Siapa yang Lebih Berisiko Kena Infeksi Terobosan Covid-19?

Studi ungkap kelompok orang yang lebih berisiko kena infeksi terobosan Covid-19.

Max Pixel
Covid 19 (ilustrasi). Kasus terobosan Covid-19 bisa terjadi pada orang yang telah divaksinasi lengkap.
Rep: Meiliza Laveda Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi terbaru mengungkapkan faktor risiko baru terkait infeksi terobosan vaksin Covid-19. Penelitian yang diterbitkan dalam World Psychology mengatakan mereka yang memiliki gangguan penggunaan zat (SUD), yaitu ketergantungan ganja, alkohol, kokain, opioid, dan tembakau dinyatakan hampir delapan persen lebih mungkin terkena Covid-19.

"Meskipun vaksin sangat efektif melawan Covid-19, efektivitasnya pada individu dengan SUD mungkin dibatasi oleh status kekebalan dan kemungkinan paparan yang lebih besar, ditambah dengan berkurangnya kekebalan vaksin dan varian baru SARS-CoV-2," kata para peneliti.

Untuk menyelidiki hubungan tersebut, para peneliti melakukan studi kohort berbasis populasi. Mereka menilai risiko, tren waktu, hasil, dan perbedaan infeksi terobosan Covid-19 pada pasien SUD yang divaksinasi lengkap mulai 14 hari setelah selesainya vaksinasi.

Penelitian ini melibatkan 579.372 orang dengan rincian 30.183 dengan diagnosis SUD dan 549.189 tanpa diagnosis yang telah divaksinasi penuh antara Desember 2020 hingga Agustus 2021 dan belum tertular infeksi Covid-19 sebelum vaksinasi. Para peneliti menganalisis catatan kesehatan elektronik yang tidak teridentifikasi dari 63 organisasi perawatan kesehatan di Amerika Serikat.

Di antara pasien SUD, risiko infeksi terobosan berkisar dari 6,8 persen. Untuk gangguan penggunaan tembakau hingga 7,8 persen dan untuk gangguan penggunaan kanabis, semuanya secara signifikan lebih tinggi daripada 3,6 persen pada populasi non-SUD.

Risiko infeksi terobosan tetap secara signifikan lebih tinggi setelah mengendalikan demografi yang mencakup usia, jenis kelamin, etnis, dan jenis vaksin untuk semua subtipe SUD, kecuali untuk gangguan penggunaan tembakau dan tertinggi untuk gangguan penggunaan kokain dan ganja.

Ketika para peneliti mencocokkan individu SUD dan non-SUD untuk komorbiditas seumur hidup dan determinan sosial ekonomi yang merugikan kesehatan, risiko infeksi terobosan tidak lagi berbeda antara populasi ini, kecuali untuk pasien dengan gangguan penggunaan ganja. Terlebih, risiko infeksi terobosan lebih tinggi pada pasien SUD yang menerima vaksin Pfizer ketimbang Moderna.

Baca Juga

Pada populasi SUD yang divaksinasi, risiko rawat inap adalah 22,5 persen untuk kohort terobosan dan 1,6 persen untuk kohort non-terobosan. Sedangkan risiko kematian masing-masing adalah 1,7 persen dan 0,5 persen. Tidak ada perbedaan usia, jenis kelamin, dan etnis yang signifikan untuk infeksi terobosan yang diamati pada pasien SUD yang divaksinasi.

"Data ini menunjukkan individu SUD yang divaksinasi penuh memiliki risiko lebih tinggi untuk infeksi Covid-19 terobosan. Sebagian besar ini disebabkan oleh prevalensi komorbiditas yang lebih tinggi dan determinan sosial ekonomi yang merugikan kesehatan dibandingkan dengan individu non-SUD," kata para peneliti.

Sudah divaksinasi, orang masih bisa kena Covid-19. - (Republika)

Mereka menyebut, frekuensi tinggi komorbiditas pada pasien SUD juga cenderung berkontribusi pada tingginya tingkat rawat inap dan kematian setelah infeksi terobosan. Sementara itu, ibu hamil yang tidak divaksinasi merupakan seperlima dari pasien Covid-19 yang paling kritis di Inggris. Angka tersebut menunjukkan antara 1 Juli hingga 30 September, 17 persen pasien yang menerima perawatan melalui mesin pintas paru-paru adalah ibu hamil yang tidak divaksinasi.

 
Berita Terpopuler