Panel FDA Dukung Pemberian Vaksin untuk Anak Usia 5-11 Tahun

Panelis FDA nilai manfaat vaksin lebih besar daripada risikonya bagi anak 5-11 tahun.

EPA-EFE/DANIEL POCKETT
Vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech. Panel FDA mendukung pemberian vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech dengan dosis rendah untuk anak usia lima hingga 11 tahun.
Rep: Idealisa Masyrafina Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Panel penasihat Food and Drugs Administration (FDA) mendukung pemberian vaksin Covid-19 untuk anak berusia lima hingga 11 tahun. Keputusan badan pengawas obat-obatan dan makanan Amerika Serikat tersebut diambil dengan suara bulat, hanya satu yang abstain.

FDA meyakini bahwa manfaat vaksin dalam mencegah Covid-19 pada kelompok usia tersebut lebih besar daripada potensi risiko apa pun. Kekhawatiran tentang efek samping terkait jantung yang sangat jarang terjadi pada remaja dan dewasa muda yang menggunakan dosis vaksin yang jauh lebih tinggi juga dapat dikesampingkan.

Baca Juga

Anak-anak memang jauh lebih kecil kemungkinannya untuk terkena Covid-19 parah dibandingkan orang tua. Namun, pada akhirnya mayoritas panelis memutuskan bahwa penting untuk memberi orang tua pilihan untuk melindungi anak-anak mereka, terutama yang berisiko tinggi sakit atau yang tinggal di tempat-tempat di mana tindakan pencegahan lain, seperti masker, tidak wajib digunakan di sekolah.

"Ini adalah kelompok usia yang layak dan harus memiliki kesempatan yang sama untuk divaksinasi seperti setiap usia lainnya," kata anggota panel Dr Amanda Cohn dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, dilansir AP, Rabu (27/10).

FDA tidak terikat oleh rekomendasi panel dan diprediksi akan membuat keputusan sendiri dalam beberapa hari ke depan. Andaikan FDA menyetujuinya, masih ada langkah lain, yakni CDC pada pekan depan harus memutuskan apakah akan merekomendasikan suntikan vaksin Covid-19 dan anak kecil mana yang harus mendapatkannya.

Vaksin dosis penuh yang dibuat oleh Pfizer dan mitranya BioNTech sudah direkomendasikan untuk semua orang berusia 12 tahun ke atas. Sejalan dengan itu, dokter anak dan banyak orang tua juga menuntut perlindungan untuk anak-anak yang lebih kecil.

Varian delta yang lebih menular telah menyebabkan peningkatan yang mengkhawatirkan pada infeksi anak. Ini menyebabkan keluarga frustrasi dengan karantina sekolah dan melarang anak untuk menginap di rumah teman maupun ritual masa kanak-kanak lainnya untuk mencegah mereka terjangkit virus.

Pada kelompok usia lima hingga 11 tahun, ada lebih dari 8.300 kasus rawat inap yang dilaporkan. Sekitar sepertiga di antaranya membutuhkan perawatan intensif, dan kasus kematian hampir 100.

Sementara itu, negara-negara bagian sedang bersiap untuk meluncurkan vaksinasi Covid-19 yang akan datang dalam botol khusus berwarna oranye untuk menghindari kesalahan dosis. Dosis yang diberikan untuk anak kecil hanya sepertiga dari dosis yang diberikan kepada remaja dan orang dewasa.

Sejauh ini, lebih dari 25 ribu dokter anak dan penyedia perawatan primer lainnya telah mendaftar untuk menawarkan vaksinasi. Nantinya, vaksin Covid-19 untuk anak yang juga akan tersedia di apotek dan lokasi lain.

Di sisi lain, sebagian orang juga ada yang sangat menentang vaksinasi anak-anak yang lebih muda. Baik FDA maupun para penasihatnya dibanjiri dengan kampanye e-mail yang berusaha memblokir vaksinasi Pfizer pada anak kecil.

Dr Jay Portnoy dari Children's Mercy Hospital di Kansas City, Missouri, mengatakan, dirinya tetap teguh dengan pendiriannya soal pentingnya vaksin bagi anak kecil. Meskipun ada lebih dari 4.000 e-mail yang mendesaknya untuk memilih menentang vaksin, dia berpegang pada data yang menunjukkan bahwa vaksin itu berhasil.

"Saya juga mewakili orang tua yang saya lihat setiap hari di klinik, mereka takut mengirim anak-anaknya ke sekolah," ujar Portnoy.

Panelis menekankan bahwa mereka tidak mendukung mewajibkan vaksin untuk anak kecil. FDA juga tidak membuat keputusan untuk mewajibkannya.

Kepala vaksin FDA Dr Peter Marks juga mengatakan akan sangat tidak biasa bagi kelompok lain untuk mewajibkan sesuatu yang hanya diizinkan untuk penggunaan darurat.  Beberapa penasihat mengatakan, mereka berharap dapat menyesuaikan suntikan untuk anak-anak dengan risiko tertinggi, keputusan yang ada di tangan CDC.

Dr James Hildreth dari Meharry Medical College mengatakan, dia akhirnya memilih mendukung pemberian vaksin bagi anak usia lima hingga 11 tahun. Ia ingin memastikan bahwa anak-anak yang benar-benar membutuhkan vaksin ini, terutama anak-anak kulit hitam dan gelap di Amerika Serikat, mendapatkannya.

Pfizer-BioNTech pada Jumat (22/10) telah menyerahkan kepada Food and Drugs Administration (FDA) dokumen ringkas kemanjuran dan keamanan vaksin Covid-19 produksinya untuk anak usia lima hingga 11 tahun. Dokumen itu memuat keterangan bahwa vaksinnya menunjukkan kemanjuran 90,7 persen terhadap SARS-CoV-2 dalam uji klinis pada kelompok usia tersebut.

Dalam uji klinis, menurut Pfizer, sebanyak 16 anak yang menerima plasebo terkena Covid-19. Sementara itu, tiga anak yang divaksinasi positif Covid-19.

Karena anak yang diberi vaksin dua kali lebih banyak daripada plasebo dalam uji klinis yang melibatkan 2.268 peserta itu, maka kemanjurannya disebut lebih dari 90 persen. Uji klinis Pfizer pada anak yang berusia lima hingga 11 tahun tidak dirancang terutama untuk mengukur kemanjuran melawan virus.

Sebaliknya, uji klinis tersebut membandingkan jumlah antibodi penetral yang diinduksi oleh vaksin pada anak-anak dengan respons penerima yang lebih tua dalam uji coba terhadap orang dewasa. Berdasarkan hasil tersebut, Pfizer dan BioNTech bulan lalu mengatakan bahwa vaksin Covid-19 menginduksi respons kekebalan yang kuat pada anak-anak.

 
Berita Terpopuler