Alkohol Bisa Sebabkan Penyintas Alami Gejala Long Covid-19

Banyak pasien masih merasakan beberapa gejala covid-19 setelah sembuh.

Max Pixel
Covid 19 (ilustrasi)
Rep: Dadang Kurnia Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dokter spesialis paru Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Alfian Nur Rosyid mengatakan, pada beberapa kasus Covid-19, pasien masih merasakan beberapa gejala, sekalipun telah dinyatakan negatif dari virus SARS-CoV-2. Kondisi tersebut dikenal dengan istilah long Covid-19, bila gejala sisa terasa sampai melebihi 3 bulan.

Baca Juga

Apa sebabnya long Covid-19? Alfian mengatakan sel-sel pasien dapat rusak meskipun hasil swabnya sudah negatif. Sel yang sudah rusak tidak bisa kembali sempurna dan menyisakan gejala pada penyintas Covid-19.
 
Long Covid-19 itu berarti pasien sudah sembuh dari Covid-19 namun masih memiliki tanda atau gejala sisa virus tersebut,” kata Alfian, Selasa (21/9).
 
Alfian menambahkan, risiko long Covid-19 juga dapat terjadi pada pasien dengan riwayat peminum alkohol. Mereka yang sebelum terpapar Covid-19 sering mengonsumsi alkohol, dapat memperparah kerusakan sel tubuh. Seperti rusaknya fungsi liver, paru, dan organ-organ lainnya.
 
Upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah long Covid-19 di antaranya adalah pasien tidak malas bergerak sesuai dengan kemampuan meskipun saat di ruang isolasi rumah sakit. Kemudian, long Covid-19 dapat dicegah dengan rutin konsumsi obat yang diberikan dokter, serta menghindari stres dan kecemasan.
 
"Setelah pasien pulang dari rumah sakit, dia harus tetap sedapat mungkin melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuan, melakukan rehabilitasi fisik, berjemur dipagi hari, konsumsi multivitamin dan suplemen, terus berpikir positif, serta berdoa,” ujar Alfian.
 
 
 
 

lfian menjelaskan, gejala long Covid-19 di antaranya mengganggu pernapasan. Batuk dan sesak menjadi gejala yang sering dirasakan penyintas yang mengalami gejala long Covid-19. Selain masalah pernapasan, kata dia, pasien long Covid-19 juga dapat mengalami keluhan pada organ lain. Seperti badan yang terasa cepat capek, lemas, sakit kepala, diare, dan sebagainya.
 
"Meskipun demikian, intensitasnya bisa jauh lebih berkurang dibandingkan ketika pasien masih terjangkit virus corona," ujar Alfian.
 
Alfian menjelaskan, berdasarkan beberapa jurnal dan literatur, penyebab long Covid-19 di antaranya berhubungan dengan faktor usia. Gejala long Covid-19 sering kali dirasakan pasien penyintas Covid-19 yang usianya tua. Misalnya di atas 80 tahun.
 
Selain itu, lanjut Alfian, long Covid-19 juga berhubungan dengan derajat berat-ringannya pasien ketika dirawat saat terpapar Covid-19. Terutama apabila pasien memiliki komorbid termasuk terjadinya pneumonia pada paru.
 
“Risiko lain yakni pada pasien yang sempat dirawat di ICU dan mengalami badai sitokin. Kondisi tersebut dapat merusak paru dan sel lainnya,” kata Alfian

 
Berita Terpopuler