Kiriman Minyak Iran Mulai Berangkat ke Lebanon

Pengiriman pertama bahan bakar Iran ke Lebanon melalui Suriah

REUTERS/Jon Nazca
Kapal tanker minyak Iran, ilustrasi
Rep: Dwina Agustin Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Hizbullah mengatakan telah menerima pengiriman pertama bahan bakar Iran melalui Suriah pada Kamis (16/9). Truk-truk minyak akan menggunakan penyeberangan ilegal al-Shawaghir, yang terletak di desa Hosh el Sayed Ali, Lebanon, untuk mengangkut minyak dari Suriah.

Sumber dari kelompok yang didukung Iran mengatakan kepada Middle East Eye, setidaknya 60 hingga 65 truk yang membawa 50 ton minyak diesel masing-masing akan menyeberang ke Lebanon dalam 24 jam ke depan. Sebelumnya, Siaran TV Hizbullah, al-Manar, mengatakan konvoi setidaknya 20 truk tanker yang membawa bahan bakar Iran telah memasuki Lebanon dari Suriah.

Gambar yang diposting daring oleh al-Manar menunjukkan tanker bahan bakar memasuki Lebanon. Pejabat Hizbullah membawa bendera dan spanduk menunggu untuk merayakan kedatangan truk.
 
Awal pekan ini, Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan bahwa sebuah kapal bahan bakar Iran telah berlabuh di pelabuhan Suriah Baniyas akhir pekan. "Diharapkan pengangkutan bahan bakar akan dimulai pada Kamis," kata Nasrallah dalam pidato televisi pada 13 September.

Nasrallah mengatakan bahan bakar akan dibawa melalui darat ke wilayah Baalbek, di lembah Bekaa timur Lebanon, di mana akan disimpan sebelum didistribusikan. "(Hizbullah) tidak ingin membuat bisnis dari ini tetapi ingin membantu meringankan kesulitan rakyat," katanya.

Menurut Nasrallah bahwa bahan bakar Iran akan didistribusikan secara gratis ke institusi, termasuk rumah sakit negara, panti jompo, panti asuhan dan Palang Merah. Sisanya akan dijual di bawah harga pasar ke toko roti, rumah sakit swasta, atau perusahaan yang menjalankan generator swasta.
 

Baca Juga

Kicauan akun Twitter TankerTrackers.com pada Selasa (14/9), mengonfirmasi visual dari sebuah kapal tanker Iran, yang diidentifikasi sebagai Faxon, yang sedang menggunakan bahan bakar minyak di Baniyas. Layanan pelacakan pengiriman minyak daring ini mengatakan, kapal itu sedang mengeluarkan 33.000 metrik ton bahan bakar, yang akan membutuhkan 1.310 truk untuk mengirimkannya melalui darat ke Lebanon.

Beberapa pihak menentang upaya tersebut dengan menyatakan minyak Iran akan berisiko mengekspos Lebanon pada sanksi Amerika Serikat (AS). Bulan lalu, Nasrallah mengumumkan bahwa muatan kapal bahan bakar untuk Lebanon akan berangkat dari Iran yang bertentangan dengan sanksi AS.

Hanya saja, Lebanon sedang bergulat dengan krisis keuangan yang dicap oleh Bank Dunia sebagai salah satu yang terburuk di dunia sejak tahun 1850-an. Pound Lebanon telah kehilangan lebih dari 90 persen nilainya sejak akhir 2019, meninggalkan empat dari lima penduduk di bawah garis kemiskinan.

Krisis semakin dalam ketika bank sentral mulai menghapus subsidi untuk menopang cadangan mata uang asingnya yang semakin menipis. Kondisi itu membuat biaya impor bahan bakar lebih mahal dan menyebabkan kekurangan yang meluas, dengan pemadaman listrik yang berlangsung hingga 22 jam sehari dan bahan bakar untuk generator pribadi semakin langka. 

 
Berita Terpopuler