Kebijakan Privasi Apple Bikin Perusahaan Medsos Hilang Cuan

Perusahaan sosial media kehilangan sekitar Rp 1,3 triliun akibat kebijakan baru Apple

reuters
Apple
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, KALIFORNIA -- Investigasi yang dilakukan oleh The Financial Times menemukan Snapchat, Facebook, Twitter dan YouTube kehilangan pendapatan sekitar 9,85 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 1,3 triliun. Pendapatan yang hilang ini disebabkan karena perubahan kebijakan privasi Apple.

Baca Juga

Tahun lalu, Apple mengumumkan kebijakan Transparansi Pelacakan Aplikasi (ATT) yang mengharuskan aplikasi meminta izin untuk melacak data pengguna. Kebijakan tersebut melarang aplikasi melacak pengguna jika mereka memilih untuk tidak mengizinkannya.

Dilansir dari The Verge, Senin (1/11), kebijakan ATT mulai berlaku pada April. Facebook secara khusus mengkritik langkah tersebut dengan iklan surat kabar satu halaman penuh. Menurut laporan itu, Facebook kehilangan uang paling banyak “secara absolut” jika dibandingkan dengan platform sosial lainnya. Facebook menanggung kerugian besar akibat kebijakan ini. 

“Beberapa platform yang paling terkena dampak-tetapi terutama Facebook harus membangun kembali mesin mereka dari awal sebagai akibat dari ATT,” konsultan adtech Eric Seufert mengatakan kepada FT.

“Keyakinan saya adalah bahwa dibutuhkan setidaknya satu tahun untuk membangun infrastruktur baru. Alat dan kerangka kerja baru perlu dikembangkan dari awal dan diuji secara ekstensif sebelum diterapkan ke banyak pengguna,” kata dia lagi.

Kebijakan baru Apple akan memaksa platform sosial dan aplikasi lain untuk menjadi lebih kreatif dengan iklan mereka. Apakah ini berarti berfokus pada perangkat Android atau berinvestasi dalam bisnis periklanan Apple dengan cara yang tidak melibatkan pelacakan aktivitas di iPhone.

Facebook menghasilkan laba 9 miliar dolar AS (Rp 127,5 triliun) dalam tiga bulan hingga September. Angka ini naik dari 7,8 miliar dolar AS (Rp 110,5 triliun) tahun lalu.

 

Meskipun laba Facebook naik, perusahaan itu terdampak besar dari pembaruan privasi baru untuk sistem operasi Apple iOS 14, yang mempersulit mereka menargetkan iklan pada pengguna tertentu, dilansir di BBC, Selasa (26/10).

 

Terlepas dari keuntungannya yang kuat, pendapatannya sedikit di bawah ekspektasi analis. Facebook mengatakan pembaruan privasi juga akan berdampak pada bisnis digitalnya pada kuartal terakhir tahun ini, tetapi diharapkan dapat menyesuaikan dengan perubahan waktu.

The Verge melaporkan pada (21/10) lalu Snap melampaui pendapatan 1 miliar dolar AS untuk pertama kalinya. Perusahaan itu juga menambahkan 13 juta pengguna harian. Namun, perusahaan itu mengalami masalah serius akibat perubahan privasi Apple yang telah menyebabkan jutaan dolar iklan hilang.

Perusahaan kehilangan target pendapatannya sebesar 3 juta dolar AS pada kuartal ketiga. Sebagian besar karena perubahan privasi Apple, Snap mengumumkan iItu bukan kerugian besar, tetapi Snap memperkirakan dampaknya akan berlanjut pada kuartal berikutnya dan mengatakan bahwa pertumbuhan pendapatannya akan melambat secara signifikan.

Di sisi lain, pendapatan Twitter tidak terlalu terdampak dari kebijakan provasi Apple. Pendapatan kuartalan Twitter tumbuh 37 persen. Pertumbuhan ini didorong keberhasilan mengatasi dampak dari perubahan privasi Apple yang menghantam saingannya seperti Snap dan Facebook.

Celah Apple masuk bisnis iklan?

Sebelumnya, perubahan kebijakan privasi pada iPhone dinilai sebagai sinyal Apple akan masuk ke bisnis periklanan internet seperti Google dan Facebook. "Kami meihat (perubahan kebijakan privasi) sebagai tanda Apple ingin berkompetisi di periklanan global," kata analis dari RBC Capital Markets, Brad Erickson, dalam catatan untuk klien, dikutip dari Reuters, Ahad (3/10).

Analis di Evercore ISI juga mengendus rencana Apple untuk masuk ke periklanan pada Agustus lalu. Mereka melihat "menghambat periklanan pihak ketiga" merupakan langkah yang bagus dalam periklanan. Di sisi lain, ISI juga menekankan ATT merupakan perlindungan privasi pengguna dibandingkan platform untuk dimonetisasi.

 

 

 
Berita Terpopuler