Top 5 News: Ustadz Ditembak, Cek Gula Darah dari Ketiak

Penyerangan sejumlah ustadz di berbagai daerah menjadi sorotan masyarakat.

Tangkapan layar akun youtube: Warna Dakwah
Tangkapan layar saat terjadinya penyerangan terhadap Ustadz Chaniago yang sedang berceramah di Batam.
Red: Karta Raharja Ucu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus penyerangan ulama di sejumlah wilayah Indonesia tak berhenti-henti. Dalam beberapa hari terakhir terjadi penyerangan terhadap ustadz, yakni di Kota Tangerang, Provinsi Banten, dan Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Dalam penyerangan di Tangerang, seorang ustadz ditembak oleh orang tak dikenal. Sedangkan di Batam, seorang ustadz yang tengah berceramah di masjid diserang oleh seorang pria.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Abdullah Jaidi meminta aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus penyerangan terhadap ustadz. Permintaan Kiai Jaidi itu menjadi berita terpopuler kedua di daftar top 5 news Republika.co.id sepanjang Rabu (22/9).

Sementara yang merajai klasemen top 5 news datang dari berita kesehatan, yakni tentang tanda gula darah tinggi yang bisa terlihat dari ketiak. Selain dua berita itu, berita soal Brigjen Junior Tumilaar masih menempati lima besar berita terpopuler di Republika.co.id sepanjang 24 jam terakhir.

Berikut daftar top 5 news Republika.co.id pada Rabu, 22 September 2021:

1. Tanda Gula Darah Tinggi Bisa Terlihat dari Ketiak

JAKARTA -- Salah satu pendorong tingkat gula darah melonjak adalah obesitas. Penderita diabetes jarang menunjukkan gejala luka, itulah sebabnya kondisi ini sering dianggap jinak. Namun, jika tidak diobati, diabetes meningkatkan risiko komplikasi kardiovaskular.

American Diabetes Association (ADA) mengatakan satu tanda di leher dan ketiak bisa menjadi tanda peringatan kadar gula darah tinggi yang berbahaya. Diabetes tipe 2, yang biasanya berkembang sekitar usia paruh baya, lebih sering terjadi pada individu yang kelebihan berat badan yang tubuhnya berhenti merespons insulin.

Regulasi insulin yang tidak normal ini menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang signifikan, yang meningkatkan risiko serangan jantung, kebutaan, dan masalah ginjal. Tipe 2 ini dapat terjadi pada tahap kehidupan yang berbeda dan untuk sejumlah alasan yang berbeda.

Dilansir di laman Everyday Health, tanda-tanda awal bahwa kadar gula tidak terkendali mungkin muncul di sekitar leher dan ketiak. ADA memperingatkan bahwa ketika kadar gula darah tinggi secara tidak normal, area tebal kulit dapat terbentuk di bagian belakang leher atau tangan, ketiak, wajah, atau area lainnya.

Baca berita selengkapnya di sini.

2. MUI: Bongkar Aktor Intelektual Penyerangan Ustadz

JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Abdullah Jaidi meminta aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus penyerangan terhadap ustadz yang terjadi di beberapa daerah. Pengusutan tersebut tidak sekadar menangkap pelaku tetapi membongkar aktor intelektualnya.

Untuk diketahui, beberapa hari terakhir terjadi penyerangan terhadap ustadz, yakni di Kota Tangerang, Provinsi Banten, dan Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Dalam penyerangan di Tangerang, seorang ustadz ditembak oleh orang tak dikenal. Sedangkan di Batam, seorang ustadz yang tengah berceramah di masjid diserang oleh seorang pria.

"Kita minta aparat penegak hukum untuk menelusuri dan memproses masalah ini sehingga bisa ketemu aktor intelektualnya. Siapa di belakangnya, siapa yang menyuruh. Tidak sekadar menangkap, karena sudah membuat keresahan di masyarakat," tutur dia kepada Republika.co.id, Selasa (21/9).

Menurut Kiai Jaidi, pelaku harus dihukum karena ini menyangkut keselamatan jiwa seseorang. Dia menuturkan, pelaku penyerangan tersebut tentu tidak serta merta begitu saja melakukan aksi kejinya. Menurutnya, ada dalang di balik penyerangan yang terjadi.

Baca berita selengkapnya di sini.

3. Rumah Zakat Terus Beri Pendampingan kepada BUMMas

TRENGGALEK -- Sebagai upaya memastikan berjalannya program pemberdayaan masyarakat, relawan Rumah Zakat senantiasa melakukan kunjungan sekaligus pendampingan kepada penerima manfaat.

Seperti kali ini, relawan berkunjung ke rumah Uswatun Khasanah, salah seorang anggota Badan Usaha Milik Masyarakat (BUMMas) binaan Rumah Zakat, Jumat (16/9).

Kabar baik pun hadir dari anggota BUMMas. Pasalnya, bulan ini mereka sudah mulai menerima pesanan camilan dari masyarakat.

Uswatun mengatakan bahwa saat ini, permintaan pesanan datang secara online maupun offline.

Baca berita selengkapnya di sini.

4. Diperiksa Puspomad, Junior: Siang Ini Sampai Seterusnya...

JAKARTA -- Inspektur Kodam XIII/Merdeka, Brigjen Junior Tumilaar sudah berangkat ke Jakarta untuk mendatangi Markas Pusat Polisi Militer Angkatan Darat (Puspomad), Jalan Medan Merdeka Timur, Gambir, Jakarta Pusat. Dia rencananya diperiksa penyidik Puspomad terkait surat terbuka yang dikirikan ke Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Disinggung perihal jadwal pemeriksaan, Junior hanya menyebut Rabu (22/9) siang WIB, tanpa menjelaskan jamnya. "Ya, siang siang ini (diperiksa), sampai dengan seterusnya...," kata abiturien Akademi Militer (Akmil) 1988 tersebut saat dikonfirmasi Republika di Jakarta, Rabu.

Junior siap diperiksa dan menerima konsekuensi terkait sikapnya yang menyuarakan kebenaran bagi rakyat kecil. Hanya saja, ia tidak menjelaskan, maksud diperiksa sampai seterusnya tersebut.

Kepala Penerangan (Kapen) Puspomad Letkol Cpm Dwi Indra Wirawan tidak merespon pertanyaan yang diajukan Republika, terkait apakah pemeriksaan terhadap Brigjen Junior berlangsung tertutup atau bisa diliput media.

Baca berita selengkapnya di sini.

5. Mengapa Keluar Air Mata Saat Seseorang Sakaratul Maut?

JAKARTA— Tidak sedikit orang mengisahkan pengalamannya saat melihat orang yang sedang mengalami sakaratul maut menangis menjalaninya.

Berbagai pendapat timbul atas kejadian ini, dari kesakitan karena sakaratul maut hingga soal tahayul. Bagaimanakah pendapat ulama mengenai ini?

Dilansir dari Elbalad, keluarnya air mata saat seseorang sedang mengalami sakaratul maut adalah hal yang normal. Hal ini sama seperti keluarnya kotoran dari tubuh jenazah.

Orang yang telah meninggal, fisiknya juga sudah tidak lagi terpengaruh dengan kondisi sekitar, sehingga tidak bisa merespons apapun seperti tangisan keluarga. 

Kendati demikian, orang yang sedang mengalami sakaratul maut memang akan merasakan kesakitan yang hebat seperti yang dijelaskan dalam hadist Nabi SAW. Sakaratul maut juga disebut sebagai hukuman tersakit untuk manusia sebelum pergi dari alam dunia. 

Baca berita selengkapnya di sini.

BONUS 6. MAKI Serahkan Bukti Percakapan PSM dan ADK Soal 'King Maker'

 JAKARTA -- Masyarakat Anti-Korupsi Indonesia (MAKI) membeberkan bukti-bukti percakapan antara jaksa Pinangki Sirna Malasari, dengan pengacara Anita Dewi Kolopaking terkait ‘King Maker’, dan ‘Bapakku-Bapakmu’. Bukti percakapan itu untuk kasus pengurusan proposal fatwa Mahkamah Agung (MA) untuk membebaskan terpidana korupsi cessie Bank Bali 1999, Djoko Sugianto Tjandra.

Percakapan setebal 140-an halaman tersebut, salah satu bukti-bukti yang MAKI ajukan, dalam gugatan praperadilan terkait penghentian supervisi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kordinator MAKI, Boyamin Saiman, dalam sidang pembacaan permohonan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Selasa (21/9) menjelaskan, salinan percakapan antara Pinangki, dan Anita, adalah salah satu bukti dari MAKI, yang pernah diserahkan ke KPK, September 2020.

Penyerahan bukti percakapan tersebut, kata Boyamin, sebagai lanjutan pelaporan dari MAKI agar KPK melakukan supervisi penyelidikan, dan penyidikan untuk mengungkap ‘King Maker’, dan ‘Bapakku-Bapakmu’ serta inisial lain yang terlibat dalam skandal proposal fatwa MA tersebut.

Namun, kata Boyamin, KPK mengabaikan bukti-bukti percakapan ajuan MAKI tersebut. Padahal, pada 2 Oktober 2020, KPK menyatakan menjadikan salinan perkapan tersebut, sebagai bukti-bukti awal bagi KPK, untuk melakukan supervisi dalam pengungkapan ‘King Maker’, dan ‘Bapakku-Bapakmu’.

Baca berita selengkapnya di sini.

 
Berita Terpopuler