Utusan Khusus AS Minta Korut Hentikan Provokasi

Uji coba rudal Korut dinilai mengkhawatirkan dan kontraproduktif.

EPA/KCNA
Korea Utara (Korut) pada Rabu (10/10) mengonfirmasi telah menembakkan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam atau submarine-launched ballistic missile (SLBM).
Rep: Lintar Satria Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Utusan Khusus Amerika Serikat (AS) untuk Korea Utara (Korut) Sung Kim mengatakan uji coba rudal Korut  'mengkhawatirkan dan kontraproduktif' pada upaya menurunkan ketegangan. Ia meminta Pyongyang kembali ke meja negosiasi.

Baca Juga

Hal ini disampaikan Kim yang merangkap sebagai Duta Besar Indonesia usai bertemu dengan pemerintah Korea Selatan (Korsel). Ia mengatakan AS berkomitmen untuk mengeksplorasi 'diplomasi yang substantif dan berkelanjutan' dengan Korut.

"Tujuan kami tetap menyelesaikan denuklirisasi Semenanjung Korea, itulah mengapa uji coba rudal balistik Korut baru-baru-baru, satu dari beberapa selama enam pekan terakhir, mengkhawatirkan dan kontraproduktif dalam upaya menuju perdamaian abadi di semenanjung Korea," kata Kim, Ahad (24/10).

Sejauh ini Pyongyang masih menolak ajakan AS untuk kembali berdialog. Korut menuduh Washington dan Seoul mendorong diplomasi tapi di saat yang sama meningkatkan ketegangan dengan aktivitas militer mereka sendiri.

Kamis (21/10) Korut mengatakan reaksi AS pada uji coba rudal balistik dari kapal selam mereka berelebihan. Korut menegaskan uji coba itu untuk pertahanan dan mereka juga meragukan ketulusan ajakan dialog Washington.

 

 

Kim mengatakan peluncuran rudal tersebut melanggar sejumlah resolusi Dewan Keamanan PBB. Serta mengancam negara-negara tetangga Korut dan masyarakat internasional. 

"Kami meminta DPRK (Korut) menghentikan provokasi-provokasi dan aktivitas mengganggu stabilitas lainnya dan mulai berdialog," kata Kim menggunakan nama resmi Korut.

"Kami masih siap untuk bertemu DPRK tanpa syarat dan kami sudah menegaskan Amerika Serikat tidak berniat memusuhi DPRK," tambahnya.

Utusan Khusus Denuklirisasi Korsel Noh Kyu-duk mengatakan dengan Kim ia juga membahas dengan 'serius' proposal Seoul untuk resmi mengakhiri Perang Korea yang berlangsung dari tahun 1950 hingga 1953. Perang itu belum resmi berakhir karena terhenti dengan perjanjian gencatan senjata bukan perjanjian damai.

Pemerintah Korsel menilai deklarasi meresmikan berakhirnya Perang Korea akan menjadi sikap yang baik untuk memulai perundingan. Kim mengatakan Washington membahas cara untuk melangkah maju dalam isu Korut termasuk mempertimbangkan proposal Korsel dan kemungkinan proyek-proyek bantuan kemanusiaan. 

 
Berita Terpopuler