Bill Clinton Sembuh dari Sepsis, Penyakit Apa Itu?

Sepsis dikategorikan sebagai sebuah kedaruratan medis yang dapat mengancam jiwa.

EPA-EFE/Caroline Brehman
Mantan Presiden AS Bill Clinton telah diperbolehkan pulang setelah dirawat di rumah sakit akibat sepsis.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan presiden Amerika Serikat Bill Clinton sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit setelah sebelumnya menjalani perawatan di University of California Irvine Medical Center. Clinton harus menjalani perawatan intensif karena mengalami infeksi darah.

Clinton mulanya mengeluhkan gejala kelelahan dan demam. Akan tetapi, kondisi tersebut tak berkaitan dengan Covid-19.

Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan, Clinton didiagnosis dengan infeksi darah atau sepsis. Dalam kasusnya, sepsis yang dialami pria berusia 75 tahun itu diyakini bermula dari infeksi saluran kemih.

Selama di rumah sakit, Clinton menjalani perawatan di ruang ICU. Akan tetapi, ia dirawat di ICU untuk alasan privasi dan keamanan, bukan karena kondisi yang dialaminya.

Selama di rumah sakit, Clinton berada dalam pengawasan ketat. Dia juga mendapatkan terapi antibiotik dan cairan melalui infus.

"Demam dan jumlah sel darah putihnya telah dinormalkan," ungkap kepala departemen ilmu kedokteran dan direktur eksekutif klinis rumah sakit di UC Irvine Health Dr Alpesh Amin, seperti dilansir Independent, Ahad.

Dr Amin mengatakan, Clinton dibekali dengan obat antibiotik yang harus dia habiskan ketika menjalani rawat jalan di rumah. Dr Amin juga mengatakan pihaknya merasa terhormat bisa merawat Clinton dan akan terus memantau kemajuan pengobatan Clinton.

Menurut Centers For Disease Control and Prevention (CDC), sepsis adalah respons ekstrem tubuh terhadap sebuah infeksi. Sepsis dikategorikan sebagai sebuah kedaruratan medis yang dapat mengancam jiwa.

Baca Juga

Sepsis terjadi ketika sebuah infeksi yang sudah ada di dalam tubuh memicu rantai reaksi di sepanjang tubuh. Infeksi yang mengarah pada sepsis sering kali berasal dari paru, saluran kemih, kulit, atau saluran pencernaan.

Sebagian besar kasus sepsis dipicu oleh infeksi bakteri. Akan tetapi, sepsis juga bisa dipicu oleh infeksi lain seperti inveksi virus, misalnya Covid-19 atau influenza. Meski infeksi-infeksi tersebut bisa menular, kondisi sepsis itu sendiri tidak menular.

Tanpa penanganan yang cepat dan tepat, sepsis bisa memicu terjadinya kerusakan jaringan, gagal organ, dan bahkan kematian. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui gejala sepsis.

Beberapa gejala sepsis adalah detak jantung yang tinggi atau tekanan darah rendah, demam, menggigil, atau merasa sangat dingin, dan sesak napas. Beberapa gejala lainnya adalah kebingungan atau disorientasi, nyeri hebat atau rasa tidak nyaman, dan berkeringat.

"Pengenalan dan penanganan yang cepat dapat meningkatkan harapan hidup," jelas CDC.

 
Berita Terpopuler