Seberapa Besar Instagram Pengaruhi Mental Penggunanya?

Penelitian menyebut Instagram berpengaruh negatif terhadap mental remaja.

flickr
Instagram
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/Idealisa Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, KALIFORNIA -- Sering kali terjadi sehari-hari. Kita bangun dari tidur, langsung mencari ponsel, lalu membuka-buka Instagram.

Baca Juga

Ini adalah rutinitas yang terlalu akrab bagi banyak kita. Tetapi bagaimana aplikasi tersebut memengaruhi kesehatan mental kita?

Mantan karyawan Facebook Frances Haugen memperingatkan bahwa Instagram lebih berbahaya daripada bentuk media sosial lainnya. Dia mengungkap bahwa penelitian internal perusahaan mengungkap demikian.

Pada saat itu, Instagram mengatakan penelitian itu menunjukkan komitmennya untuk memahami masalah yang komplek dan sulit. Topik ini lantas menjadi perhatian tentang sejauh mana Instagram berpengaruh terhadap mental penggunanya, terutama remaja. Instagram pun dipanggil sana-sini, oleh politikus, oleh senator untuk dimintai penjelasan.

Dilansir dari BBC, Frances Haugen mengatakan kepada komite gabungan anggota parlemen bahwa Instagram adalah tentang perbandingan sosial dan tentang tubuh. Tentang gaya hidup orang dan itulah yang akhirnya menjadi lebih buruk bagi anak-anak.

Sebelumnya, pada Januari 2019 lalu, penelitian dari Royal Society for Public Health and Young Health Movement juga mengungkap hal yang sama. Penelitian itu mengungkap bahwa Instagram merupakan platform media sosial yang paling buruk untuk kesehatan mental.

Kesimpulan ini diambil setelah tim peneliti melakukan survei terhadap hampir 1.500 remaja dan dewasa muda di Inggris dengan kisaran usia 14-24 tahun. Para partisipan ini mendapatkan pertanyaan mengenai lima platform media sosial paling populer yaitu Facebook, Instagram, Snapchat, YouTube dan Twitter.

Citra Tubuh

Hannah menghabiskan enam hingga 10 jam sehari di media sosial, yang telah dia akses sejak dia masih remaja. Pria berusia 24 tahun, yang belajar di University of the West of Scotland di Ayr, memiliki akun di semua platform utama; Facebook, Instagram, Twitter, Snapchat, dan TikTok.

Hannah mengaku memiliki kebiasaan yang sangat buruk di pagi hari untuk memeriksa semua notifikasi miliknya. Media sosial juga menjadi hal terakhir yang Hannah periksa sebelum tidur. Sepanjang hari Hannah berputar di sekitar media sosialnya.

“Saya benar-benar kecanduan TikTok, saya dapat dengan mudah menggulir selama beberapa jam setiap kali. Saya tahu pada dasarnya saya membuang-buang waktu ... ada kalanya saya mencoba dan membatasinya,” kata Hannah, dilansir dari BBC, Ahad (7/11).

Di Instagram, Hannah sering mengikuti influencer yang membuatnya merasa buruk tentang citra tubuhnya.

“Itu membuat saya berpikir bahwa tubuh saya perlu terlihaat seperti mereka. Saya mulai memiliki harapan yang tidak realistis untuk menjadi model langsung. Saya menemukan itu benar-benar merusak kesehatan mental saya, jadi saya mengambil langkah mundur dan berhenti mengikuti mereka,” ujar dia.

Sekarang dia telah mengubah siapa yang dia ikuti, berganti influencer dengan akun yang positif. Dia kemudian menyadari bahwa tidak semua orang memiliki badan yang super kurus atau tinggi. Dia kemudian mulai mengikuti orang-orang yang lebih mirip dengan dirinya. Hal itu telah meningkatkan kepercayaan dirinya. 

Hannah telah menerima beberapa komentar kebencian di instagram. Hannah mendapatkan komentar dari beberapa orang yang mengatakan bahwa dia perlu menurunkan berat badan karena terlalu gemuk.

“Itu membuat saya merasa negatif tentang tubuh saya,” ujar Hannah.

 

 

Tidak semua remaja memiliki Instagram

Tidak semua remaja di sekolah memiliki Instagram. Leah (15 tahun) belum diizinkan untuk membuat akun. “Itu karena semua hal negatif yang ada di luar sana, jadi saya percaya keputusan ibu saya,” katanya.

 

Leah sangat ingin memiliki media sosial, karena semua temannya memilikinya dan terkadang dia merasa keluar dari lingkaran. “Namun, saya juga tahu sisi buruknya. Saya telah mendengar banyak cerita tentang teman-teman saya yang menerima gambar yang tidak pantas dan video mengerikan-hal-hal yang tidak boleh ditonton oleh orang seusia kita,” ujar Leah.

Wakil Presiden Urusan Global di perusahaan induk Instagram Meta, telah membela platform tersebut. Dia mengatakan bahwa mayoritas gadis remaja senang menggunakannya.

Fitur istirahat

Sebagai solusi dari masalah itu, Instagram akan memperkenalkan fitur yang disebut “take a break”, Fitur ini akan mendorong pengguna muda untuk beristirahat dari Instagram. Tidak ada waktu yang jelas fitur ini akan tersedia.

Dilansir dari The Verge, fitur ini pun belum diuji coba. Dalam sebuah postingan 27 September,  kepala Instagram Adam Mosseri yang menyebutkan perusahaan sedang menjelajahi fitur-fiturnya.

“Kami mengumumkan bahwa kami sedang menjajaki dua ide baru: mendorong orang untuk melihat topik lain jika mereka memikirkan konten yang mungkin berkontribusi pada perbandingan sosial yang negatif, dan fitur yang sementara disebut “Take a break”, di mana orang dapat menempatkan akun mereka di jeda dan luangkan waktu sejenak untuk mempertimbangkan apakah waktu yang mereka habiskan bermakna,” kata Mosseri di blog.

Mosseri sebelumnya juga telah mengatakan bahwa perusahaannya terus mengerjakan pengalaman yang diawasi orang tua bagi pengguna yang lebih muda.

 

 
Berita Terpopuler