Manusia Telah Gunakan Tembakau dari 12.300 Tahun Lalu

Tembakau liar tersedia di pedalaman benua selama Pleistosen.

Antara/Siswowidodo
Petani memetik daun tembakau saat berlangsungnya musim panen (ilustrasi).
Rep: Haura Hafizhah Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para Ilmuwan mengungkapkan bahwa manusia mulai menggunakan tembakau setidaknya 12.300 tahun yang lalu. Jenis tembakau yang ditemukan adalah jenis liar Nicotiana attenuate, yang masih tumbuh di daerah Amerika Serikat hingga saat ini.

Baca Juga

Dilansir dari independent.co.uk pada Rabu (13/10), menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature Human Behaviour, empat biji hangus dari tanaman tembakau liar ditemukan di sisa-sisa perapian yang dibangun oleh penduduk awal di gurun Great Salt Lake Utah, Amerika Serikat.

"Spesies ini tidak pernah didomestikasi tetapi digunakan oleh penduduk asli di wilayah tersebut hingga hari ini,” kata Arkeolog sekaligus Penulis Utama Studi Daron Duke dari Far Western Anthropological Research Group di Nevada.

Dia menjelaskan penggunaan tembakau paling awal yang diketahui sebelum penemuan ini berasal dari 3.300 tahun, ketika residu nikotin ditemukan dalam pipa rokok dari Alabama. Pemburu atau pengumpul nomaden adalah orang-orang yang menemukan tembakau di situs Utah. Mereka mungkin merokok atau mengisap gumpalan serat tanaman untuk merangsang diri mereka dari nikotin.

"Data mengkonfirmasi kalau tembakau liar tersedia di pedalaman benua selama Pleistosen. Epoch yang dimulai sekitar 2,6 juta tahun yang lalu dan berakhir sekitar 11.700 tahun yang lalu dan mendukung kesimpulan bahwa sifat memabukkannya segera dikenali oleh orang-orang pada saat kedatangan mereka," kata dia.

 

Temuan baru ini memperjelas bahwa mempelajari tembakau hanya sebagai tanaman domestik perlu evaluasi ulang. Penggunaan awal tembakau ini memiliki arti penting karena menunjukkan bahwa tanaman itu tidak hanya digunakan untuk tujuan pertanian tetapi juga dapat berperan dalam membentuk peradaban kuno.

"Kami menduga bahwa tembakau pasti telah menjadi basis pengetahuan ekologis dari mereka yang menetap di pedalaman benua Amerika Utara, sekitar 13.000 lebih tahun yang lalu," kata dia.

Ia menambahkan daerah dimana perapian itu ditemukan sekarang menjadi dasar danau yang kering di Utah utara.  Pada saat itu, daerah tersebut merupakan bagian dari rawa-rawa luas yang memiliki iklim dingin.

Situs itu diberi label Wishbone oleh para peneliti karena tulang wishbone bebek ditemukan di perapian. Para pemburu-pengumpul di situs ini menggunakan artefak, termasuk alat pemotong tajam dan ujung tombak yang terbuat dari kaca vulkanik yang disebut obsidian yang digunakan untuk berburu mamalia besar. Darah di ujung tombak cocok dengan darah mastodon, makhluk purba yang menghuni Amerika utara dan tengah hingga hari-hari memudarnya Zaman Es terakhir.

"Para pekemah adalah orang-orang yang sangat mobile karena mereka bergerak ratusan kilometer setiap tahun," kata dia.

Habitat alami terdekat untuk spesies tembakau yang ditemukan di situs Wishbone adalah 13 km (8 mil) jauhnya, tetapi bagi orang-orang ini, mereka mungkin telah mengumpulkannya di tempat lain atau lebih jauh dan menjadikannya sebagai bagian dari peralatan transportasi mereka.

Menurutnya, domestikasi tembakau dimulai dengan sungguh-sungguh ribuan tahun kemudian di berbagai bagian Amerika Serikat (AS). Ini menyiratkan bahwa tembakau adalah tanaman yang digunakan untuk tujuan sosial-ekonomi bukan untuk tujuan lain.

 

Diketahui, menurut WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia penggunaan tembakau kemudian menyebar luas dan sekarang bertanggung jawab atas krisis kesehatan masyarakat. Lebih dari delapan juta kematian tahunan terkait tembakau dilaporkan di seluruh dunia.

 
Berita Terpopuler