India Tangkap Ratusan Orang Terlibat Kerusuhan di Kashmir

Dalam tiga hari terakhir lebih dari 500 orang di Lembah Kashmir diinterogasi.

AP/Dar Yasin
Tentara paramiliter India (ilustrasi)
Rep: Dwina Agustin Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR -- Pemerintah India telah menahan sedikitnya 500 orang dalam tindakan keras di Kashmir yang dikuasai negara itu, Ahad (10/10). Penangkapan tersebut menyusul serangkaian dugaan serangan militan dan pembunuhan yang ditargetkan di wilayah yang disengketakan.

Baca Juga

Para pejabat mengatakan telah menahan dalam tiga hari terakhir lebih dari 500 orang di Lembah Kashmir untuk diinterogasi. Mayoritas tahanan dari kota utama Srinagar.

Polisi mengatakan milisi yang tergabung dalam Front Perlawanan (TRF). Kelompok pemberontak itu telah menembak dan membunuh tujuh orang sejak pekan lalu, meningkatkan jumlah korban tewas dari serangan semacam itu tahun ini menjadi 28 orang. Sementara 21 korban yang terbunuh adalah Muslim, tujuh di antaranya adalah komunitas minoritas Hindu dan Sikh.

Perwira tinggi polisi di wilayah itu Dilbag Singh menggambarkan pembunuhan itu sebagai konspirasi untuk menciptakan teror dan keretakan komunal.

Para penyerang secara fatal menembak tiga orang Hindu dan seorang Sikh di kota utama Srinagar pekan ini. Polisi setempat menyalahkan serentetan pembunuhan pada milisi yang berperang melawan pemerintahan India di wilayah itu selama beberapa dekade.

 

 

TRF sebelumnya dalam sebuah pernyataan di media sosial mengklaim menargetkan individu yang bekerja untuk otoritas India dan tidak memilih target berdasarkan keyakinan. Pernyataan kelompok pemberontak tidak dapat diverifikasi secara independen.

Pejabat India mengatakan TRF adalah front lokal untuk kelompok milisi Lashkar-e-Taiba yang berbasis di Pakistan. Kelompok ini dibentuk setelah India pada 2019 melucuti wilayah status semi-otonomnya, menghapus status kenegaraannya, dan melakukan penguncian keamanan dan komunikasi besar-besaran selama berbulan-bulan.

Pembunuhan minggu lalu ini tampaknya memicu ketakutan yang meluas di kalangan komunitas minoritas, dengan banyak keluarga Hindu memilih untuk meninggalkan wilayah mayoritas Muslim di Lembah Kashmir. Mereka yang tewas termasuk seorang ahli kimia Hindu Kashmir terkemuka, dua guru sekolah agama Hindu dan Sikh, dan seorang pedagang makanan jalanan Hindu dari negara bagian Bihar, India timur. 

Menurut polisi, mereka yang ditahan dalam tindakan keras berikutnya termasuk anggota kelompok agama, aktivis anti-India, dan pekerja di luar negeri atau istilah yang digunakan pihak berwenang India untuk simpatisan dan kolaborator milisi.

Wilayah Himalaya Kashmir dibagi antara India dan Pakistan. Kedua kekuatan musuh bebuyutan bersenjata nuklir ini mengklaimnya secara keseluruhan.

 

Pemberontak di bagian Kashmir yang dikuasai India telah memerangi pemerintahan New Delhi sejak 1989. Sebagian besar Muslim Kashmir mendukung tujuan pemberontak untuk menyatukan wilayah itu, baik di bawah pemerintahan Pakistan atau sebagai negara merdeka. 

 
Berita Terpopuler