Vaksin Covid-19 Pfizer Kemungkinan Bisa untuk Bayi 6 Bulan

Pfizer berencana mengajukan permohonan izin penggunaan vaksin Covid-19 pada bayi.

EPA-EFE/GEORGI LICOVSKI
Vaksin Covid-19 Pfizer-BioNtech. Dalam dua bulan ke depan, Pfizer akan mengajukan permohonan izin untuk dapat memberikan vaksin Covid-19 buatannya kepada bayi di AS.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Amerika Serikat (AS) saat ini tengah menyusun rencana baru terkait program vaksinasi Covid-19. Dalam rencana baru ini, vaksin Covid-19 Pfizer mungkin bisa diberikan pada anak berusia enam bulan ke atas.

Saat ini, Pfizer dikabarkan berencana mengajukan permohonan izin untuk dapat memberikan vaksin Covid-19 buatannya kepada bayi di AS. Chief Financial Officer Pfizer Frank D'Amelio mengatakan, pengajuan ini rencananya akan dilakukan dalam dua bulan ke depan.

"Kami memperkirakan akan memiliki data untuk anak-anak berusia enam bulan dan lima tahun yang akan kami ajukan ke FDA," ujar D'Amelio, seperti dilansir The Sun, Jumat.

Data tersebut diperkirakan akan diberikan sekitar beberapa pekan setelah mereka memberikan data mengenai anak berusia 5-11 tahun kepada FDA. Bila mendapatkan persetujuan FDA, bayi dan balita akan diberikan dosis vaksin yang jauh lebih kecil dibandingkan orang dewasa.

Anak dalam kelompok usia bayi dan balita hanya akan mendapatkan dosis vaksin sebesar 3 mikrogram. Sedangkan anak berusia 6-11 tahun akan mendapatkan dosis sebesar 10 mikrogram. Anak berusia di 12 tahun ke atas dan orang dewasa mendapatkan dosis vaksin penuh sebesar 30 mikrogram.

AS telah memberikan vaksin Covid-19 kepada anak berusia 12 tahun ke atas sejak musim panas. Inggris juga akan mulai memberikan vaksin Covid-19 kepada anak berusia 12-15 tahun. Vaksin yang akan diberikan kepada para remaja Inggris adalah vaksin Covid-19 Pfizer.

Baca Juga

Keputusan tersebut diambil setelah Inggris mempertimbangkan risiko dan manfaat yang mungkin didapatkan oleh anak. Pertimbangan ini dilakukan dengan memperhitungkan dampak yang dirasakan oleh anak-anak karena melewatkan banyak kesempatan untuk bersekolah secara optimal di masa pandemi Covid-19.

Keputusan ini cukup lama diambil karena Inggris mempertimbangkan risiko inflamasi jantung (miokarditis) yang berkaitan dengan vaksinasi. Sebetulnya, risiko miokarditis ini sangat kecil dan mayoritas anak yang sudah mendapatkan vaksin Covid-19 tak mengalami efek samping berarti.

Oleh karena itu, manfaat yang mungkin didapatkan oleh anak dari vaksinasi Covid-19 dinilai lebih besar dibandingkan dengan risikonya. Akan tetapi, para ahli menilai vaksin Covid-19 untuk anak cukup diberikan sebanyak satu dosis saja.

Pemberian satu dosis tampak memicu imunitas yang lebih tinggi pada kelompok usia tersebut. Di Inggris, anak berusia 12-15 tahun dapat membuat keputusan sendiri terkait vaksinasi tanpa persetujuan orang tua. Mereka bisa memilih untuk divaksinasi atau tidak bila sudah benar-benar memahami risiko yang mungkin terjadi terkait vaksinasi.

 
Berita Terpopuler