Gelar Ratas, Jokowi Minta Tingkatkan Produktivitas Jagung

Presiden meminta jagung dikembangkan lebih luas lagi melampaui dari jumlah yang ada

Wihdan Hidayat / Republika
Petani memanen jagung di Ayam Putih, Kebumen, Jawa Tengah, Selasa (5/10). Petani kini memanfaatkan jasa jemput bola perontok jagung yang ada. Sehingga selesai panen jagung sampai rumah sudah berupa jagung pipilan. Saat ini, harga jagung di tingkat petani di kisaran Rp 4,700 hingga Rp 4,900 perkilogram.
Rep: Dessy Suciati Saputri Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dan menteri terkait lainnya untuk meningkatkan ekosistem ketahanan pangan, khususnya komoditas jagung dan juga peternakan ayam. Untuk meningkatkan ekosistem ketahanan pangan ini, pemerintah menyiapkan tiga langkah yang akan dilakukan.

Pertama, yakni terkait dengan budidaya pengembangan jagung sehingga dapat meningkatkan produktivitas. Presiden meminta agar jagung dikembangkan lebih luas lagi melampaui dari jumlah yang ada saat ini.

“Terkait dengan budidaya, bagaimana pengembangan jagung, untuk bisa terus produktivitasnya meningkat dan produksi nasionalnya sesuai dengan target yang dibutuhkan, bahkan melampaui target yang ada,” ujar Mentan usai rapat terbatas ekosistem ketahanan pangan di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (6/10).

Kedua yakni tahap pascapanen hingga pengolahan sesuai dengan peruntukannya. Dan ketiga yakni tahap pemasaran. Menurut Mentan, Presiden menginstruksikannya agar melakukan pembudidayaan komoditas jagung untuk mengantisipasi terjadinya perubahan iklim.

“Jadi tiga tahap ini yang betul-betul Bapak Presiden minta supaya semua menteri lebih khusus saya, sebagai Menteri Pertanian, akan main di budidaya dan bisa meningkatkan semua produktivitas jagung kita, lebih khususnya di dalam menghadapi climate change,” kata dia.

Melalui langkah ini, Presiden berharap agar produktivitas jagung dapat memenuhi kebutuhan. Jika jumlah produktivitas telah melebihi jumlah kebutuhan, maka hasil produksi dapat diekspor. Mentan juga menegaskan, pemerintah akan menyiapkan langkah khusus jika terjadi masalah pada sektor peternakan khususnya yang berkaitan dengan ayam dan telor.

“Salah satu agenda adalah untuk agenda permanennya dibuatkan industri telor yang ada,” tambah Mentan.

 
Berita Terpopuler