Mengenal Kejang Otot Berat, Kondisi yang Usik Celine Dion

Celine Dion mengalami kejang otot berat yang persisten.

EPA
Celine Dion mengalami kejang otot berat yang menetap hingga harus membatalkan konsernya pada November 2021.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi Celine Dion dengan berat hati harus membatalkan serangkaian konsernya di Las Vegas. Keputusan ini diambil karena Celine mengalami kejang otot yang persisten dan berat.

"Saya amat bersedih akan hal ini," jelas Celine saat memberikan pengumuman, seperti dikuitip Express UK, Jumat (22/10).

Celine mengatakan, dia dan timnya telah bekerja keras untuk mempersiapkan konser ini sejak delapan bulan lalu. Rencananya, konser di Las Vegas tersebut akan berlangsung pada November.

Celine menjadi ikon di Las Vegas sejak 2003 ketika dia membuka pertunjukannya sendiri di Caesar's Palace. Pertunjukkan tersebut menjadi salah satu residensi konser yang paling sukses sepanjang masa. Kesuksesan ini terwujud dengan terkumpulnya 279 juta euro dalam lima tahun dari konser tersebut, sekitar Rp 4,6 triliun.

Kejang otot berat dan persisten yang dialami Celine membuatnya sulit untuk bernyanyi di atas panggung. Untuk saat ini, Celine akan berfokus pada penyembuhan dirinya terlebih dahulu.

"Saya harus fokus untuk segera membaik, saya ingin melalui ini secepat yang saya mampu," ungkap Celine.

Kejang pada dasarnya dapat memengaruhi banyak jenis otot di dalam tubuh, seperti otot pada kaki, tangan, lengan, paha, perut, dan sekitar tulang rusuk. Kejang pada otot rangka merupakan yang paling sering terjadi.

Baca Juga

Kejang pada otot rangka ini sering kali disebabkan oleh penggunaan berlebih area tubuh yang bersangkutan, kelelahan otot, dan dehidrasi. Kejang umumnya terjadi secara tiba-tiba dan bisa berlangsung dalam waktu singkat, serta memberikan perasaan yang sakit dan tajam.

Rasa sakit ini dapat mereda dengan peregangan yang lembut pada otot. Namun dalam kasus Celine, kejang otot terjadi secara persisten. Kondisi ini bisa jadi dipicu oleh saraf kejepit, namun Celine tak mengonfirmasi detail diagnosisnya.

Tak semua kejang otot memicu nyeri. Kejang otot juga bisa disertai dengan perasaan seperti otot bergerak dengan sendirinya. Bahkan, terkadang pergerakan otot yang kejang ini bisa terlihat jelas.

Kejang juga dapat memicu terjadinya kram otot secara keseluruhan. Kondisi ini bisa membuat area yang terdampak tak bisa digerakkan. Biasanya, kram otot secara keseluruhan terjadi pada kaki dan bisa terasa sangat nyeri.

Pada beberapa kasus, kejang dapat menjadi gejala dari masalah neurologis yang lebih luas. Biasanya, kejang yang diakibatkan masalah neurologis juga disertai dengan gejala-gejala lain.

Beberapa gejala tersebut antara lain nyeri pada punggung, leher, atau kepala, lemah otot, kulit kebas, perasaan kesemutan, tremor, kelumpuhan, koordinasi buruk, pergerakan lambat, pandangan ganda, atau masalah tidur. Salah satu contoh masalah kesehatan yang menyebabkan kram atau kejang otot tak terkendali adalah dystonia.

Kondisi ini dapat berlangsung dalam jangka panjang dan bisa membuat tubuh memutar pada posisi tak biasa. Ketika dihadapkan pada kejang otot, ada beberapa upaya yang dapat meringankannya.

Coba berhenti melakukan aktivitas yang memicu kram atau kejang dan pijat area yang mengalami kejang atau kram otot secara lembut. Lalu, lakukan peregangan pada area yang terdampak secara perlahan atau gunakan kompres panas untuk merelaksasi otot yang tegang.

Bila kejang atau kram otot terjadi akibat saraf kejepit di tulang belakang, langkah pertama yang dapat dilakukan adalah beristirahat. Penggunaan obat pereda nyeri juga dapat membantu meringankan gejala.

 
Berita Terpopuler