Pidato Umar bin Khattab yang Menenangkan Rakyatnya

Umar bin Khattab RA terpilih menjadi khalifah menggantikan Abu Bakar.

Karta Raharja Ucu/Republika.co.id
Kubah hijau di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi menjadi tanda di bawahnya terdapat makam Rasulullah saw dan dua sahabat mulia, Abu Bakar dan Umar bin Khattab.
Rep: Alkhaledi Kurnialam Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, Citra Umar bin Khattab sebagai pribadi yang tegas dan keras  sempat dikhawatirkan umat Islam ketika menggantikan Abu Bakar sebagai khalifah. Umar pun menyadari hal tersebut. 

Baca Juga

 

Seperti yang dikisahkan dalam buku 150 kisah Umar bin Khattab oleh Ahmad Abdul Al-Thahthawi sebagai berikut:

Diriwayatkan dari Sa‘id ibn Al-Musayyib, Umar naik ke atas mimbar Rasulullah SAW dan berpidato, Dia berkata, ‘Wahai sekalian manusia, telah sampai kepadaku bahwa kalian merasa takut kepadaku, maka dengarkanlah apa yang kukatakan,” katanya. 

“Saat bersama Rasulullah SAW, aku adalah budak dan pelayannya. Beliau adalah orang yang paling lembut dan halus, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah At-Taubah 128, Amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin,” 

“Maka, aku letakkan sifat kerasku pada kelembutan Nabi SAW.  Hingga aku menjadi pedang yang terhunus di hadapan beliau. Jika berkehendak, beliau akan menyarungkanku. Jika berkehendak, beliau akan membiarkanku, kemudian aku akan melakukan apa yang beliau inginkan. Selama hidup bersama Rasulullah SAW, aku tetap berniat begitu, hingga Allah mewafatkan beliau dan beliau ridha terhadapku. Aku banyak bersyukur kepada Allah atas hal itu, dan karenanya aku berbahagia,” ucapnya. 

“Kemudian diangkatlah Abu Bakar, dan aku yang menjadi pembantunya. Dia sosok yang lembut seperti Rasulullah SAW. Sifat kerasku kucampurkan dengan sifat lembutnya, dan kujadikan diriku pedang yang terhunus di hadapannya. Jika berkehendak, dia akan menyarungkanku. Jika berkehendak, dia akan membiarkanku berlalu. Aku tetap bersamanya hingga Allah mewafatkannya, dan dia ridha terhadapku. Aku sangat bersyukur kepada Allah, dan karenanya aku berbahagia,” katanya.

 

 

“Sekarang, akulah yang menjadi pemimpin bagi kalian. Aku tahu orang-orang ada yang berkata, Umar berlaku keras kepada kita, dan lain sebagainya. Ketahuilah bahwa sifat keras ini telah aku lemahkan, kecuali terhadap orang-orang yang melampaui batas dan berbuat zalim. Dan tidak akan kubiarkan orang-orang berbuat zalim memiliki kesempatan,” 

“Demi Allah, sungguh jika ada seseorang yang berbuat zalim dan melampaui batas terhadap orang-orang yang berpegang teguh pada agamanya, aku akan letakkan pipinya ke tanah, dan kuletakkan kakiku di atasnya, hingga dia mau kembali pada kebenaran. Sebaliknya, aku akan meletakkan pipiku ke tanah jika aku bersikap keras terhadap orang-orang yang menjaga kehormatan dirinya dan tidak berlaku aniaya, hingga mereka meletakkan kaki mereka di atasku,”

"Maka, bertakwalah kalian kepada Allah, dan tolonglah aku untuk kepentingan kalian dengan menahan diri dari menentangku, dan untuk kepentinganku dengan melakukan amar ma'ruf nahi mungkar, serta memberi nasihat terkait kepemimpinan yang aku jalani," ujarnya.

 

Kemudian Umar bin Khattab RA tercatat dalam sejarah sebagai seorang khalifah yang menjadi kekuatan besar baru di wilayah Timur Tengah. Ia menaklukan Kekaisaran Sasaniyah dan bahkan berhasil mengambil alih kepemimpinan dua pertiga wilayah Kekaisaran Romawi Timur. 

 
Berita Terpopuler