4 Cara Membangun Rumah Tangga Muslim Bahagia

Pernikahan yang bahagia dan sehat tidak terjadi begitu saja.

MGROL100
4 Cara Membangun Rumah Tangga Muslim Bahagia
Rep: Idealisa Masyrafina Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Seperti kebanyakan hal indah dalam hidup, pernikahan yang bahagia dan sehat tidak terjadi begitu saja.  

Baca Juga

Allah SWT berfirman:

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah bahwa Dia menciptakan untukmu pasangan dari jenismu sendiri, agar kamu tinggal dalam kedamaian dan ketenangan bersama mereka, dan Dia menjadikan cinta dan kasih sayang di antara (hatimu): Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berpikir." (Ar-Rum, 30:21)

Perdamaian, ketenangan, belas kasihan, dan cinta adalah hal-hal yang kebanyakan dari kita yang sudah menikah renungkan. Berikut cara membangun pernikahan yang bahagia sesuai Alquran dan hadits, dilansir di About Muslim, Ahad (5/9): 

1. Membangun fondasi

Mendirikan pernikahan berdasarkan cinta Allah. Dengan demikian fondasi yang kukuh antara dua orang dapat menjadi sederhana di hari-hari awal pernikahan. Jadikan pernikahan sebagai ibadah. Saling mencintai karena Allah. 

Lakukan hal-hal untuk satu sama lain untuk mencari keridhaan Allah. Ketika kita melakukan sesuatu bukan demi pasangan kita, tetapi mencari keridhaan Allah, pahala kita tidak akan pernah hilang. 

Infografis Contoh Sikap Sayang Nabi pada Istri. Ilustrasi pasangan suami istri Muslim. - (Republika.co.id)

 

2. Buatlah kerangka

Setelah fondasi yang kukuh didirikan berdasarkan cinta timbal balik demi Allah dan mencari keridhaan-Nya, kerangka pernikahan perlu dinaikkan. Bagaimana Anda akan menjalankan rumah? Siapa yang membayar tagihan? Siapa yang melakukan apa di sekitar rumah? 

Tidak dapat dihindari, dua orang yang menjalin hubungan akan berargumentasi dalam menentukan sesuatu. Beberapa orang menjadi marah jika tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan. 

Beberapa orang bahkan menggunakan manipulasi atau paksaan. Ini hanya mengarah pada perasaan terluka dan kebencian, dan kerangka pernikahan yang goyah.

Berdebatlah dengan sopan santun, seperti yang diajarkan dalam Alquran:

"Ajaklah ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang terbaik. Sesungguhnya Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya, dan Dia lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk." (16:125)

Jadilah orang pertama yang meminta maaf. Nabi Muhammad bersabda:

"Aku menjamin sebuah rumah di Jannah (Surga) bagi orang yang berhenti berdebat, meskipun dia berada di pihak yang benar; dan ku jamin rumah di tengah Jannah bagi orang yang meninggalkan kebohongan meskipun bercanda/demi kesenangan; dan ku jamin rumah di surga tertinggi bagi orang yang berakhlak mulia. (Abu Dawud, 4800)

Menjadi orang pertama yang mengatakan Anda salah bahkan ketika Anda tahu Anda salah, tidak hanya menjamin Anda memiliki rumah di surga, tetapi juga membantu meredakan pertengkaran. Dengan mengakui kesalahan, Anda menciptakan suasana di mana diskusi dapat berlangsung secara terbuka dan bebas dari sikap defensif.

 

3. Memasang atap

Anda mendirikan fondasi yang dibangun di atas cinta Allah, mengarahkan argumen dengan sopan santun. Memasang atap antibocor tampak jelas, tetapi bahan yang dibutuhkan sangat sederhana sehingga sering diabaikan.

Sering menyapa satu sama lain dengan kata-kata yang baik. Bagaimana mungkin Anda tidak mencintai seseorang yang sering dan tulus mendoakan Anda?

Sering-seringlah tersenyum pada mereka. Nabi (SAW) berkata:

"Senyummu untuk saudaramu (atau saudara perempuanmu) adalah amal." (At-Tirmidzi)

Pasangan Anda membutuhkan amal Anda dan wajah yang baik untuk bertemu dengan mereka. Beri tahu mereka Anda peduli pada mereka. Jangan hanya berasumsi mereka mengetahuinya.

Jika Anda suka mendengarnya, kemungkinan besar, begitu juga pasangan Anda. Lihatlah pasangan Anda dengan cinta. 

Nabi Muhammad berkata: “Ketika seorang suami dan istri saling memandang dengan cinta, Allah [akan] memandang mereka dengan belas kasihan.” (Dikutip dalam al-Jami` al-Saghir karya Imam Suyuti)

 

4. Mempertahankan

Setelah pernikahan dibangun, pekerjaan belum berakhir. Terkadang atap perlu diganti. Di lain waktu ada retakan di fondasi. Pemeliharaan adalah fakta kehidupan.

Jadi terus lakukan semua hal ini dalam hal mencintai karena Allah, tersenyum, menyapa dengan salam, berdebat dengan sopan santun, memaafkan dan mengakui kesalahan, dan sebagainya, pastikan untuk bekerja ketika perbaikan besar perlu dilakukan. 

Dan ingat, bahwa Allah memberitahu kita dalam Alquran:

"Mereka (istri-istrimu) adalah pakaianmu dan kamu adalah pakaian bagi mereka." (Al Baqarah: 187).

Suami-istri (ilustrasi) - (republika)

 
Berita Terpopuler