Ribuan Pedagang Segera Tempati Bangunan Pasar Johar Baru

Sedikitnya 3.802 pedagang segera menempati bangunan pasar Johar Baru

Antara/Aji Styawan
Petugas keamanan berjaga di lapak pedagang yang siap untuk ditempati setelah selesai direvitaliasi di Pasar Johar Semarang, Jawa Tengah, Jumat (24/9/2021). Sebanyak 3.802 pedagang yang telah terverifikasi melalui Dinas Perdagangan Kota Semarang rencananya Sabtu (25/9/2021) dapat menempati pasar tradisional yang dibangun sekitar tahun 1930 oleh arsitek Belanda Herman Thomas Karsten dan mengalami kebakaran pada 10 Mei 2015 itu seusai revitalisasi dengan anggaran APBN sekitar Rp146 miliar untuk tahap pertama dan Rp105 miliar untuk tahap kedua oleh Kementrian PUPR.
Rep: Bowo Pribadi Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Sedikitnya 3.802 pedagang segera menempati bangunan pasar Johar Baru yang telah dibangun kembali, setelah sebelumnya ludes terbakar pada 10 Mei 2015 silam. Mereka merupakan para pedagang yang akan menempati pasar Johar Baru sektor Utara, Tengah serta eks kawasan Kanjengan.   

Kepastian ini diperoleh setelah Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Semarang merampungkan proses pengundian lapak pedagang, secara online, yang dilaksanakan di Balai Kota Semarang pada Jumat (24/9) ini. Kepala Disdag Kota Semarang, Fravarta Sadman, mengungkapkan proses pengundian lapak pedagang bakal rampung hari ini.

Baca Juga

“Pedagang yang sudah mendapatkan notifikasi nomor lapak mulai besok sudah bisa melakukan persiapan untuk menempati,” ungkapnya.

Berdasarkan data Disdag Kota Semarang, total ada 3.802 pedagang yang telah terverifikasi dan akan menempati bangunan pasar Johar Baru, yang telah selesai dilakukan pembangunan kembali. Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang memang melakukan proses pengundian lapak pasar secara online dan bisa disaksikan melalui kanal Youtube Pemkot Semarang. Tujuannya untuk menjaga azas transparan dan keadilan.

Sebanyak 3.802 pedagang yang telah terverifikasi untuk pengundian tersebut, selanjutnya bakal mendapatkan notifikasi melalui handphone masing- masing. “Notifikasi itu akan berisi berisi nomor lapak berikut bangunan yang nantinya bakal ditempati oleh pedagang,” lanjutnya.

Terkait dengan bangunan yang bakal ditempati oleh para pedagang juga  telah dilakukan pembagian sesuai zona oleh Disdag Kota Semarang. Favarta mencontohkan untuk bangunan yang berada di atas lahan eks Kanjengan telah dibagi menjadi 15 zona, antara lain meliputi aksesoris, barang pecah belah, hasil bumi kering, sembako, gerabah, dan lainnya.

Sementara untuk bagunan pasar Johar sektor tengah, telah dibagi menjadi sebanyak 17 zonasi yang antara lain meliputi konveksi, dagangan kering, aksesoris, barang pecah belah, dan lainnya. “Sedangkan untuk bangunan pasar Johar Baru sektor utara, juga telah dibagi ke dalam 10 zonasi yang komposisinya, secara umum, hampir sama dengan pembagian zona di bangunan pasar Johar Baru sektor Tengah,” jelasnya.

Untuk proses pemindahan pedagang dari pasar Johar darurat di sekitar kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) ke bangunan pasar Johar Baru, lanjut Fravarta, Disdag Kota Semarang telah berkoordinasi dengan Satpol-PP Pemkot Semarang. Dalam proses pemindahan, diutamakan terlebih dahulu untuk pedagang lama. Jika semua pedagang lama sudah menempati dan tertata dan ternyata masih menyisakan tempat akan rapatkan lagi.

Rapat ini dilakukan untuk menentukan pendaftaran tahap kedua bagi para pedagang, di luar pedagang lama. “Jadi untuk saat ini masih diutamakan bagi pedagang lama terlebih dahulu,” tegasnya.

Sementara untuk para pedagang yang mendapatkan undian di Johar Selatan atapun Shopping Center Johar (SCJ) masih menunggu kesiapan sarana dan prasarana sebelum dilakukan pengundian nomor lapak. Khusus pedagang yang menempati Johar Utara dan Tengah akan dikenakan aturan yang ketat misal dilarang menancapkan paku ataupun menambah bangunan sendiri seperti pasar Johar lama dulu.

Pertimbangannya, sektor Utara dan Tengah merupakan bangunan cagar budaya dan menjadi landmark pasar Johar masih tetap dipertahankan dalam proses revitalisasi atau pembangunan kembali pasar tersebut. “Maka ada aturan tegas yang harus dipatuhi oleh para pedagang di zona tersebut, misalnya menambahkan atau membuat lapak tertutup yang dapat mengurangi estetika cagar budaya tersebut,” tandasnya.

Seperti diketahui, Pasar Johar sebagai pasar tradisional terbesar di Kota Semarang tersebut terbakar hebat pada 10 Mei 2015 silam dan sekitar 7.000 pedagang ikut terdampak. Proses revitalisasi (pembangunan kembali) tahap pertama dilaksanakana oleh Kementerian PUPR dengan menelan anggaran hingga Rp 146 miliar. Sedangkan revitalisasi tahap kedua menelan anggaran hingga Rp 105 miliar.

 
Berita Terpopuler