Penampakan Terowongan Silaturahim Istiqlal-Gereja Katedral

Terowongan Silaturahim diharapkan wujudkan toleransi

Prayogi/Republika.
Petugas keamanan berjaga ketika adanya kegiatan press tour di Terowongan Silaturahmi Istiqlal-Katedral, Jakarta, Senin (25/10). Kementerian PUPR telah menyelesaikan konstruksi terowongan silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral. Terowongan silaturahmi ini dibangun dengan panjang tunnel 28,3 meter, tinggi 3 meter, lebar 4,1 meter dengan total luas terowongan area tunnel 136 m2 dengan total luas shelter dan tunnel 226 m2.Prayogi/Republika.
Rep: Rahayu Subekti Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat ini sudah merampungkan konstruksi terowongan silaturahim yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral Jakarta. Terowongan silaturahim tersebut siap dimanfaatkan dan dapat diharapkan dapat mewujudkan toleransi. 

Baca Juga

"Terowongan silaturahim ini kan ya seperti toleransi yang satunya Natal dan satunya Lebaran. Jadi menghubungkan tempat peribadatan dan kita menyediakan fasilitas yang bisa digunakan bersama," kata Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, Diana Kusumastuti, saat melakukan press tour dengan media di Terowongan Silaturahim, Senin (25/10). 

Diana menuturkan pada dasarnya terowongan tersebut dibangun dengan tujuan untuk memfasilitasi ruang parkir bagi kedua jamaah di Masjid Istiqlal Gereja Katedral Jakarta. Diana mengatakan, fasilitas di basement Masjid Istiqlal memiliki kapasitas hingga 500 unit mobil. 

"Kapasitas parkir di Masjid Istiqlal ini dapat digunakan dari dua tempat ibadah ini," tutur Diana.

Diana mengharapkan nantinya saat ada perayaan besar umat Islam atau Katolik dapat sama-sama menggunakan fasilitas parkir tersebut dengan adanya terowongan yang menghubungan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. 

Untuk itu, Diana mengharapkan dengan adanya terowongan silaturahim tersebut dapat menjadikan kebanggan Indonesia karena mewujudkan toleransi.

Letak pintu masuk terowongan silaturahim, jarak terdekatnya dari gerbang Masjid Istiqlal sekitar 16 meter. Pintu masuk terowongan tidak jauh dari Gate 6 Gerbang Masjid Istiqlal.

Sementara itu pintu masuk terowongan silaturahim yang berada di Gereja Katedral jaraknya kurang lebih 32 meter dari gereja. Lokasi pintu masuk terowongan tak jauh dari bagian depan gereja yang bersebrangan langsung dengan Masjid Istiqlal.  

 

 

Terowongan silaturahim dibangun juga dengan konsep ramah difabel dan lansia. Terowongan tersebut difasilitasi dengan lift di kedua pintu masuknya sehingga lansia dan difabel tidak perlu menyusuri tangga saat berjalan di dalam terowongan.

Diana mengatakan, terowongan tersebut dibangun sepanjang 28,3 meter dengan tinggi tiga meter, dan lebar hampir lima meter. 

Saat memasuki terowongan, desain arsitektur yang terasa bergaya nuansa moderen dengan sorot lampu bernuansa gold di setiap dinding dan tangganya.

Eksterior terowongan menggunakan material transparan. Dengan begitu saat sampai di setiap pintu masuk terowongan tidak menghalangi kecantikan desain Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. Sementara di bagian interior terowongan, dibuat senada dengan interior masjid Istiqlal menggunakan marmer. 

Terowongan Silaturahim tersebut tidak hanya menjadi penghubung dan penyambung dua rumah ibadah tersebut. "Terowongan tersebut juga menjadi simbol kerukunan antarumat beragama Islam dan Katolik," ujar Diana.

Diana menceritakan, saat pembangunan konstruksi Terowongan Silaturahim tersebut juga melibatkan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR. Koordinasi tersebut untuk mengatasi persoalan pondasi dan struktur bangunan.

Diana menyebutkan Gereja Katedral dibangun dengan menggunakan fondasi dangkal. "Kalau kita membangun terowongan otomatis harus ngebor. Ini suatu tantangan buat kami yang melakukan pembangunan makanya dalam pelaksanaannya kami Cipta Karya tidak bisa melakukan sendirian," ungkap Diana.

Diana menuturkan, Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR melakukan perencanaannya. Sementara Ditjen Cipta Karya juga mendamping untuk pembangunan terowongan tersebut. 

Rencananya, terowongan tersebut akan dibuka untuk umum setelah diserahkan secara resmi kepada Kementerian Agama dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. "Nanti segera, mudah-mudahan langsung dimanfaatkan," tutur Diana. 

 

Sebelumnya, Menteri PUPR Basuki hadimuljono mengatakan terowongan tersebut dibangun pada 15 Desember 2020  dan selesai 100 persen pada 20 September 2021 dengan anggaran Rp 37,3 miliar.     

 
Berita Terpopuler