CAIR: Separuh Pelajar Muslim AS Jadi Korban Diskriminasi

Separuh pelajar Muslim AS jadi korban diskriminasi.

Daily Herald
Pelajar Amerika yang belajar di Akademi Al Falah mengenalkan kehidupan muslim di berbagai negara.
Rep: Dea Alvi Soraya Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, CALIFORNIA — Lebih dari separuh siswa Muslim di California yang disurvei mengaku merasa tak aman di sekolah dan kerap mendapatkan intimidasi karena identitasnya sebagai Muslim. Demikian laporan yang dirilis Council on American-Islamic Relations (CAIR) cabang California.

Baca Juga

Laporan tersebut juga mendokumentasikan kasus intimidasi dan diskriminasi yang dialami siswa Muslim di California, dan menjadi kasus dengan presentase tertinggi sejak 2013. 

"Anak-anak yang disurvei ada di sini. Mereka bersekolah bersama anak-anak Anda dan anak-anak saya," kata Tazheen Nizam, associate executive director CAIR San Diego, yang berpartisipasi dalam survei tersebut. 

"Ini bukan hanya Islamofobia. Ini adalah segala bentuk diskriminasi rasial atas perbedaan."

Siswa Muslim terus menghadapi intimidasi Islamofobia tingkat tinggi di sekolah, kata CEO CAIR California Hussam Ayloush. “Ini sangat mengkhawatirkan bahwa hampir satu dari tiga responden perempuan (30,12%) yang mengenakan jilbab, melaporkan bahwa jilbab mereka ditarik, atau disentuh secara kasar,” sambungnya. 

 

Menurutnya, sejak kembali berlakunya pembelajaran langsung, sekolah harus mengambil langkah proaktif untuk memastikan lingkungan belajar bebas dari permusuhan dan diskriminasi untuk populasi Muslim mereka. Penyesuaian oleh distrik sekolah dan pendidik, selama setahun terakhir, menunjukkan bahwa perubahan mungkin terjadi ketika administrator dipaksa untuk bertindak, sambungnya.

“Pandemi menunjukkan kepada kita bahwa sebagian besar sekolah memiliki kapasitas untuk beradaptasi dan mengembangkan model pembelajaran mereka untuk mendukung keselamatan dan kesejahteraan siswa mereka, dan kami memuji mereka untuk itu,” kata Nizam.

“Upaya ini juga menunjukkan bahwa sekolah memiliki kemampuan untuk secara proaktif melindungi siswa mereka dari intimidasi, akibat dari Islamofobia, dan untuk menerapkan kebijakan toleransi nol terhadap segala bentuk diskriminasi,” tambahnya. 

Kantor CAIR-SD mengundang Administrator sekolah dan guru wilayah San Diego untuk bergabung dalam membantu memerangi Islamofobia di sekolah.

“Tim kami dapat memberikan pelatihan, bahan bacaan, dan rencana pelajaran yang menggambarkan Islam secara akurat. Mari kita bekerja menuju cara pembelajaran dan pertumbuhan yang lebih inklusif bagi para pemimpin masa depan kita,” kata Nizam.

Laporan yang berjudul “CAIR-California’s 2021 Bullying Report: Exining Islamophobia in California Schools” ini didasarkan pada temuan dari survei di seluruh negara bagian terhadap 708 siswa Muslim berusia antara 11 dan 18 tahun. Laporan tersebut adalah yang kelima dalam rangkaian laporan dua tahunan CAIR-CA yang mendokumentasikan tingkat intimidasi terhadap siswa Muslim di California. 

 

Survei dan laporan tahun 2021 juga memeriksa bagaimana pandemi memengaruhi cara para siswa ini mengalami intimidasi.

 
Berita Terpopuler