarik untuk menjadi buruk dalam artian itu. Saya bisa bereaksi, tidak pernah memprovokasi," ujar juru gedor kelahiran Madrid itu.

Selama berkarier sebagai pemain, Diego terkenal sebagai sosok yang keras, lugas, dan provokatif. Karakter ini ia tunjukkan saat membela Atletico, Inter Milan, Lazio, dan Argentina. Di pentas Piala Dunia 1998, David Beckham pernah menjadi saksi atau tepatnya korban trik 'kotor' Simeone. Beckham terprovokasi sehingga dikartu merah. Inggris kemudian kalah dari Argentina.

Giovanni merasa tak perlu meniru ayahnya. Mereka punya jalan dan ciri khas berbeda. Meski dari segi determinasi, keduanya sama-sama agresif dan berapi-api.

"Saya telah menemukan keseimbangan yang tepat, dan sekarang semuanya berjalan baik," tuturnya.

 

Motivasi film Rocky

Moncernya performa Giovanni bukan kebetulan. Ia melatih fisik dan pikirannya setiap saat. Salah satu cara memotivasi dirinya dengan menonton film Rocky.

Ia membutuhkan tontonan tersebut saat sedang kekurangan energi. Ada satu kutipan dari film tersebut yang terus menyemangatinya. Tidak peduli berapa kali kita terkena pukulan dan jatuh, yang terpenting bagaimana kita berkali-kali menunjukkan kebangkitan.

Ia menerjemahkan pesan tersebut dalam bidangnya. Giovanni juga mewarisi etos kerja yang tinggi dari ayahnya. Bahkan saat menjalani liburan usai menikahi Giulia Coppini, ia tetap aktif berlatih.

"Musim panas ini, saya pergi ke Maladewa untuk berbulan madu. Saya berlatih setiap hari. Untungnya istri saya, Giulia juga menyukai Gym. Jika tidak dia akan langsung minta cerai," canda sang penyerang.

Giovanni juga berusaha mengolah fokus dengan baik. Caranya dengan selalu menyempatkan diri untuk bermeditasi. Ia ingin mengenal dirinya lebih dalam.

Diego sudah memenangkan gelar Serie A, Coppa Italia, Piala Super Italia, Piala UEFA dan Piala Super UEFA. Giovanni belum mendekati pencapaian tersebut. Namun dia berdiri tegak dengan caranya sendiri.

Target terdekatnya adalah ingin mencicipi pentas Liga Champions. Ia sangat menyukai kompetisi tersebut. Namun untuk saat ini fokusnya memberikan segalanya agar Verona finis di zona enam besar. Pada saat yang sama, ia mencoba menambah pundi-pundi golnya.

Giovanni Simeone

Lahir: Madrid, Spanyol, 5 Juli 1995

Tinggi: 1,80 m

2013–2016 River Plate

2015–2016 Banfield (pinjaman) 

2016–2017 Genoa           

2017–2020 Fiorentina    

2019–2020 Cagliari (pinjaman)   

2020–    Cagliari 

2021–   Verona (pinjaman)

Tim nasional

2015       Argentina U20   12           (10)

2016       Argentina U23   3              (0)

2018       Argentina            5              (1)

 

 
Berita Terpopuler