Identitas Korban Pembunuhan Berantai 37 Tahun Lalu Terungkap

Korban pembunuhan berantai di Alaska berhasil diidentifikasi lewat tes DNA

pixabay
Ilustrasi pembunuhan. Korban pembunuhan berantai di Alaska berhasil diidentifikasi lewat tes DNA.
Rep: Dwina Agustin Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, ANCHORAGE -- Unit Investigasi Kasus Dingin Biro Investigasi Alaska mengumumkan seorang perempuan yang dikenal selama 37 tahun hanya sebagai Horseshoe Harriet telah diidentifikasi melalui silsilah genetik dan pencocokan DNA. Dia adalah satu dari selusin korban pembunuhan berantai Alaska yang terkenal, Robert Hansen.

Korban diidentifikasi sebagai Robin Pelkey yang berusia 19 tahun. Dia tinggal di jalanan Anchorage ketika dibunuh oleh Hansen pada awal 1980-an.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua polisi, penyelidik, dan analis yang telah bekerja keras dalam kasus ini selama 37 tahun terakhir. Tanpa kerja keras dan keuletan mereka, identitas Pelkey mungkin tidak akan pernah diketahui," kata Komisaris Departemen Keamanan Publik Alaska James Cockrell dalam sebuah pernyataan.

Dari beberapa sisa-sisa kerangka yang ditemukan pada 1984, Pelsky ditemukan tergeletak di tanah dekat Danau Horseshoe, dekat Sungai Little Susitna hanya beberapa mil barat laut Anchorage. Tidak ada identitas pada tubuh yang kemudian dikenal sebagai Horseshoe Harriet.

Hansen mengatakan kepada penyelidik bahwa perempuan itu seorang pekerja seks yang diculik dari pusat kota Anchorage sekitar musim dingin 1983. Dia mengatakan kepada penyelidik bahwa dia menerbangkannya ke danau dengan pesawat kecilnya, membunuhnya, dan membuang mayatnya. Dia tidak tahu namanya atau banyak hal lain tentang korban itu.

Autopsi mengonfirmasi mayat itu adalah seorang perempuan kulit putih berusia antara 17-23 tahun. Tidak ada laporan orang hilang yang cocok dan dia dimakamkan di pemakaman kota Anchorage sebagai orang yang tidak diketahui.

Kasus ini dibuka kembali pada 2014, tahun yang sama ketika Hansen meninggal di penjara pada usia 75 tahun. Mayatnya digali dan sampel dikirim untuk membuat profil DNA yang ditambahkan ke database orang hilang nasional FBI. Itu tidak memberikan identifikasi.

Pada September 2020, para penyidik melakukan upaya lain untuk mengidentifikasi sisa-sisa menggunakan silsilah genetik. Sampel tulang dikirim ke laboratorium swasta dan DNA tambahan diekstraksi dan dikirim untuk Whole Genome Sequencing. Data ini kemudian dikirim ke lab lain, dengan profil DNA dibuat dan diunggah ke database silsilah akses publik pada April.

Baca Juga

Polisi mengatakan beberapa kecocokan dekat ditemukan dan digunakan untuk membuat silsilah keluarga bagi korban. Polisi menyatakan penelitian menunjukkan korbannya mungkin seorang perempuan bernama Robin Pelkey yang lahir di Colorado pada 1963.

Polisi melacaknya untuk tinggal di Anchorage pada awal 1980-an, tetapi tidak ada catatan yang menunjukkan bahwa dia masih hidup setelah 1984. Akhirnya kerabat dekat ditemukan berada di Arkansas dan Alaska.

Anggota keluarga memberi tahu polisi bahwa Pelkey tinggal di Anchorage pada akhir 1970-an, tetapi pindah ke Arkansas saat remaja sebelum kembali ke Alaska pada 1981 untuk tinggal bersama ayah dan ibu tirinya. Polisi mengatakan dia akhirnya tinggal di jalanan Anchorage tetapi menghilang pada akhir 1982 atau awal 1983.

Kerabat mengatakan kepada polisi mereka tidak tahu pasti mengapa orang tua Pelkey, yang sekarang sudah meninggal, tidak melaporkannya hilang. Kecocokan DNA dengan kerabat dekat di Arkansas mengonfirmasi identitas Pelkey dan keluarganya diberitahu pada September.

"Jelas, saya sangat senang akhirnya mengetahui siapa dia dan memberi keluarganya penutupan. Silsilah genetik telah menjadi lompatan besar dalam memecahkan pembunuhan yang belum terpecahkan tetapi juga dalam mengidentifikasi orang. Jadi ini sangat memuaskan untuk melihat akhirnya bersatu seperti ini," kata Penyelidik kasus Alaska State Troopers, Randy McPherron.

Hansen yang memiliki toko roti mendapat julukan Butcher Baker karena menculik dan memburu perempuan di hutan belantara di utara Anchorage hingga awal 1980-an. Pensiunan polisi dan sosok yang membantu menempatkan Hansen di balik jeruji besi, Glenn Flothe, mengatakan pada 2008 bahwa korban Hansen awalnya termasuk perempuan mana pun yang menarik perhatiannya. Namun, dia dengan cepat mengetahui penari telanjang dan pelacur lebih sulit dilacak dan kecil kemungkinannya untuk dilewatkan.

Hansen dihukum atas kematian empat perempuan tetapi mengaku membunuh beberapa lagi. Pada satu titik, dia terbang dengan penyelidik di daerah utara Anchorage, dengan menunjukkan tempat 17 korbannya dikuburkan.

Pada 1984, Alaska State Troopers kembali ke daerah itu dengan sisa-sisa jasad delapan perempuan ditemukan. Juru bicara polisi Austin McDaniel menerangkan secara total 12 mayat telah ditemukan dan 11 di antaranya telah diidentifikasi.

McDaniel menyatakan hanya satu orang yang belum diidentifikasi dan dikenal sebagai Eklutna Annie. Dia sosok yang diyakini sebagai korban pertama Hansen. Mayatnya ditemukan di dekat Danau Eklutna di utara Anchorage. Upaya silsilah genetik sedang dilakukan dengan harapan juga mengidentifikasi Annie.

 
Berita Terpopuler