1 dari 100 Bayi Lahir dengan Penyakit Jantung Bawaan

Faktor yang meningkatkan risiko bayi alami penyakit jantung bawaan?

Republika/Putra M. Akbar
Bayi baru lahir (ilustrasi). Kasus PJB pada anak bisa hadir dalam berbagai kondisi. Sebagian di antaranya adalah jantung bocor, katup jantung sempit, katup jantung tidak lengkap, pembuluh darah terbalik, hingga bilik tunggal.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit jantung mungkin lebih identik sebagai penyakit orang dewasa. Padahal, penyakit jantung juga bisa ditemukan pada anak. Menurut data dari Indonesia Heart Association, diperkirakan ada sekitar 43.200 kasus penyakit jantung bawaan (PJB) dari 4,8 juta kelahiran hidup setiap tahun.

"Ada satu PJB di antara 100 kelahiran hidup," jelas ungkap spesialis anak ahli kardiologi dr Rahmat Budi Kuswiyanto SpA(K) MKes dalam webinar yang diselenggarakan Danone Specialized Nutrition Indonesia dalam rangka memperingati Hari Jantung Sedunia, Rabu (29/9).

Kasus PJB pada anak bisa hadir dalam berbagai kondisi. Sebagian di antaranya adalah jantung bocor, katup jantung sempit, katup jantung tidak lengkap, pembuluh darah terbalik, hingga bilik tunggal.

Baca Juga

Secara umum, kasus PJB ini bisa dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu PJB kritis dan non kritis. Di antara kasus PJB di Indonesia, jumlah kasus non kritis diperkirakan ada sebanyak 37.500 kasus per tahun, sedangkan kasus PJB kritis diperkirakan sekitar 17.500 kasus per tahun.

PJB kritis merupakan kasus PJB yang membutuhkan pengobatan dengan segera di tahun pertama usia anak. Bila tidak mendapatkan pengobatan, anak dengan PJB kritis berisiko meninggal dunia.

"(PJB kritis) ini kontributor abadi kematian bayi," ungkap dr Budi.

Menurut dr Budi, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seorang anak mengalami PJB. Sebagian di antaranya adalah infeksi kehamilan dan penyakit ibu, misalnya ibu hamil menderita diabetes, lupus, atau hipertensi.

Konsumsi obat, alkohol, dan rokok pada ibu hamil juga dapat meningkatkan risiko PJB pada anak yang dilahirkan. Rokok ini tak hanya berkaitan dengan ibu hamil yang merokok secara aktif. Ibu hamil yang menjadi perokok pasif, mendapatkan paparan asap rokok dari orang di sekitarnya, juga berisiko melahirkan bayi dengan penyakit jantung bawaan.

"Ibu hamil, bapaknya egois (merokok), perokok pasif sama dengan perokok aktif risikonya," kata dr Budi.

Beberapa faktor lain yang juga meningkatkan risiko PJB adalah asupan nutrisi ibu hamil yang tidak seimbang dan kelainan genetik pada janin. Selain itu, riwayat keluarga dengan kelainan jantung juga menjadi faktor risiko dari PJB.

 
Berita Terpopuler