Minyak Zaitun: Minyak Hijau Arab Saudi

Minyak Zaitun: Minyak Hijau Arab Saudi

Arab News
Minyak Zaitun: Minyak Hijau Arab Saudi
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Muhammad Hafil

IHRAM.CO.ID,JOUF -- Minyak zaitun merupakan ramuan hijau sekaligus makanan pokok di rumah tangga Saudi. Produk ini mengalami peningkatan produksi setelah petani di wilayah Jouf utara, mengadopsi metode teknologi tinggi untuk mendapatkan hasil maksimal dari kebun zaitun tradisional mereka.

Baca Juga

Pohon zaitun berakar pada tempat lahirnya peradaban, dimana tanaman ini dibudidayakan bahkan sebelum penemuan bahasa tertulis. Varietas pohonnya yang khas menyebar ke Iran, Suriah dan Palestina, serta seluruh lembah Mediterania.

Dengan tanah yang subur dan iklim sedang, wilayah Jouf di utara Kerajaan menjadi penghasil minyak zaitun terbesar di Arab Saudi. Daerah ini merupakan rumah bagi kebun-kebun besar yang menampung jutaan pohon.

Sepanjang sejarah, zaitun selalu dikaitkan dengan kemakmuran. Namun demikian, minyak zaitun lebih dari sekadar bagian lezat makanan sehari-hari. Ia merupakan bagian yang berharga dan intrinsik dari budaya dan warisan Arab.

Pemilik Pertanian Busita atau dikenal sebagai 'Pertanian Sejuta Pohon', Nasser Al-Hamad, membagikan kisahnya tentang menukar karir sebagai guru studi Islam di Riyadh dengan kehidupan di dunia pertanian. Ia telah meneliti dan merencanakan proyek pertaniannya selama bertahun-tahun, sebelum menanam 160.000 pohon zaitun yang diimpor dari Spanyol melalui perusahaan Agromillora.

Usahanya itu telah membuahkan hasil. Sekarang, ia dianggap sebagai salah satu petani terbaik di wilayah tersebut.

“Saya tumbuh di antara lahan pertanian dan dalam keluarga yang penuh dengan petani, jadi saya sudah terbiasa dengan metode penanaman untuk banyak tanaman,” katanya dikutip di Arab News, Kamis (28/10).

Ia memutuskan menanam pohon zaitun Spanyol di kebun dengan kepadatan tinggi, model yang lebih ekonomis dan produktif, serta menghasilkan tanaman dan rasa berkualitas tinggi. Ketika keluarganya memulai bisnis pertanian di kota Jouf, kualitas minyak zaitun menarik perhatiannya.

Minyak zaitun Spanyol disebut tidak untuk penggunaan sehari-hari, melainkan hanya digunakan untuk resep medis. Namun, ia menemukan fakta bahwa zaitan ini memiliki buah yang lebih gurih (nutty) dan lebih kaya dengan rasa manis daripada jenis lainnya.

"Ketika Anda memakannya di pagi hari, itu memberi tubuh dorongan untuk memulai hari," lanjutnya. Perjalanan menuju 'Million Tree Farm' pun dimulai dengan satu langkah.

Buah zaitun - (pixabay)

Kala itu, ia memulai dengan kebun kecil pohon zaitun yang tersedia. Kemudian ia memulai penelitiannya dengan mengunjungi pertanian internasional dan pakar pertanian di seluruh Eropa.

Pada 2018, 160.000 pohon dari semua varietas Arbequina ditanam sebagai tahap pertama dari proyek “Sejuta Pohon”. Pohon-pohon ini diairi melalui jaringan irigasi yang diatur melalui tekanan selama empat tahun. Hasilnya, pohon tumbuh secara signifikan, dengan cabang-cabang yang berat guna mendukung buah dan produktivitas yang sangat baik.

Selama melakukan perjalanan, termasuk ke Eropa dan China, ia mengetahui fakta bahwa Busita adalah jenis zaitun yang terbaik, baik dari segi kualitas, produksi dan biaya, berkat berbagai faktor, termasuk cuaca.

Al-Hamad pun mengatakan setiap 10 kg zaitun menghasilkan satu liter minyak zaitun berkualitas tinggi.

“Seluruh kebun ini dikelola oleh satu pompa irigasi, dan hanya membutuhkan satu pekerja karena penggunaan teknologi modern,” ujar dia.

Keberhasilan Al-Hamad lantas mendorongnya untuk meluncurkan proyek lain. Ia berencana menanam 700.000 pohon dalam enam bulan ke depan. Tiga jenis pohon zaitun Spanyol, yaitu Arbequina atau “Ratu Arab”, Arbosana atau “Arab dari Sinai”, serta Olea europaea atau zaitun Eropa akan digunakan dalam penanaman ini.

Dengan tujuan jangka panjang, ia berfokus pada cara menghemat air, menurunkan biaya, serta mengubah cara minyak zaitun diproduksi di Kerajaan, agar sejalan dengan prinsip bisnis modern.

Metode yang digunakan Al-Hamad mampu menekan biaya yang lebih rendah, pengurangan konsumsi air dan penggunaan tenaga kerja yang minimal, namun hasilnya adalah minyak zaitun berkualitas tinggi yang konsisten. Pohon zaitun tumbuh subur dengan sedikit air, tidak seperti pohon palem, yang membutuhkan penyiraman intensif.

Memanen buah zaitun biasanya membutuhkan tenaga kerja yang besar dan padat karya. Kualitas tanaman juga dapat terpengaruh jika buah zaitun dibiarkan di bawah sinar matahari sebelum dikumpulkan.

Memanfaatkan teknik modern, Al-Hamad mengandalkan pemanen zaitun mekanis. “Daripada 500 pekerja memanen tanaman, saya membeli  alat pemanen zaitun dengan kepadatan tinggi yang memastikan penanganan yang lembut dari wadah dan kemudian ke stasiun pemeras zaitun," ujar dia.

Panen zaitun biasanya dimulai pada akhir September dan berlangsung hingga awal Januari. Pemanen menyisir pohon zaitun dan mengumpulkan 50 ton hasil panen setiap hari.

Agar mesin pemanen dapat beroperasi di antara setiap baris, pohon zaitun dipangkas dengan lebar standar tiga meter dan tinggi 1,5 meter. Hasil panen kemudian diangkut melalui ban berjalan sambil dilakukan pembersihan dan pencucian.

Zaitun kemudian diolah secara "cold-pressed" pada suhu kamar untuk mengekstrak jus, menghasilkan apa yang disebut pasta zaitun, lalu diremas selama 30 menit sampai minyak keluar. Cairan ini kemudian dipisahkan dari campuran zaitun, dan jus yang diekstraksi dipisahkan menjadi air dan minyak.

Minyak segar murni disaring dan segera disimpan dalam kaleng dan botol dengan volume mulai dari satu hingga 16 liter.

Al-Hamad meyakini, dengan ketekunan, perencanaan dan kerja, tidak ada yang sulit. “Dalam proyek ini, saya memastikan mengambil manfaat dari iklim, lahan dan metode pertanian, yang semuanya dipelajari dan direncanakan dengan baik," katanya.

Pada 2021, Al-Hamad meraih penghargaan petani terbaik di wilayah Jouf. Merek “Million Tree” miliknya, yang dibuat untuk menyoroti keberhasilan proyeknya, juga mengklaim penghargaan perak dalam kompetisi minyak zaitun Dubai.  

 

 
Berita Terpopuler